tirto.id - Jarum jam menunjukkan pukul 08:30 WIB. Saatnya personel Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI beranjak dari titik kumpul pelataran masjid menuju suatu tempat pergudangan yang berjarak sekitar 500 meter di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara, Rabu (19/2/2025).
Sesampainya di lokasi, kendaraan tim berhenti di pojok. Tanpa membuang waktu, personel Bais TNI yang didampingi tim Kementerian Perdagangan langsung masuk ke gudang nomor 8K dan menemukan ratusan kardus berisi oli oplosan berbagai merek.
Gudang ini merupakan target operasi yang sudah diintai selama beberapa pekan. Selain oli mesin, terdapat pula suku cadang palsu siap edar lainnya yang disimpan di gudang tersebut. Mulai dari minyak rem, air radiator hingga cat semprot.
“Di mana orang yang punya gudang ini?” tanya personel Bais TNI kepada para pekerja.
Karyawan di gudang itu awalnya tetap bekerja seperti biasa. Mereka belum sadar telah digerebek. Namun sebagian akhirnya kabur diam-diam setelah tahu apa yang terjadi. Termasuk sopir dan penjaga gudang. Sedangkan Yuli – bukan nama asli – tak bisa berbuat banyak lantaran kadung terkepung.
Sambil kebingungan, Yuli mengaku tidak tahu bahwa gudang tempat mereka bekerja memproduksi oli oplosan.
“Saya tidak tahu, Pak. Saya baru seminggu kerja di sini. Saya menggantikan teman saya yang sedang melahirkan. Saya tidak tahu kalau ini gudang oli oplosan,” ujarnya sesenggukan.
Tak mau begitu saja percaya, personel Bais TNI lanjut melakukan pemeriksaan mendalam seisi gedung. Di lantai dasar, terdapat ratusan kardus berisi oli palsu lengkap dengan mesin pengoplos. Ada pula buku catatan penjualan serta dokumen-dokumen penting lainnya. Sedangkan di lantai dua, ditemukan tumpukan botol plastik kemasan oli palsu.
“Saya benar-benar tidak tahu ada barang ini di lantai dua. Karena kami dilarang naik ke sini,” ujar Yuli.
Gudang tempat Yuli dkk bekerja bukan satu-satunya target operasi yang digerebek. Berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi, tim Bais TNI juga melakukan operasi serupa di dua gudang lainnya. Kedua gudang tersebut juga ketahuan memproduksi ratusan kardus berisi oli oplosan berbagai merek siap edar.
Tak seperti di lokasi pertama, karyawan dua gudang lainnya sempat menantang dan mendebat petugas. Namun nyali mereka akhirnya ciut setelah mengetahui dengan siapa mereka berhadapan.
“Eh, kau jangan main kasar,” ujar seorang petugas.
Barang-Barang yang Disita
Dari penggerebekan di tiga gudang tersebut, tim Bais TNI beserta Kementerian Perdagangan menyita oli oplosan berbagai merek sebanyak lebih dari 30 truk. Barang bukti ini kemudian diboyong ke Markas Kodam I/Bukit Barisan.
Menurut Kasdam I/Bukit Barisan, Brigjen TNI Refrizal, pengungkapan kasus ini berawal dari informasi adanya produksi oli palsu yang diduga melibatkan anggota TNI. Namun, kata dia, dugaan tersebut belum terbukti.
“Di sana tidak ada anggota TNI. Ternyata mereka tidak ada di sana. Kalau pun ada keterlibatan dia, maka akan kita proses sesuai hukum yang berlaku,” ujar Refrizal di Markas Kodam I/Bukit Barisan, Rabu (19/2/2025).
Dalam operasi ini, Bais TNI dan Kementerian Perdagangan menyita total 259.476 botol oli palsu berbagai merek. Sebanyak 42.332 botol di antaranya disita dari gudang pertama, kemudian 116.438 botol dari gudang kedua dan selebihnya 100.706 botol dari gudang ketiga.
Oli-oli palsu tersebut menggunakan berbagai merek yang sebagian merupakan produk Pertamina. Seperti Mesran, Meditran dan Prima. Produksi barang ilegal ini diduga sudah berjalan selama dua tahun.
Selain menyita ratusan ribu botol oli palsu, petugas juga memboyong empat orang karyawan gudang untuk dimintai keterangan. Seluruh barang bukti diserahkan ke Polda Sumatera Utara guna ditelusuri lebih lanjut. Termasuk pemilik usaha.
“Ini akan tetap kita kembangkan lagi,” ujarnya.
Terkait ini, Region Manager Sales I Pertamina Lubricants, Sumbagut Wahyu Ismail, belum bisa memastikan berapa kerugian yang ditimbulkan akibat pengoplosan. Namun ia mengapresiasi TNI yang telah berhasil membongkar praktik ini.
“Kalau kerugian kami belum tahu,” ujar Wahyu di Markas Kodam I/Bukit Barisan, Rabu (19/2/2025).
Menurut Wahyu, pihaknya telah melakukan pengawasan ketat terhadap produksi oli mereka. Guna meminimalisir praktik pemalsuan, Pertamina Lubricants mencantumkan barcode pada setiap produk mereka.
“Ciri-ciri fisiknya ada. Detailnya (produk asli) bisa dilihat di website,” ujar dia.
Penulis: Nanda Fahriza Batubara
Editor: Abdul Aziz