Menuju konten utama

Contoh Sosiologi Bersifat Teoretis, Empiris, Kumulatif, Non-etis

Pelajari contoh sosiologi bersifat teoretis, empiris, kumulatif, dan non-etis di sini. Temukan penjelasan lengkap mudah dipahami. Baca detailnya sekarang!

Contoh Sosiologi Bersifat Teoretis, Empiris, Kumulatif, Non-etis
Ilustrasi Peradaban. foto/IStockphotos

tirto.id - Contoh sosiologi berdasarkan sifatnya bisa kita jumpai dalam segala aktivitas masyarakat sehari-hari. Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar (1990) menjelaskan bahwa sosiologi memiliki beberapa sifat, yakni empiris, teoretis, kumulatif, dan non-etis.

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat. Tokoh yang pertama kali memperkenalkan bidang ilmu ini adalah Auguste Comte, yang kemudian disempurnakan oleh Emile Durkheim.

Durkheim lebih lanjut mendefinisikan fakta sosial sebagai sesuatu yang berada di luar individu. Misalnya, budaya masyarakat Indonesia yang mengharuskan—secara tidak langsung—bersalaman dengan tangan kanan, menghormati orang yang lebih tua, dan mengucapkan salam ketika bertemu orang lain.

Hakikat dan Fungsi Sosiologi

Sebagaimana dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Kelas X berjudul Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan yang disusun oleh Sri Uji Partiwi, S.Sos. M.Pd terbitan Kemendikbud (2020), hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan ialah sebagai berikut:

  • Sosiologi merupakan ilmu sosial ,bukan ilmu pengetahuan alam, juga bukan ilmu kerohanian;
  • Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan yang kategoris bukan normatif;
  • Sosiologi adalah ilmu pengetahuan murni (pure science) bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science);
  • Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak;
  • Sosiologi adalah ilmu yang rasional dan terkait dengan metode yang digunakannya;
  • Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum bukan ilmu pengetahuan khusus:

Sementara itu, seperti dikutip dari e-Modul Sosiologi Kelas X yang disusun oleh Deni Mulia, S.Pd terbitan Kemendikbud (2019), fungsi sosiologi terdiri dari penelitian, pembangunan, perencanaan sosial, dan pemecahan masalah sosial.

Apa Saja Sifat Sosiologi dan Contohnya?

Masih menurut Soerjono Soekanto, sebagai ilmu sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi memiliki ciri-ciri utama yang tercermin dari sifatnya. Secara lengkap, adapun sifat-sifat sosiologi beserta contohnya ialah sebagai berikut:

1. Sosiologi Bersifat Empiris

Sosiologi bersifat empiris artinya ilmu pengetahun ini didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasil yang tidak bersifat spekulatif. Selain itu, sosiologi menghasilkan teori dan temuan melalui penelitian ilmiah, pengamatan, wawancara, serta analisis atas fakta-fakta sosial; bukan berdasarkan asumsi maupun dugaan.

Contoh Sosiologi Bersifat Empiris

Mengenai contoh empiris dalam sosiologi bisa dilihat dari bagaimana sikap masyarakat Indonesia yang terkenal ramah, sederhana, kekeluargaan, dan gotong royong.

2. Sosiologi Bersifat Teoretis

Sosiologi bersifat teoretis artinya ilmu pengetahuan ini selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil penelitian. Sosiologi menyusun hasil penelitian, membuat kesimpulan, kemudian menjelaskan tentang hubungan sebab-akibat, korelasi antara berbagai variabel atau faktor itu.

Contoh Sosiologi Bersifat Teoretis

Adapun contoh teoritis dalam sosiologi bisa tercermin dari sikap seorang pelajar atau mahasiswa yang rajin belajar secara tekun karena didorong keinginan menjadi orang yang pandai serta berguna bagi keluarga dan masyarakat.

3. Sosiologi Bersifat Kumulatif

Sosiologi bersifat kumulatif artinya teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang telah ada, maknanya untuk memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama.

Lebih lanjut, teori sosiologi senantiasa berkembang dan dinamis mengikuti dinamika masyarakat. Tidak hanya itu, teori yang telah ada dikaji ulang untuk mengetahui relevansi dengan dinamika masyarakat.

Contoh Sosiologi Bersifat Kumulatif

Adapun contoh kumulatif dalam sosiologi yakni Teori Evolusi yang dikemukakan Charles Darwin, menyatakan bahwa manusia di bumi berasal dari spesies kera. Namun, seiring berkembangnya zaman, terdapat beberapa teori yang menyempurnakan atau bahkan membantahnya dengan teori yang lain.

4. Sosiologi Bersifat Non-etis

Sosiologi bersifat non-etis artinya, yang dipersoalkan dalam proses pengamatan dan penelitian sosiologi tidak berkaitan dengan baik-buruk, benar-salah, atau alasan moral lain, melainkan fakta sosial.

Contoh Sosiologi Bersifat Non-etis

Mengenai contoh non etis dalam sosiologi bisa tercermin dari adanya fenomena ketidakteraturan masyarakat dalam kerumunan, hilangnya budaya antre, serta cenderung individualis.

Akan tetapi, perspektif sosiologis mendeskripsikan gejala sosial tersebut berdasarkan hukum kausalitas dengan pertanyaan seperti, “apa yang menyebabkan itu?,” “Bagaimana itu terjadi?,” dan lain sebagainya.

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Ibnu Azis