Menuju konten utama

Benarkah Seks di Bawah Umur Tingkatkan Risiko Kanker Serviks?

Menurut penelitian melakukan seks di bawah umur terbukti benar dapat tingkatkan risiko terkena kanker serviks.

Benarkah Seks di Bawah Umur Tingkatkan Risiko Kanker Serviks?
Ilustrasi Kanker Serviks. foto/istockphoto

tirto.id - Hubungan seks di bawah umur sangat tidak disarankan karena memiliki dampak kesehatan serius. Bahkan menurut penelitian, melakukan seks di bawah umur benar terbukti tingkatkan risiko kanker serviks.

Seks di bawah umur belakangan ramai dibicarakan menyusul rilisnya fakta persidangan salah satu tersangka kasus penganiayaan David Ozora (17), bernama AG (15).

Berdasarkan rekaman sidang AG yang beredar di media sosial, Majelis Hakim menemukan fakta bahwa AG yang masih di bawah umur sudah beberapa kali melakukan hubungan seksual dengan tersangka lainnya, Mario Dandy Satriyo (20).

Fakta ini mengejutkan publik dan menjadi topik populer di berbagai platform media sosial. Selain dinilai menyalahi nilai dan norma di masyarakat, seks di bawah umur juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya kanker serviks.

Mengenal Apa Itu Kanker Serviks

Sebelum mengetahui soal kanker serviks dan kaitannya dengan seks di bawah umur, ada baiknya mengenal apa itu kanker serviks terlebih dahulu.

Kanker serviks adalah jenis kanker yang dimulai di leher rahim. Serviks atau leher rahim bentuknya berongga dan letaknya di bagian bawah rahim ke vagina.

Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2020 ada sekitar 604.000 kasus kanker serviks baru di seluruh dunia.

Masih di tahun yang sama tercatat juga 342.000 kematian pada penderita kanker, di mana 90 persen dari kasus kematian berasal dari negara berpenghasilan menengah ke bawah.

Penderita kanker serviks stadium awal sering kali tidak merasakan gejala apapun. Oleh karena itu, kasus kanker serviks sering kali baru bisa dideteksi ketika penderita memasuki stadium lanjut dan kondisinya sudah parah.

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papilloma (HPV), khususnya tipe 16 dan 18, pada mulut rahim. Ketika masuk ke dalam rahim, HPV berkembang biak dengan pesat, merusak kinerja sel, menyebabkan tumor, hingga berubah menjadi kanker.

Penyebab penularan HPV paling umum adalah melalui hubungan seksual dengan orang yang memiliki HPV.

Faktor risiko lain yang dapat memicu kondisi ini adalah faktor genetik konsumsi obat-obatan dan alkohol, kebiasan merokok, hingga menderita penyakit menular seksual lainnya seperti HIV.

Seks di Bawah Umur Tingkatkan Risiko Kanker Serviks

Penelitian yang dirilis di jurnal PLOS Global Public Health (2023), menemukan bahwa wanita yang memulai hubungan seksual sebelum usia 18 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks dibandingkan wanita dewasa.

Meskipun belum ditemukan penyebab pastinya, namun para peneliti mencurigai bahwa risiko kanker meningkat karena kondisi serviks yang belum matang. Pada usia di bawah 18 tahun, serviks wanita belum berkembang sempurna.

Padahal, serviks yang belum matang sangat cocok untuk perkembangbiakan virus HPV. Virus HPV ini nantinya akan memicu kerusakan sel serviks, menyebabkan displasia, dan kelainan serviks yang berujung pada munculnya kanker.

Penyebab lain yang dicurigai memicu kanker serviks pada pelaku seks di bawah umur adalah pasangan seks. Infeksi HPV di kalangan remaja sering terjadi karena pasangan seksual mereka lebih cenderung merupakan pria dewasa yang aktif secara seksual.

Pria dewasa yang aktif secara seksual umumnya lebih berisiko menderita HPV. Tidak seperti wanita, HPV pada pria nyaris tidak menimbulkan gejala apapun bahkan bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan tertentu.

Sebaliknya, menurut studi yang dirilis oleh International Collaboration of Epidemiological Studies of Cervical Cancer (2012) remaja yang melakukan hubungan seksual dengan pria HPV-positif lebih mungkin terkena kanker serviks.

"Menunda usia pertama kali melakukan aktivitas seksual di kalangan remaja dapat membantu mencegah terjadinya kanker serviks," catat Alemayehu Gonie Mekonnen selaku peneliti utama studi tersebut.

Dampak Hubungan Seks di Bawah Umur

Selain berisiko tinggi mengalami kanker serviks, hubungan seks di bawah umur juga dapat menimbulkan beberapa masalah lainnya.

Dikutip dari Balitbang Hukum dan HAM, berikut dampak hubungan seks di bawah umur bagi remaja:

1. Masalah kesehatan fisik

  • berisiko tertular HPV penyebab kanker serviks;
  • mengalami kehamilan yang berisiko membahayakan diri dan janin;
  • luka ringan hingga berat di area kelamin;
  • meningkatnya risiko terkena penyakit menular lainnya, seperti HIV/AIDS, sifilis, klamidia, gonore, dan sebagainya.

2. Masalah psikologis

  • depresi;
  • kecemasan;
  • ketakutan berlebih menerima hukuman sosial;
  • kekhawatiran akan terjadi kehamilan;
  • sering murung;
  • berpikir tidak rasional.

3. Masalah pendidikan dan masa depan

  • penurunan prestasi;
  • perasaan malas melanjutkan pendidikan karena tertuju pada aktivitas seksual;
  • terpaksa menghentikan pendidikan jika hamil;
  • terpaksa mengurus anak di usia muda sehingga tidak sempat melanjutkan cita-cita.

Baca juga artikel terkait SEKS DI BAWAH UMUR atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora