tirto.id - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyebut desain kepala kereta mass rapid transit (MRT) seperti kepala jangkrik. Ia menginginkan agar desain MRT dibuat lebih sporty dan aerodinamis.
Dalam desain lama, kepala MRT terlihat datar, dengan sisi-sisi yang lebih tegas. Nuansa warnanya adalah hijau dikombinasikan dengan abu-abu, terlihat segar dibandingkan desain lama kereta api biasa.
Sementara desain baru, kepala MRT lebih cembung. Warnanya biru tua dikombinasikan dengan abu-abu. Sisi-sisi yang tegas tidak terlihat lagi, sehingga nyaris mirip dengan desain kereta cepat dalam versi hidung yang lebih pendek.
Untuk mengetahui desain mana yang menjadi pilihan, Tirto melakukan survei dengan 600 responden berusia antara 20-45 tahun yang berada di Jakarta. Periode riset dilakukan pada 23-24 Januari 2017 dengan confidence rate: 95 persen.
Pada survei ini, persentase responden cukup berimbang yakni wanita (50,8%) dan pria (49,2%). Mayoritas responden pada riset ini adalah generasi milenial dengan mayoritas berada pada rentang usia 20-25 tahun (48,2%).
Sebagian besar responden berasal dari kelas menengah, terlihat dari persentase 56,7% responden memiliki pengeluaran bulanan sebesar Rp 1,3-4 juta.
Menurut survei Tirto, sebanyak 80,8% masyarakat Jakarta memilih desain MRT yang diusulkan oleh Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono.
Tiga alasan utama masyarakat memilih desain baru adalah bentuknya yang modern dan futuristik (25,77%), warna biru yang menarik (21,24%), serta desainnya yang elegan serta mewah (19,18%).
Serupa dengan desain baru, masyarakat yang menyatakan tetap memilih desain lama karena ketertarikannya pada warna kereta MRT (23,48%).
Masyarakat pun mengutarakan alasan tetap memilih desain lama karena desain tersebut sudah ditetapkan lebih dulu (7,83%). Karena jika berubah menjadi desain baru akan ada risiko biaya maupun waktu yang harus diperhatikan pemerintah.
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti