tirto.id - Kaesang Pangarep tancap gas 'memanaskan mesin' politik usai didapuk sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Senin, 25 September 2023. Putra bungsu Presiden Joko Widodo itu, terlihat beberapa kali melakukan safari politik ke organisasi-organisasi relawan pendukung Jokowi.
Pada Kamis, 28 September 2023, Kaesang merapat ke Kramat Batu Dalam, Cilandak, Jakarta Selatan. Bersama sang istri dan beberapa petinggi PSI, ia melakukan pertemuan dengan relawan Arus Bawah Jokowi (AJB).
Dalam pertemuan singkat tersebut, Kaesang mengajak relawan, untuk maju menjadi calon legislatif (caleg) lewat partainya di Pemilu 2024. Kaesang juga terang-terangan meminta dukungan kepada AJB untuk meloloskan dan memenangkan PSI di Pemilu 2024.
“Di sini saya meminta dukungan, bantuan dari teman-teman ABJ bukan hanya untuk Depok, tapi untuk seluruh Indonesia. Untuk memenangkan PSI di 2024. Sekali lagi mohon bantuannya, mohon support-nya,” kata dia dalam konferensi pers, Kamis (28/9/2023).
Selang sehari berikutnya pada Jumat, 29 September 2024, pria kelahiran 1994 itu kembali melakukan pertemuan dengan tiga organisasi relawan Jokowi sekaligus. Ketiganya adalah: Pertiwi Indonesia, Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH), dan Solidaritas Ulama Muda Jokowi (SAMAWI).
“Jadi saya rasa, saya harus belajar banyak dari para ketua umum dari relawan pak presiden, Jadi balik lagi saya butuh banyak belajar,” kata Kaesang saat disinggung alasan sering melakukan pertemuan dengan relawan Jokowi.
Juru Bicara DPP PSI, Ariyo Bimo menyampaikan, Kaesang selalu menganggap relawan adalah bagian penting dari proses terpilihnya orang-orang hebat dalam pemilu, termasuk Jokowi. Sehingga sangat wajar, dalam menghadapi pemilu, Kaesang sebagai ketum PSI melakukan silaturahmi politik kepada kelompok-kelompok relawan yang secara strategis ikut memenangkan Jokowi dalam pemilu-pemilu sebelumnya.
“Bro Kaesang menganggap para kelompok relawan termasuk aktor-aktor terpenting yang akan memastikan keberlanjutan Jokowisme yang didengungkan oleh PSI," jelas Ariyo kepada reporter Tirto, Senin (2/10/2023).
Karena itu, kata Ariyo, Kaesang ingin relawan Jokowi menjadi mitra strategis yang ikut meloloskan PSI ke Senayan. Karena jika dilihat dalam catatan perolehan suara di Pemilu 2019, PSI baru mendapatkan 2.650.361 suara atau hanya 1,89 persen.
Posisi PSI berada di peringkat 3 dari daftar partai yang tidak lolos parlemen di Pemilu 2019. Sementara pada tahun ini, Kaesang sendiri mengejar target sebanyak 4 persen di Pemilu 2024 agar lolos parlemen.
Bagian Konsolidasi Kemenangan
Wakil Ketua DPW PSI DKI, Emka Farah Mumtaz mengatakan, safari politik yang dilakukan oleh Kaesang adalah bagian dari konsolidasi kemenangan. Apalagi energi dan kekuatan besar yang men-support PSI salah satunya adalah para relawan Jokowi.
“Sebenarnya selama ini [relawan Jokowi] sudah jadi sahabat PSI juga. Ini bagian dari konsolidasi kemenangan," kata pria yang akrab disapa Gus Mumtaz kepada Tirto, Senin (2/10/2023).
Dia menyampaikan, seharusnya yang menjadi sorotan saat ini tidak hanya manuver safari politik yang dilakukan oleh Kaesang. Karena ini adalah hal yang lumrah ketika semua melakukan pendekatan apalagi mendekati pemilu.
Akan tetapi, poin pentingnya adalah lebih ke apa yang disampaikan Kaesang, yakni ingin membawa politik yang tidak melulu serius, tapi menyenangkan dan penuh kegembiraan. Dan ingin meyakinkan bahwa politik ini merupakan instrumen yang apabila dipakai untuk hal positif akan berdampak positif juga.
“Terutama kepada pemuda di tengah stigma politik yang terlanjur penuh dengan intrik dan kebencian,” kata Mumtaz.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam mengamini, masuknya Kaesang ke PSI akan membuka peluang besar untuk penetrasi lebih jauh ke segmen pemilih loyal Jokowi. Baik di Jawa maupun luar Jawa, khususnya di Sumatera Utara di barat Indonesia dan juga wilayah Indonesia Timur.
“Janji Kaesang untuk meloloskan PSI dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen, besar kemungkinan akan mendorong terjadinya operasi politik yang masif yang didukung oleh kekuasaan, karena hal ini menyangkut karier dan kredibilitas politik putra sang penguasa," kata Ahmad.
Di satu sisi, kata Ahmad, ini menjadi angin segar bagi PSI yang akan semakin dinamis dan kompetitif. Namun di sisi lain, manuver ini juga perlu menjadi peringatan politik dini (early political warning) terutama bagi mesin politik PDIP yang berpotensi tergerus suaranya oleh agresivitas mesin politik PSI ini.
Apalagi, efek ekor jas (coat tail effect) Jokowi yang dalam Pemilu 2014 dan 2019 lebih banyak dinikmati PDIP. Tapi kali ini berpeluang tergerus akibat dilumpuhkan oleh seruan dan ajakan Kaesang kepada para seluruh jaringan relawan Jokowi untuk berjuang bersama di PSI.
Hal itu juga dikonfirmasi oleh masifnya sejumlah baliho dan street media lainnya yang menegaskan pesan kedekatan Projo dan relawan Jokowi lainnya dengan PSI.
“Artinya, potensi naiknya elektabilitas PSI berpeluang menciptakan 'kanibalisme elektoral' pada basis pemilih PDIP. Sebab, keduanya memiliki basis pemilih bercorak nasionalis yang relatif serupa," katanya.
Kendaraan Jokowi Usai Tak jadi Presiden?
Pemerhati politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo melihat, PSI akan menjadi kendaraan Jokowi usai tidak menjabat sebagai presiden. Skenarionya, bisa jadi ketika Prabowo Subianto menang, kemudian PSI mendapat tiket di kabinet.
“Paling tidak bisa kita buktikan nanti seberapa besar pengaruh Jokowi itu, apakah pengaruhnya lebih besar dari PDIP? Berarti, kan, suaranya akan ada di atas PDIP atau tidak. Mari kita liat nanti apakah relawan ini benar-benar bisa mendapatkan vote besar,” jelas Kunto kepada Tirto, Senin (2/10/2023).
Sementara untuk skenario besarnya, tentu saja para relawan pendukung Jokowi yang saat ini juga mendukung PSI masih menunggu perintah atau arahan langsung dari Jokowi. Karena, perintah mantan Wali Kota Solo itu berkali-kali menyebutkan “Ojo Kesusu” saat menghadiri rakernas relawan.
“Perintahnya selalu 'Ojo Kesusu' jangan buru-buru. Kalau Kaesang sudah mengajak mungkin beda cerita lagi,” kata dia.
Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menambahkan, politik yang digunakan PSI memang demikian adanya. Karena yang diinginkan PSI adalah bagaimana para relawan pendukung Jokowi itu mendukung PSI untuk bergabung secara langsung atau menjadi pemilih di PSI di 2024.
“Makanya pendekatannya yang digunakan Kaesang itu mendekati beberapa kelompok relawan yang menjadi bagian dari Jokowi,” ujarnya kepada Tirto, Senin (2/10/2023).
Tentu, kata Arifki, hal ni menjadi poin penting dalam agenda politik yang dipilih oleh Kaesang apakah ini untuk naikkan elektabilitas PSI atau upaya PSI lolos ke parlemen pada Pemilu 2024.
“Ini sebuah bagian terpisahkan karena peluang relawan yang belum tergabung ke partai politik manapun masih partisipan dengan Jokowi, makanya dimanfaatkan oleh Kaesang,” kata Arifki.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz