Menuju konten utama

Garuda Indonesia Akan Tambah 7 Pesawat hingga Akhir Tahun 2025

Hingga Agustus 2025, Garuda Indonesia telah menambah 5 armada baru.

Garuda Indonesia Akan Tambah 7 Pesawat hingga Akhir Tahun 2025
Pekerja membongkar muat kargo dari pesawat Garuda Indonesia setibanya di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (22/5/2021). ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.

tirto.id - Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Reza Aulia Hakim, menyampaikan bahwa perusahaannya akan menambah tujuh armada baru pada akhir tahun 2025. Saat ini, lima armada telah berhasil dibeli hingga Agustus 2025, dan dua lainnya akan dibeli secara bertahap.

"Di bawah manajemen yang baru, hingga Agustus 2025, Garuda Indonesia telah menambah lima armada baru. Sehingga total kekuatan kami menjadi 78 armada. Ini merupakan penambahan pesawat terbanyak di Garuda Indonesia pasca pandemi COVID-19," kata Reza saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, di Kompleks Perlemen, Senayan, Senin (22/9/2025).

Kebijakan tersebut, menurut Reza, menjadi bagian penambahan armada Garuda Indonesia secara jangka panjang, yang akan dilakukan secara bertahap. Hal ini juga untuk memaksimalkan potensi pasar maskapai agar berfokus menjalankan program strategis yang bertumpu kepada pilar evaluasi finansial dan operasional, akselerasi kinerja dan ekspansi jaringan.

"Penambahan armada secara bertahap guna meningkatkan kapasitas produksi dan menangkap potensi pertumbuhan market," paparnya.

Selain itu, Reza menambahkan bahwa Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani bertolak ke AS untuk melakukan diskusi lanjutan dengan Boeing terkait rencana pembelian pesawat.

Keberangkatan Wamildan bersamaan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke AS yang saat ini sedang berlangsung. Diketahui, kunjungan Wamildan memang dalam rangka menjajaki kerja sama dengan pabrikan pesawat asal AS itu untuk menambah armada secara jangka panjang.

"(Kunjungan Wamildan) agar Garuda Indonesia mendapatkan kepastian jumlah pesawat dan tentunya harga yang lebih kompetitif, untuk keperluan bekerja sama jangka panjang ini lah Bapak Direktur Utama kami hari ini mendampingi Bapak Presiden Republik Indonesia dalam lawatan beliau ke Amerika Serikat," ujarnya.

"Untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan armada dari Boeing," tambahnya.

Sebagai informasi, rencana pembelian pesawat dari AS tertuang dalam kesepakatan tarif impor antara Indonesia dengan AS. Presiden Donald Trump mengatakan, pihaknya telah mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan Indonesia dan akan menetapkan tarif impor sebesar 19 persen.

Selain itu, salah satu poin kesepakatan yang dibocorkan Trump yakni maskapai Indonesia akan membeli 50 pesawat Boeing 777 dari AS.

Baca juga artikel terkait GARUDA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Natania Longdong

tirto.id - Insider
Reporter: Natania Longdong
Penulis: Natania Longdong
Editor: Hendra Friana