Menuju konten utama

Atasi Banjir Jakarta, Perlu Sinergi Lintas Daerah

Saat banjir mulai surut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperkuat lagi koordinasi lintas perangkat daerah.

Atasi Banjir Jakarta, Perlu Sinergi Lintas Daerah
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (tengah) menyalami petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) usai memimpin apel siap siaga banjir di Tanggul Inspeksi Kali Ciliwung, Rawajati, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.

tirto.id - Banjir kembali menyapa Jakarta akibat hujan deras yang turun sejak Minggu (6/7/2025). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 53 Rukun Tetangga (RT) tergenang air dengan ketinggian berkisar 60 sentimeter hingga 3 meter. Semua pompa dan pintu air yang dikelola Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta langsung dioperasikan guna meminimalkan luapan air.

"Saya telah menginstruksikan seluruh dinas terkait untuk bergerak cepat menangani banjir, termasuk Dinas Sumber Daya Air (SDA). Semua pompa air telah dioperasikan, pintu-pintu air disesuaikan, dan kami harapkan genangan segera surut," kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, dikutip dari siaran pers, Minggu (6/7/2025).

Menurut Pramono, banjir disebabkan oleh tingginya curah hujan di wilayah hulu serta kiriman air dari Bogor sehingga Kali Ciliwung dan beberapa sungai lain meluap. Selain itu, juga terjadi banjir lokal di Jakarta akibat hujan deras dan pada saat yang bersamaan, permukaan air laut sedang naik yang memicu banjir rob.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan, mengungkapkan banjir tersebut membuat lebih dari 250 warga mengungsi ke sejumlah lokasi penampungan.

BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel ke lapangan untuk memantau kondisi genangan, sekaligus berkoordinasi dengan Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), serta jajaran lurah dan camat.

"Fokus utama kami adalah menyedot air yang menggenangi permukiman. Memastikan tali-tali air dan saluran berfungsi, serta mendistribusikan bantuan dasar untuk warga terdampak," kata Yohan.

Dinsos DKI Jakarta juga turun ke lapangan menyalurkan bantuan dan evakuasi warga yang terdampak. Bantuan yang disalurkan antara lain makanan siap saji, air mineral, perlengkapan bayi, dan pakaian.

Gubernur DKI Jakarta pimpin apel siaga banjir di Rawajati

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri) memberi pengarahan saat memimpin apel siap siaga banjir di Tanggul Inspeksi Kali Ciliwung, Rawajati, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.

Langkah Preventif Tangani Banjir

Saat banjir mulai surut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali memperkuat koordinasi lintas perangkat daerah. Pada Selasa, 8 Juli 2025, Pramono memimpin apel gabungan siaga penanggulangan banjir di Jalan Binawarga, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Dalam acara tersebut, Pramono mengorkestrasikan strategi preventif bencana banjir hingga langkah cepat di lapangan. Apel diikuti Pasukan Pelangi yang terdiri dari Pasukan Oranye (Dinas Lingkungan Hidup), petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Pasukan Biru (Dinas Sumber Daya Air), Pasukan Kuning (Dinas Bina Marga), Pasukan Hijau (Dinas Pertamanan dan Hutan Kota), personel Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, hingga Dinas Sosial.

Pramono juga menginstruksikan kepada seluruh wali kota dan dinas terkait di Jakarta untuk siaga 24 jam dalam menghadapi banjir. Menurutnya, penanganan banjir harus dilakukan secara cepat dan tepat dengan perencanaan matang serta antisipatif terhadap kemungkinan di luar prediksi.

“Saya minta wali kota dan dinas-dinas terkait siaga 24 jam dalam menangani banjir. Walaupun ada hujan dan banjir kiriman, dampaknya tidak boleh separah sebelumnya. Kemarin malam, banjir bisa langsung di-flushing ke laut karena permukaan laut sedang surut,” jelas dia.

Mantan Sekretaris Kabinet itu juga meminta maaf kepada warga yang terdampak banjir. Dia berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem drainase dan mengatasi berbagai sumbatan saluran agar daya tampung air semakin optimal.

“Saya mohon maaf kepada warga yang masih terdampak banjir kemarin. Kami akan bekerja keras dan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk penanganan ke depannya,” tutur Pramono.

Tak hanya menyelesaikan banjir di hilir, langkah antisipatif juga terus dilakukan dengan pengerukan sejumlah saluran air untuk memperluas kapasitasnya. Salah satunya di Kali Irigasi Bekasi Tengah di Kelurahan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. Pengerukan dilakukan pada aliran sungai sepanjang 5.300 meter.

Mengutip data Pemprov DKI Jakarta, Kali Irigasi Bekasi Tengah melintasi tiga kelurahan di Kecamatan Cakung, yakni Ujung Menteng, Cakung Timur, dan Cakung Barat. Aliran ini berada di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC).

“Sebenarnya, irigasi ini dulu dibangun oleh pemerintah pusat. Fungsinya untuk mengatasi banjir sekaligus pengairan. Namun, dalam perjalanannya, irigasi ini dirawat oleh Pemprov DKI karena kami tahu jika tidak dirawat, justru akan menjadi salah satu sumber banjir di Jakarta,” kata Pramono saat meninjau lokasi tersebut pada Senin (7/7/2025).

Banjir berangsur surut di Jakarta

Petugas Dinas Sumber Daya Air membersihkan material banjir di kawasan permukiman di Kramat Jati, Cawang, Jakarta, Senin (7/7/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/foc.

Kolaborasi Lintas Provinsi dan Kementerian/Lembaga

Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga, mengungkapkan penyelesaian banjir yang dilakukan Pramono saat ini sudah tepat. Menurutnya, perlu ada dorongan dan dukungan agar penyelesaian banjir dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan pemprov tetangga dan kementerian serta lembaga lainnya.

Menurut Nirwono, banjir Jakarta tidak hanya karena curah hujan tinggi, tapi juga daerah resapan di Bogor dan Depok yang kian berkurang.

“Mengatasi banjir di Jakarta tidak cukup hanya dengan memperbaiki saluran air, tetapi juga aliran dari hulu,” kata Nirwono dalam keterangannya, Kamis (10/9/2025).

Dia mengapresiasi langkah cepat Pemprov DKI yang sigap melakukan sejumlah tindakan saat banjir melanda. Ia menilai langkah-langkah tersebut sangat efisien sehingga korban terdampak dapat segera dievakuasi.

“Saya rasa kita perlu mengapresiasi respons cepat yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam menangani banjir, seperti dengan menyedot air dan membuat tempat pengungsian bagi warga yang terdampak,” katanya.

Meski demikian, Nirwono mengingatkan bahwa pembuatan rencana jangka panjang untuk pencegahan dan penanggulangan banjir tetap sangat diperlukan.

Perbaikan turap Kali Ciliwung di Jakarta

Pekerja menggunakan ekskavator mengeruk sedimentasi saat menyelesaikan proyek perbaikan turap Kali Ciliwung di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta, Rabu (11/6/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nym.

“Rencana jangka pendek sudah dilakukan, yaitu mengatasi genangan dengan menyedot air. Rencana jangka menengahnya, pemerintah fokus pada normalisasi empat sungai [Sungai Ciliwung, Sunter, Pesanggrahan, dan Angke]. Untuk jangka panjang adalah rencana pengendalian banjir se-Jabodetabek yang melibatkan pemerintah pusat,” papar dia.

Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Irwan Darmawan, meminta seluruh pihak untuk saling bekerja dan terlibat proaktif dalam mitigasi dan penanganan bencana alam secara optimal. Dia juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengambil langkah konkret dengan pelebaran sungai.

“Kalau penyebab banjir yang disebabkan sungai-sungai, tentu kami minta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ataupun Dirjen SDA untuk mengambil langkah-langkah konkret. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga harus aktif dalam melakukan mitigasi,” kata Andi.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - News Plus
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fadrik Aziz Firdausi