Menuju konten utama

Ekonom Ramalkan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di Bawah 5%

Pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 yang akan diumumkan BPS diramal akan melambat.

Ekonom Ramalkan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di Bawah 5%
Pedagang melayani warga yang berbelanja sayur di pasar tradisional Gamalama Ternate, Maluku Utara, Kamis (7/8/2025). ANTARA FOTO/Andri Saputra/agr

tirto.id - Sejumlah ekonom menilai kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 (Q3 2025) lebih berat dibandingkan periode sebelumnya. Karena itu, pertumbuhan ekonomi untuk periode Juli-September 2025 diperkirakan akan berada di bawah capaian kuartal II 2025 (Q2 2025), ketika ekonomi masih berhasil tumbuh di level 5,12 persen.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menjadi salah satu pihak yang memprediksi bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 akan tumbuh melambat, yakni hanya sekitar 4,86-4,90 persen.

"Terlepas dari angka pertumbuhan yang mengejutkan pada Q2 2025, kami mempertahankan pandangan kami bahwa Indonesia tidak memiliki pertumbuhan yang berkualitas dan mungkin masih tumbuh di bawah 5 persen, setidaknya untuk tahun ini. Selain itu, kurangnya faktor musiman pada Q3 2025 mungkin membuat tingkat pertumbuhan lebih rendah dari kuartal sebelumnya,” ujar Ekonom LPEM FEB UI, Teuku Riefky, dalam keterangannya, dikutip Rabu (5/11/2025).

Pun begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk sepanjang tahun 2025 juga diperkirakan masih akan berada di bawah level 5 persen, tepatnya hanya berada di angka 4,95 persen secara year on year (yoy). Angka tersebut jauh lebih rendah dari target Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang menilai bahwa dengan berbagai dorongan kebijakan dan stimulus dari pemerintah, di akhir tahun ini ekonomi bisa melesat di angka 5,5 persen.



“Selanjutnya, kami cukup pesimis bahwa transformasi struktural yang bermakna akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Oleh karena itu, kami memperkirakan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia untuk tumbuh stagnan sekitar 4,9 persen hingga 5,0 persen (yoy) di FY2026 (full year 2026/sepanjang 2026),” imbuhnya.

Di sisi lain, Kepala Ekonom PermataBank, Josua Pardede, memasang proyeksi yang lebih optimistis. Menurutnya, ekonomi Indonesia bisa tumbuh di level 5,04 persen pada akhir September 2025.

“Kami memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia akan melambat dari 5,12 persen (yoy) pada 2Q25 menjadi 5,04 persen (yoy) pada Q3 2025. Meskipun demikian, angka ini tetap sedikit di atas 5 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan yang tercatat pada Q1 2025 dan 1H25 (paruh pertama 2025), menunjukkan tren pertumbuhan ekonomi yang membaik,” kata dia saat dihubungi Tirto.



Sementara itu, melambatnya ekonomi domestik pada kuartal III 2025 mencerminkan bahwa penurunan konsumsi rumah tangga masih berlanjut. Kondisi ini sebagian disebabkan oleh ketidakpastian politik pada akhir Agustus 2025 yang meredam kepercayaan konsumen, serta normalisasi dalam pembentukan modal tetap bruto (PMTB) seiring melambatnya impor barang modal.



“Penurunan kepercayaan konsumen di tengah ketidakpastian politik pada pertengahan kuartal, penurunan penjualan mobil, inflasi makanan yang meningkat, dan normalisasi dari pola musiman perayaan keagamaan yang diamati pada Q2 2025,” sambung Josua.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana