Menuju konten utama

Efek Positif & Negatif Hamil di Umur 20-an, Berapa Usia Ideal?

Ada beberapa efek positif dan negatif hamil di umur 20-an baik dari segi kondisi fisik, mental, dan finansial.

Efek Positif & Negatif Hamil di Umur 20-an, Berapa Usia Ideal?
Ilustrasi Hamil. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Umur 20-an merupakan usia yang umum bagi perempuan untuk hamil, Banyak ahli sepakat bahwa usia 20-an menjadi usia yang normal untuk hamil dan janin dapat berkembang tanpa masalah.

Namun, bukan berarti kehamilan di usia 20-an tidak memiliki risiko komplikasi sama sekali. Tentu ada efek positif dan negatif hamil di umur 20-an baik dari segi kondisi fisik, mental, dan finansial.

Belakangan ini isu terkait hamil di usia 20-an ramai dibicarakan di media sosial. Hal ini menyusul pengumuman kehamilan seorang aktris selebgram Jennifer Coppen yang masih berusia 21 tahun. Begitu pula dengan kekasihnya, Dali Wassink, yang juga masih berusia 20-an.

Faktanya, usia ibu saat hamil memang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dikandung. Jika usia ibu terlalu muda atau terlalu tua saat hamil maka berisiko mengalami masalah kesehatan saat hamil atau melahirkan.

Lalu, apa saja efek positif dan negatif hamil di usia 20-an?

Efek Positif Hamil di Umur 20-an

Jika dilihat dari segi kesehatan, usia 20-an adalah usia yang baik untuk hamil. Hal ini karena ada banyak efek positif bagi kehamilan di usia ibu 20-an tahun.

Dikutip dari Baby Center, berikut keuntungan hamil di umur 20-an:

1. Risiko bayi kena kelainan genetik rendah

Bayi dari ibu berusia 20-an memiliki risiko mengalami kelainan genetik yang rendah.

Berdasarkan studi, hal ini karena semakin tua usia ibu semakin tinggi juga usia ovarium yang memengaruhi kualitas sel telur. Bagi ibu yang masih berusia 20-an kualitas sel terlurnya masih sangat baik.

Oleh karena itu, kehamilan di usia 20-an menurunkan risiko penyakit kelainan genetik seperti Down syndrome atau cacat lahir lainnya.

2. Risiko keguguran lebih rendah

Risiko keguguran pada ibu hamil di usia 20-an jauh lebih rendah dibanding usia di atas 30 dan 40 tahun.

Berdasarkan studi risiko keguguran pada kehamilan di usia 20-an hanya 10 persen. Jumlah ini meningkat seiring bertambahnya usia ibu, yaitu menjadi 18 persen saat usia 30-an, dan 34 persen pada usia 40-an.

3. Lebih mungkin hamil kembali

Bagi keluarga yang berencana memiliki lebih dari satu anak, maka kehamilan pertama di usia 20-an dapat dilakukan. Hal ini karen pada usia 20-an ovarium wanita dapat menghasilkan antara 150.00 - 300.000 sel telur.

Jumlah produksi sel telur ini menurun seiring berjalannya usia, yaitu menjadi 100.000 - 150.000 pada usia 30-an dan 5.000 - 10.000 pada usia 40-an.

Oleh karena itu, mengalami kehamilan pertama di usia 20-an dapat meningkatkan probabilitas kehamilan anak kedua di usia yang sama.

4. Risiko kelahiran prematur rendah

Keuntungan lainnya dari hamil di usia 20-an adalah rendahnya risiko kelahiran prematur. Kelahiran prematur sendiri adalah kelahiran sebelum waktunya.

Ketika bayi lahir prematur, maka ada risiko organ bayi belum berkembang sempurna. Ini meningkatkan kemungkinan bayi mengalami kelainan perkembangan atau masalah kesehatan tertentu.

Pada ibu yang hamil di usia 20-an risiko hamil prematur jauh lebih rendah dibanding ibu yang hamil sebelum atau setelah usia 20-an.

5. Lebih rendah risiko komplikasi

Usia 20-an tergolong usia dewasa muda. Hal ini dikaitkan dengan kondisi fisik ibu yang masih bugar dan jauh dari masalah kesehatan serius, seperti hipertensi atau diabetes.

Kondisi ini dinilai para ahli dapat menurunkan risiko komplikasi ibu saat persalinan. Sebaliknya, di usia ibu yang semakin tua risiko tersebut meningkat.

Efek Negatif Hamil di Umur 20-an

Selain efek positif, ada beberapa efek negatif yang dapat terjadi di kehamilan usia 20-an. Masih dikutip dari Baby Center, berikut efek negatif hamil di umur 20-an yang perlu diwaspadai:

1. Finansial belum stabil

Usia 20-an, khususnya 20-an awal adalah usia di mana kebanyakan ibu atau pasangan belum stabil secara finansial. Kondisi ini menyebabkan banyak orang berpikir dua kali sebelum memiliki anak di usia 20-an.

Hal ini karena ketika memiliki anak, biaya hidup meningkat untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier anak.

2. Ibu lebih sulit mengembangkan karier

Bagi wanita yang sedang mengejar karier, hamil di usia 20-an masih harus dipertimbangkan. Menurut Ann Critteden dalam The Price of Motherhood (2001) secara statistik penghasilan wanita yang kembali bekerja setelah memiliki anak lebih rendah dibanding wanita lain yang tidak memiliki anak.

Selain itu banyak pula perusahaan yang mensyaratkan karyawan wanita untuk tidak menikah dan hamil selama masa kerja belangsung.

3. Beban fisik dan mental

Masalah yang sering dialami oleh ibu usia 20-an, khususnya 20-an awal adalah terbebani secara fisik dan mental. Ketika wanita berusia 20 tahun mereka cenderung aktif secara sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Ketika mereka mengalami kehamilan dan melahirkan, para ibu muda harus membagi waktu mereka yang terbatas untuk kegiatan sehari-hari dan mengurus anak. Akibatnya, ibu mau tidak mau merelakan kegiatan lain seperti bersosialisasi dan bekerja.

Kondisi ini menyebabkan banyak ibu muda mengalami depresi dan masalah mental lainnya. Oleh karena itu, ibu muda sangat memerlukan dukungan dari orang-orang sekitar, khususnya pasangan.

Berapa Usia Ideal untuk Hamil?

Perempuan mulai bisa bereproduksi antara usia 12 hingga 51 tahun. Namun, rentang usia kehamilan yang ideal bukan berdasarkan usia reproduksi.

Dikutip dari Healthline, dokter dan para ahli kesehatan menyatakan bahwa waktu terbaik seorang perempuan untuk hamil adalah antara usia 20 hingga awal 30-an.

Sementara itu, menurut studi yang diunggah di Oxford Academic (2002), usia yang paling ideal untuk perempuan hamil dan memiliki anak adalah 30,5 tahun.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan bahwa di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat (AS) usia ibu memiliki anak meningkat secara dramatis dalam beberapa dekade terakhir.

Jika dulu masyarakat mulai memiliki anak pada usia awal 20-an, maka saat ini naik di usia antara 26 hingga 31 tahun.

Di Indonesia sendiri rata-rata usia kehamilan perempuan memang berada di usia 20-an. Berdasarkan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, rata-rata perempuan di Indonesia mengalami kehamilan pertamanya pada usia 21,57 tahun.

Baca juga artikel terkait HAMIL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora