tirto.id - Dalam rangka merayakan Hari Tari Dunia, Kota Solo menggelar eventSolo Menari 2025. Kegiatan ini merupakan acara tahunan yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara yang didukung Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.
Tahun ini, Solo Menari mengusung tema "Daun Menari" dengan tujuan mengajak masyarakat merawat dan mencintai alam, terutama daun.
Solo Menari 2025 diselenggarakan pada Selasa (29/4/25) di tiga tempat, yakni Balaikota Solo, Koridor Ngarsopuro, dan Taman Balekambang. Rangkaian acara dimulai sejak pukul 06.00 di Taman Balekambang dengan agenda lokakarya serta yoga yang diikuti berbagai komunitas.
Empat Film Tari
Agenda selanjutnya adalah sarasehan dan pemutaran film tari yang bertempat di Balaikota Solo. Dalam agenda ini, ditampilkan empat film tari dari berbagai daerah.Film pertama karya sutradara Hari Suryanto yang berjudul Pembebasan. Film ini terinspirasi dari cerita burung garuda yang terpahat di Candi Sukuh. Film produksi Asta Dewi ini menceritakan tentang seekor burung garuda yang membebaskan ibunya yang diculik, menunjukkan bakti tulus seorang anak kepada ibu.
Film kedua berjudul Anak Surau karya Deddy Desmal, produksi Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Kental dengan budaya Minangkabau, film ini berbicara tentang budaya surau yang sudah tak dilirik oleh para pemuda saat ini. Surau, dalam budaya Minangkabau merupakan pelengkap rumah gadang dan berfungsi sebagai tempat anak laki-laki yang sudah akil balig.

Film ketiga besutan sutradara Zen Al Ansory yang berjudul Sleep Tiger in Me. Film produksi Pedangkamulan ini mengekspresikan binatang sebagai usaha untuk membongkar nilai feminin dan maskulin dalam tubuh manusia. Film ini hendak menunjukkan sejauh mana manusia mampu menjinakkan harimau di dalam dirinya.
Terakhir, film karya sutradara Budi Dwi Arifianto dan produksi Citra Dewi Utami yang berjudul Human Passion. Film ini menggambarkan empat dimensi esensial kehidupan yakni kebendaan, tumbuhan, hewani, dan rohani. Keempat dimensi ini merupakan manifestasi energi yang melahirkan nafsu-nafsu fundamental manusia.
Para pemateri dalam sarasehan ini adalah Hari Suryanto S.Sn., M.Sn, dosen seni President University; Muhammad Farid S.S., M.PA, dosen hubungan internasional President University; Arda Muhlisiun S.Sn., M.Sn, serta Danu Murti M.Sn, dosen Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Menari Bersama di Puncak Acara
Selain lokakarya dan pemutaran film, di Balaikota Solo juga terdapat pasar festival yang memamerkan berbagai kuliner, fesyen, dan hasil kerajinan UMKM lokal.
Lain itu, juga menampilkan pergelaran tari dari berbagai sanggar dan komunitas seni. Pada malam hari, terdapat penampilan dari penyanyi Sruti Respati.
Puncak acara Solo Menari 2025 digelar di Koridor Ngarsopuro dengan menampilkan tarian dari para penari yang berasal dari berbagai sanggar serta komunitas seni dan tari. Pukul 15.50 para penari yang terdiri dari anak-anak sampai ibu-ibu terlihat sudah berkumpul di sepanjang Koridor Ngarsopuro, lengkap dengan pakaian bernuansa hijau dan properti dari daun.
Setiap sanggar dan komunitas mengusung konsep yang berbeda. Sanggar Tari Sukoasih, misalnya, mengusung konsep Janur Menari. Cipta (23) dan Laras (25), anggota sanggar Tari Sukoasih mengungkapkan bahwa persiapan yang mereka lakukan hanya seminggu.
"Awal latihan di sanggar, terus untuk gladi bersihnya di Mangkunegaran," ucap Cipta.
"Kalau untuk orang-orang yang dipilih, nggak ada kriteria khusus. Jadi, ya yang mau ikut aja," imbuhnya.
"Saya pribadi happy, ya. Ini kedua kalinya saya ikut [Solo Menari]. Yang pertama di tahun 2023," ujar Laras.
Dari pukul 16.00, pengunjung dimanjakan dengan senandung dan alunan gamelan yang berada tepat di depan Pasar Triwindu. Kemudian sekitar pukul 16.30, para penari yang berada di dekat gapura Ngarsopuro mengibaskan daun-daun yang mereka bawa untuk menyambut Wakil Walikota Surakarta, Astrid Widayani, dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surakarta, Vanessa Winastesia.

Selain Astrid dan Vanessa, turut hadir Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Peranginangin; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Aryo Widyandoko; Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat; serta Gusti Raden Ajeng Ancillasura Marina Sudjiwo dari Pura Mangkunegaran.
Setelah sambutan dan rangkaian acara simbolis lainnya, tibalah di puncak acara Solo Menari 2025, yakni penampilan tarian dari ratusan penari. Mulanya para penari terbagi menjadi dua bagian yang berada di sisi utara dan selatan Koridor Ngarsopuro. Setelah itu, mereka secara bersamaan berjalan dan melakukan gerakan tari sederhana menuju titik tengah yakni di depan Pasar Triwindu.
Selama kurang lebih 10-15 menit, ratusan penari tersebut dengan gemulai menggerakkan kaki, tangan, dan tubuhnya sesuai dengan iringan gamelan, lengkap dengan properti dari dedaunan yang mereka bawa.
Acara semakin meriah di akhir sesi karena peserta Solo Menari mengajak seluruh masyarakat yang menonton untuk menari bersama. Bahkan terlihat pula Astrid serta para tamu undangan lain turun ke Jalan Ngarsopuro dan mengikuti gerakan yang dicontohkan para penari. Di sesi akhir tari massal tersebut terdengar suara riuh tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi dan kegembiraan.
Penulis: Adisti Daniella Maheswari
Editor: Irfan Teguh Pribadi
Masuk tirto.id

































