tirto.id - Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2025 mengalami perlambatan dibandingkan dengan kuartal II-2025, dari 5,12 persen menjadi 4,99 persen.
"Kami melihat di sisa tahun ini pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV akan sedikit di bawah 5 persen, 4,99 persen di kuartal III," ujar Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede dalam PIERE Economic Review 1H2025, Senin (11/8/2025).
Tak hanya di kuartal III, pada kuartal IV-2025 PIER juga memproyeksikan adanya stagnansi perekonomian dibandingkan kuartal sebelumnya di mana pertumbuhan hanya diproyeksikan di level 5,0 persen.
Josua menjelaskan, perlambatan pertumbuhan ekonomi di sisa tahun ini disebabkan oleh mulai berlakunya tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). Pemberlakuan tarif ini berdampak pada penurunan ekspor yang sebelumnya berkontribusi besar sebagai pendorong pertumbuhan perekonimian.
Di sisi lain, ia melihat bahwa penerapakan kesepakatan dagang dan tarif sebesar 19 persen dengan AS ini akan mendorong peningkatan impor di dalam negeri. Hal ini akan berdampak pada kinerja sektor industri nasional.
"Akan ada potensi peningkatan impor. Kami dengan skema sebelumnya memproyeksikan akan ada penurunan, tapi dengan kesepakatan terbaru akan ada peningkatan impor, ini akan berdampak pada current account balance Indonesia," ujarnya.
Namun, di sisi inflasi diproyeksikan masih berada dalam target Bank Indonesia di 3,12 persen. PIER memprediksi inflasi di kuartal III akan tumbuh 2,26 persen dan 2,31 persen di kuartal IV.
Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II dan IV-2025 menurut Josua masih akan ditopang oleh konsumsi dan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
"Kami melihat penopang pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV masih di konsumsi dan PMTB," ucapnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































