tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa PT Freeport Indonesia telah berhenti beroperasi selama tiga minggu. Alasannya, pemerintah dan Freeport masih mencari lima pekerja yang terjebak longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, Mimika, Papua Tengah.
"Kita sudah memutuskan untuk me-stop seluruh aktivitas produksi, dan kita seluruh fokuskan semuanya, membawa peralatan, waktu, tenaga, semua kita fokuskan untuk pencarian pekerja, yang terjebak di dalam underground. Dan sekarang sampai dengan hari ini belum berproduksi," kata Bahlil pada wartawan di Kementerian ESDM, Jumat (27/9/2025).
Bahlil juga menjelaskan bahwa produksi berhenti total selama tiga minggu, dan tentunya berdampak pada pendapatan negara.
"Sudah tentu kejadian ini, karena produksi dalam waktu hampir tiga minggu ini tidak terjadi, pasti berdampak pada produktivitas dan dampaknya juga kepada pendapatan. Baik pendapatan daerah maupun pendapatan perusahaan," papar Bahlil.
Meski demikian, Bahlil juga menyampaikan duka citanya terhadap bencana longsor yang terjadi di Freeport, yang telah merenggut nyawa dua pekerja. Diketahui, pekerja Freeport yang ditemukan tertimbun material basah di lokasi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave Tembagapura bernama Irawan (46) dan Wigih Hartono (37).
Dalam kesempatan yang sama, Bahlil menanggapi pernyataan Freeport McMoRan Inc, yang menyebutkan kondisi force majeure atau keadaan kahar. Menurut Bahlil, hal tersebut tentu berkaitan dengan aktivitas produksi yang berhenti selama tiga minggu.
Menteri ESDM itu pun berharap agar proses penanganan longsor yang terjadi di area tambang dapat segera terselesaikan. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Clayton Allen Wenas atau Tony Wenas, serta tim Kementerian ESDM yang berada di lokasi.
"Saya berkoordinasi terus, dan tim saya juga di sana, Direktur Inspektur Tambang dan beberapa Inspektur Tambang lain ada di lokasi, di Tembagapura, melaporkan bahwa proses masih terus berjalan," papar Bahlil.
Seperti diberitakan sebelumnya, Freeport McMoRan Inc, pada Rabu (24/9/2025) mengumumkan keadaan kahar atau force majeure di tambang Grasberg, Papua Tengah.
Awal bulan ini, perusahaan tersebut menghentikan sementara penambangan di Grasberg setelah aliran material basah menghalangi akses ke beberapa bagian tambang bawah tanahnya, sehingga membatasi rute evakuasi bagi tujuh pekerja. Freeport juga pekan lalu menemukan dua anggota tim yang tewas dalam insiden tersebut.
Melansir dari Reuters, Jumat (26/9/2025), perusahaan tersebut menyatakan bahwa pemulihan dan peningkatan operasi akan dilakukan secara bertahap di Grasberg—salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia— dan kemungkinan operasi akan terjadi pada paruh pertama tahun 2026.
Penulis: Natania Longdong
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































