Menuju konten utama

Dirut PLN Targetkan Pembangkit Listrik Diesel 'Lenyap' di 2028

Sebagian besar PLTD di daerah terpencil dapat segera digantikan dengan PLTS yang dipadukan dengan sistem penyimpanan energi.

Dirut PLN Targetkan Pembangkit Listrik Diesel 'Lenyap' di 2028
Direktur Utama PT PLN (Persero) Dermawan Prasodjo di acara Decagrid PJCI: Empowering Smart Grids with Mission-Critical Networks, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (21/10/2025). tirto.id/Natania Longdong

tirto.id - Direktur Utama PT PLN (Persero) Dermawan Prasodjo menargetkan tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dalam pembangkit listrik pada 2028. Ia menyampaikan bahwa langkah ini sejalan dengan arahan pemerintah untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 100 gigawatt (GW).

Di samping itu, menurutnya, langkah ini juga akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM yang cukup tinggi. "Penggunaan BBM ini masih berbasis pada impor, mahal, fosil based, kita eliminasi, dan Insyallah tahun 2028 hilang semuanya penggunaan BBM atas arahan pemerintah," ujarnya dalam sambutannya di acara Decagrid PJCI: Empowering Smart Grids with Mission-Critical Networks, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Dermawan menjelaskan bahwa langkah tersebut sudah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru PLN. Strateginya dilakukan melalui ekspansi infrastruktur sistem ketenagalistrikan yang terintegrasi dengan jaringan transmisi nasional agar pembangkit diesel dapat dieliminasi.

“Nah, bagaimana caranya? Di RUPTL sudah ada. Terima kasih Pak Jisman. Ada ekspansi infrastruktur sistem ketenagalistrikan, digabung dengan transmisi, sehingga diesel-diesel itu bisa kita eliminasi. Ada program gasifikasi, BBM kita gantikan dengan gas dan produksi dari domestik,” jelasnya.

Meski demikian, Dermawan mengakui masih terdapat sekitar 800 lokasi yang menggunakan pembangkit listrik diesel, terutama di daerah terpencil. Namun, sebagian besar dapat segera digantikan dengan energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dipadukan dengan sistem penyimpanan energi (energy storage system).

“Tetapi sisanya ada di 800 lokasi, masih ada diesel-diesel yang mudah digantikan, baik itu dengan pembangkit listrik tenaga surya ditambah baterai, energy storage system. Di sinilah kita masukkan PLTS dalam skala besar, ditambah baterai, energy storage system, dan smart grid,” ungkapnya.

Baca juga artikel terkait PLN atau tulisan lainnya dari Natania Longdong

tirto.id - Insider
Reporter: Natania Longdong
Penulis: Natania Longdong
Editor: Hendra Friana