Menuju konten utama

Desa Devisa Angkat Tenun NTT ke Panggung Global

Rata-rata pendapatan penenun mengalami peningkatan sebesar 30%.

Desa Devisa Angkat Tenun NTT ke Panggung Global
Desi (25) pengrajin tenun di Puncak Waringin, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

tirto.id - Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) melalui program Desa Devisa memberikan dukungan kepada para penenun di Nusa Tenggara Timur (NTT). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperluas akses pasar, dan mendorong ekspor produk tenun khas NTT ke pasar internasional.

Program Desa Devisa Tenun NTT mencakup 31 desa yang tersebar di Kabupaten Alor, Belu, Ende, Sikka, dan Sumba Timur, dengan total 522 penenun penerima manfaat, di mana 98,5% adalah perempuan. Pendampingan dilakukan bersama Yayasan Insan Bumi Mandiri dan Tenun.in, serta melibatkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan seperti Kemenkeu Satu, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dan Pemerintah Daerah NTT.

“Program ini tidak hanya mendorong ekspor, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan, terutama dalam pemberdayaan perempuan, pelestarian budaya lokal, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tenun NTT kini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga komoditas ekspor yang berdaya saing tinggi,” kata Plt. Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis Indonesia Eximbank, Maqin U. Norhadi.

Indonesia Eximbank melalui program Desa Devisa Tenun NTT memberikan berbagai pendampingan. Mulai dari pelatihan pewarnaan alami sesuai dengan demand pasar ekspor, memberikan bantuan 17 alat tenun.

Setelah melakukan pendampingan, Indonesia Eximbank juga membuka akses pasar melalui pitching dan business matching ke Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Produk tenun juga dipromosikan lewat pameran internasional seperti Global Sourcing Expo Melbourne dan Dubai Expo, serta menjadi official merchandise di MotoGP Mandalika dan ADFIAP CEO Meeting. Untuk memperkuat pemasaran, toko offline di Labuan Bajo sebagai etalase produk tenun lokal.

Untuk diketahui hingga Maret 2025, tercatat 1.909 Desa Devisa tersebar di 18 provinsi, dengan nilai ekspor mencapai Rp 123,9 miliar dan melibatkan lebih dari 180.000 penerima manfaat.

Komoditas unggulan yang diangkat meliputi kopi, kakao, kain tenun, batik, rempah, hasil laut, dan produk turunan kelapa. Selain Desa Devisa, Indonesia Eximbank juga menjalankan Coaching Program for New Exporters (CPNE), yang telah melahirkan 5.938 alumni dari 19 provinsi.

Program ini memberikan pelatihan menyeluruh mulai dari manajemen ekspor, legalitas, sertifikasi, branding, hingga digital marketing. Hasilnya, CPNE telah mencetak 1.197 eksportir baru, dengan nilai ekspor alumni mencapai Rp 83,3 miliar ke lebih dari 80 negara tujuan.

CEO Tenunin, Hayatul Fikri Aziz

Sementara itu, CEO Tenunin, Hayatul Fikri Aziz, menuturkan dampak ekonomi dari program ini sangat signifikan. Rata-rata pendapatan penenun mengalami peningkatan sebesar 30% dari sebelumnya Rp 750 ribu hingga 1 juta per bulan menjadi Rp 975 ribu – 1,3 juta per bulan setelah program berjalan.

“Selain peningkatan pendapatan, program ini juga memperkuat kapasitas produksi dan memperluas jangkauan pasar, menjadikan kain tenun NTT sebagai produk ekspor yang tidak hanya bernilai budaya tinggi, tetapi juga berdaya saing global,” ungkap Hayatul.

Baca juga artikel terkait DANA DESA atau tulisan lainnya dari Intan Umbari Prihatin

tirto.id - Insider
Penulis: Intan Umbari Prihatin
Editor: Anggun P Situmorang