tirto.id - Harga logam mulia seperti emas dan perak mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa waktu terakhir, mencatatkan level tertinggi sepanjang tahun 2025. Kenaikan ini dipicu oleh berbagai faktor global, termasuk ketidakpastian ekonomi dan konflik geopolitik. Lantas, mana yang paling menguntungkan untuk jadi investasi?
Para analis mencatat bahwa permintaan terhadap logam mulia meningkat tajam, baik dari sektor industri maupun investor ritel. Di Indonesia, harga emas batangan Antam dan UBS turut merangkak naik, mencerminkan tren global yang sedang berlangsung.
Tren meningkatnya permintaan atas emas, yang dikenal sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan krisis, membuatnya jadi primadona di pasar komoditas internasional.
Di sejumlah negara, lonjakan harga emas dan perak turut didorong oleh melemahnya nilai tukar mata uang utama serta kebijakan suku bunga rendah.
Fenomena ini membuka peluang besar bagi masyarakat yang ingin berinvestasi dalam logam mulia. Selain sebagai instrumen lindung nilai, emas dan perak kini dianggap sebagai aset strategis jangka panjang.
Dengan harga yang terus menanjak, banyak investor mulai mempertimbangkan diversifikasi portofolio ke sektor komoditas, khususnya logam mulia, untuk menjaga stabilitas keuangan di tengah ketidakpastian global.
Emas dan Perak, Mana Investasi yang Lebih Menguntungkan?
Emas dan perak adalah dua jenis logam mulia yang sering dipilih sebagai investasi jangka panjang. Keduanya memiliki nilai intrinsik dan dianggap sebagai aset aman saat kondisi ekonomi tidak stabil. Namun, banyak orang bertanya-tanya, mana yang lebih menguntungkan antara emas dan perak?
Emas dikenal lebih stabil dan memiliki harga yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Selain itu, emas lebih mudah dijual dan diterima secara luas di pasar internasional.
Karena harganya tinggi, emas cocok untuk penyimpanan kekayaan dan investasi jangka panjang yang minim risiko.
Sementara itu, perak punya keunggulan dari sisi harga yang lebih terjangkau dan potensi kenaikan yang lebih besar.
Perak juga banyak digunakan di industri teknologi, medis, dan energi, sehingga permintaannya terus meningkat. Meski lebih fluktuatif, perak bisa memberikan keuntungan tinggi jika dibeli saat harga rendah.
Jadi, jika kamu mencari investasi yang aman dan stabil, emas bisa jadi pilihan utama. Tapi jika ingin peluang keuntungan lebih besar dengan modal lebih kecil, perak layak dipertimbangkan.
Kenapa Harga Emas dan Perak Naik?
Harga emas dan perak naik karena faktor global seperti ketegangan geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan meningkatnya permintaan investor terhadap aset aman.
Melansir AOL, belakangan ini harga emas dunia mencetak rekor tertinggi, menembus angka US$4.162 per troy ounce atau sekitar Rp2,43 juta per gram.
Lonjakan ini terjadi karena banyak investor mencari perlindungan dari ketidakpastian ekonomi global, termasuk konflik internasional dan ancaman resesi. Emas dikenal sebagai aset safe haven, sehingga permintaannya melonjak saat kondisi ekonomi tidak stabil.
Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral di berbagai negara turut mendorong harga emas naik. Suku bunga rendah membuat investor mengalihkan dana ke aset yang lebih stabil seperti logam mulia.
Di Indonesia, harga emas batangan Antam juga ikut naik, bahkan mendekati Rp2 juta per gram.
Harga perak pun ikut terdongkrak karena mengikuti tren emas. Perak mengalami kenaikan hingga 42 persen secara tahunan, dan banyak digunakan di sektor industri seperti elektronik dan medis.
Ketika harga emas terlalu tinggi, sebagian investor beralih ke perak sebagai alternatif investasi yang lebih terjangkau namun tetap menguntungkan.
Ingin mengetahui informasi lebih lanjut seputar emas dan perak? Klik tautan link berikut ini:
Penulis: Yulita Putri
Editor: Rizal Amril Yahya & Dicky Setyawan
Masuk tirto.id


































