tirto.id - Majas adalah kiasan yang digunakan untuk menggambarkan suatu hal, namun dengan mengibaratkan dengan hal lainnya.
Kata-kata yang mengandung majas ini biasanya terdapat di sebuah karya sastra, salah satunya majas simile.
Demi memberikan efek pencitraan atau keindahan, majas digunakan oleh penulis untuk menjelaskan sesuatu.
Hal tersebut dapat meliputi perasaan, kegiatan, dan berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, penggambarannya tidak disertakan secara eksplisit dan lebih cenderung implisit.
Berdasarkan KBBI Daring, majas adalah cara menyajikan suatu hal namun menggunakan hal lain yang sekiranya dianggap sama.
Secara garis besar, majas ini terdiri dari beberapa jenis, yakni perbandingan, penegasan, pertentangan, dan sindiran. Dalam hal ini, majas simile merupakan bagian dari majas perbandingan.
Lantas, apa arti dan ciri-ciri majas simile serta bagaimana contohnya?
Pengertian dan Ciri-ciri Majas Simile
Berdasarkan catatan Surianti Nafinuddin dalam Majas (salindia ke-8), diungkapkan bahwa majas simile merupakan perumpamaan. Dengan begitu, suatu hal akan dibandingkan dengan hak lain yang hakikatnya berbeda.
Kendati berbeda, keduanya sama-sama mencitrakan sesuatu yang sama. Dengan begitu, meski persamaannya terkesan dipaksakan, tapi pemanfaatan hal lain untuk menjelaskan suatu hal ini tetap digunakan demi memperkaya kosa kata di sebuah teks sastra.
Untuk ciri-cirinya, majas simile banyak menggunakan kosa kata. Di antaranya ada seperti, bak, umpama, laksana, serupa, ibarat, bagaikan, layaknya, dan sebagai.
Semua kosa kata tersebut dapat digunakan di beberapa bagian teks, misal sebagai permulaan dan penghubung.
Lebih lengkapnya, penggunaan kosa kata yang mencirikan majas simile ini berguna sebagai pembanding kedua hal. Sehingga, keduanya dapat ditemukan makna dan apa yang membuatnya sama.
Lalu, seperti apa contoh majas simile?
Contoh Majas Simile
Melengkapi penjelasan sebelumnya, ternyata majas simile yang menggunakan kosa kata perbandingan tidak membandingkan dua objek yang berbeda. Namun, lebih fokus kepada hal serupa yang disampaikan melalui dua kegiatan berbeda.
Perbandingan ini dimaksudkan demi memperoleh makna serupa di antara keduanya. Untuk lebih jelasnya, silakan amati salah satu contoh majas simile di bawah ini.
Seperti karpet, saya diinjak setiap hari
Berdasarkan ungkapan majas simile di atas, dapat diketahui bahwa “karpet” memang sering diinjak manusia. Namun, “saya” juga merasa bahwa dirinya diinjak seperti karpet.
Melalui perasaan “saya” yang merasa terinjak, ia mengibaratkan dirinya seperti “karpet”. Dengan begitu, dapat diperoleh persamaan dari perbandingan yang ada, yakni keduanya sama-sama “diinjak”.
Berikut ini contoh lain dari majas simile:
- Ia kurang wawasan layaknya kura-kura dalam tempurung
- Lelaki itu patuh pada bos seperti kerbau yang tertusuk hidungnya
- Temanku seram, bak singa yang belum makan
- Bagaikan es di padang gurun, hatiku selalu meleleh di dekatnya
- Layaknya daun kelor, dunia ini terasa kecil
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno