Menuju konten utama

7 Contoh Kultum tentang Maulid Nabi Singkat 5 Menit Bermakna

Contoh kultum singkat tentang Maulid Nabi dapat dijadikan referensi penting. Cek contoh kultum singkat Maulid Nabi di artikel ini.

7 Contoh Kultum tentang Maulid Nabi Singkat 5 Menit Bermakna
Orang-orang sedang mendengarkan ceramah di masjid. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Contoh kultum tentang Maulid Nabi singkat bisa dipelajari sebagai referensi kultum. Momentum peringatan Maulid Nabi dapat disambut dengan kultum berkaitan dengan Maulid Nabi Muhammad saw.

Kesempatan ini bisa diisi dengan menyapampaikan pesan yang dikemas dalam kultum singkat tentang Maulid Nabi. Kultum singkat bisa disampaikan dalam waktu sekitar 5 menit.

Meskipun hanya 5 menit bukan berarti meninggalkan kandungan pesan utama dalam kultum. Ustaz atau guru tetap dapat menyampaikan kandungan pesan utama dalam kultum Maulid Nabi walaupun hanya dalam 5 menit.

Waktu yang ada ini dapat dimanfaatkan untuk merefleksikan kembali sudah sejauh apa mengenal Rasulullah saw. Beliau adalah pribadi mulia yang memiliki akhlak agung yang wajib diimani dan diteladani oleh setiap muslim.

Tak heran jika kultum di berbagai tempat dapat mengangkat topik tentang Maulid Nabi Muhammad saw. Cek contoh kultum tentang Maulid Nabi di artikel ini.

Contoh Kultum tentang Maulid Nabi Singkat 5 Menit

ilustrasi kultum

ilustrasi kultum. FOTO/iStockphoto

Contoh kultum singkat Maulid Nabi dapat disampaikan pada umat Islam. Kultum singkat ini bisa dipesankan pada para siswa di sekolah, masyarakat secara umum, dan jemaah salat di masjid.

Referensi contoh kultum tentang Maulid Nabi akan sangat membantu ustaz/penceramah untuk membuat kultum serupa. Berikut contoh kultum tentang Maulid Nabi singkat:

Tentu, saya akan buatkan masing-masing kultum dalam versi yang lebih panjang, lengkap dengan pengembangan isi, dalil yang lebih mendalam, dan narasi yang lebih kuat. Setiap kultum tetap dirancang untuk disampaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama, sekitar 10-15 menit.

1. Meneladani Akhlak Mulia Rasulullah saw. dalam Kehidupan Sehari-hari

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta taufik-Nya kepada kita semua sehingga hari ini kita dapat berkumpul dalam majelis yang insya Allah dirahmati. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Sayyidul Anbiya wal Mursalin, junjungan kita, Nabi Muhammad saw., beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Perlu kita pahami bersama bahwa peringatan Maulid Nabi bukan sekadar perayaan tahunan yang seremonial, melainkan momen refleksi yang mendalam. Kita tidak hanya merayakan hari kelahiran fisik beliau, tetapi juga memperingati kelahiran kembali semangat meneladani akhlak mulia dan kepribadian agung yang beliau tunjukkan sepanjang hidupnya.

Allah Swt. telah menegaskan dengan jelas dalam firman-Nya di Surah Al-Ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ۝٢

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."

Ayat ini menjadi fondasi utama dalam memahami tujuan kita sebagai umat. Rasulullah saw. bukanlah sosok fiksi dalam sejarah, melainkan "model" hidup yang nyata, sempurna, dan dapat kita teladani dalam setiap aspek kehidupan.

Akhlak Rasulullah saw. merupakan Al-Qur'an berjalan, sebuah manifestasi dari ajaran Islam yang paripurna. Mari kita ambil contoh sederhana, yakni akhlak kejujuran. Jauh sebelum ditetapkan menjadi Nabi, beliau sudah mendapat julukan Al-Amin yang artinya ‘orang yang dapat dipercaya’.

Julukan tersebut diberikan oleh masyarakat Mekah, termasuk mereka yang kemudian menentang dakwahnya. Kejujuran beliau tidak hanya soal tidak berbohong, tetapi juga soal menepati janji, menjalankan amanah, dan berkata apa adanya tanpa manipulasi.

Mari kita jadikan peringatan Maulid Nabi ini sebagai titik balik untuk memperbaiki diri, menjadikan akhlak Rasulullah saw. sebagai kompas hidup kita. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi umat yang merayakan kelahiran beliau, tetapi juga umat yang layak mendapatkan syafaat di hari akhir kelak.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Pentingnya Kejujuran, Fondasi Kebajikan Sejati

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Swt., yang senantiasa melimpahkan nikmat-Nya kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada kekasih kita, Nabi Muhammad saw.

Hadirin sekalian,

Pernahkah kita merenung, mengapa Rasulullah saw. begitu diagungkan? Salah satu jawabannya terletak pada pondasi karakter beliau, yakni akhlak kejujuran. Sifat ini tidak hanya sekadar etika, tetapi juga merupakan inti dari keimanan dan fondasi bagi setiap kebajikan.

Rasulullah saw. bersabda: "Hendaklah kalian selalu jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantar ke Surga. Dan senantiasa seseorang itu berlaku jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini memberi panduan jelas bahwa kejujuran bukan sekadar tindakan sesekali, melainkan sebuah kebiasaan yang harus terus dilatih hingga menjadi karakter yang melekat. Sebaliknya, kebohongan akan membawa kepada kejahatan dan mengantarkan kepada neraka.

Setiap aspek kehidupan Nabi selalu menunjukkan pengamalan terbaik dari kejujuran. Ketika berdagang, beliau tidak pernah menyembunyikan cacat barang dagangannya. Ketika bermusyawarah, beliau selalu menyampaikan kebenaran, meski itu pahit. Dalam keluarga, beliau adalah kepala rumah tangga yang paling jujur dan amanah.

Saudaraku, mari kita jadikan momen Maulid ini sebagai resolusi untuk menjadi pribadi yang lebih jujur, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dengan meneladani kejujuran Rasulullah saw., kita tidak hanya memperbaiki diri, tetapi juga turut serta membangun masyarakat yang lebih baik, harmonis, dan penuh kepercayaan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Belajar Menjadi Pemaaf, Menggapai Ketenangan Hati

Ilustrasi Shalat Malam
Ilustrasi Shalat Malam. foto/IStockphoto. foto/IStockphoto

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang mulia, puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas nikmat-Nya. Marilah kita panjatkan shalawat kepada Nabi Muhammad saw., yang telah mengajarkan kita makna sejati dari kasih sayang.

Salah satu ujian terberat dalam hidup adalah menghadapi orang yang menyakiti kita. Dalam kondisi seperti itu, manusia seringkali tergoda untuk membalas dendam. Namun, Rasulullah saw. mengajarkan kita sebuah jalan yang lebih mulia, yakni sifat pemaaf.

Ketika Perang Uhud, giginya patah dan wajahnya terluka. Namun, beliau tidak sedikit pun mendoakan keburukan bagi musuh-musuhnya. Sebaliknya, dengan akhlak sabar dan jiwa pemaaf beliau mendoakan mereka agar diberi petunjuk oleh Allah Swt.

Sifat ini mencapai puncaknya saat peristiwa Fathu Makkah. Beliau memiliki kekuasaan penuh untuk membalas dendam, tetapi justru berkata, "Tidak ada celaan bagi kalian hari ini. Pergilah, sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang bebas."

Sifat pemaaf ini bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan jiwa yang luar biasa. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an:

وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۖ وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝٢٢

“Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan (rezeki) di antara kamu bersumpah (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(-nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat ini menghubungkan sifat pemaaf kita dengan harapan kita untuk diampuni oleh Allah Swt. Semakin kita mudah memaafkan, semakin besar pula harapan kita untuk mendapatkan ampunan-Nya. Sifat ini juga membebaskan kita dari beban dendam, amarah, dan kebencian, sehingga hati menjadi lebih tenang.

Saudaraku, memaafkan adalah langkah pertama menuju kedamaian batin. Mari kita jadikan Maulid Nabi ini sebagai momentum untuk membersihkan hati dari dendam dan kebencian, meneladani Rasulullah saw. agar kita bisa hidup lebih bahagia dan dirahmati oleh Allah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

4. Keteladanan Rasulullah dalam Berempati: Kunci Membangun Ukhuwah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang telah mempertemukan kita dalam majelis yang insya Allah penuh rahmat. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw.

Hadirin sekalian,

Berada di tengah kesibukan dan individualisme, kita seringkali lupa untuk menengok sekitar. Padahal, Rasulullah saw. mengajarkan sebuah nilai fundamental yang sangat penting, yakni empati. Akhlak empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami apa yang dirasakan orang lain, seolah-olah kita berada di posisi mereka.

Sifat empati beliau terlihat dalam berbagai riwayat. Ketika beliau melewati jenazah seorang Yahudi, beliau berdiri sebagai bentuk penghormatan. Para sahabat bertanya, "Bukankah dia Yahudi, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Bukankah dia juga manusia?" Ini menunjukkan betapa universalnya kasih sayang dan empati beliau.

Allah Swt. menggambarkan empati beliau dengan sangat indah:

لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ۝١٢٨

“Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw. merasakan kesedihan dan penderitaan umatnya seolah itu adalah penderitaan beliau sendiri. Empati inilah yang membuat beliau begitu dicintai dan diikuti. Ia adalah kunci untuk membangun ukhuwah (persaudaraan) dan merajut kembali benang-benang kemanusiaan yang sering kali putus.

Mari kita hidupkan kembali empati Rasulullah saw. dalam diri kita. Jadikanlah setiap tatapan mata, setiap perkataan, dan setiap perbuatan kita sebagai wujud kepedulian. Dengan meneladani empati beliau, kita akan menjadi umat yang saling mengasihi dan menguatkan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

5. Ajaran Kesederhanaan, Kekayaan Hati Tanpa Batas

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dirahmati Allah, mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya, dan selawat kepada Nabi Muhammad saw.

Saudara-saudaraku sekalian,

Saat ini kita berada di tengah gempuran gaya hidup serba mewah dan konsumtif. Namun, ajaran Nabi Muhammad saw. tentang kesederhanaan wajib kita pedomani. Beliau adalah pemimpin paling berpengaruh di zamannya, namun hidupnya jauh dari kemewahan.

Anas bin Malik pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah berkata:

"Ya Allah, jadikanlah rezeki keluarga Muhammad saw. itu secukupnya (tidak berlebihan)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa beliau tidak menginginkan kemewahan dunia bagi diri dan keluarganya. Beliau makan seadanya, tidur di atas tikar yang terkadang meninggalkan bekas di tubuhnya, dan mengenakan pakaian yang ditambal. Kesederhanaan beliau bukan karena kemiskinan, melainkan karena pilihan hidup yang bijaksana. Beliau paham betul bahwa kekayaan sejati adalah kekayaan hati, bukan seberapa banyak harta yang dimiliki.

Dengan hidup sederhana, beliau mengajarkan kita untuk tidak terikat pada dunia. Beliau mengingatkan bahwa harta dan jabatan hanyalah titipan yang bisa hilang kapan saja. Yang kekal adalah amal kebaikan dan ketakwaan kita.

Mari kita jadikan Maulid Nabi sebagai momentum untuk merenungkan kembali arti kekayaan yang sesungguhnya. Semoga kita bisa meneladani kesederhanaan Rasulullah saw. dan menjadi pribadi yang lebih bersyukur serta fokus pada bekal akhirat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

6. Pentingnya Menuntut Ilmu, Jalan Menuju Kemuliaan

Ilustrasi maulid nabi Muhammad
Ilustrasi maulid nabi Muhammad. FOTO/iStockphoto

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan kita kesempatan untuk belajar dan menimba ilmu. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw.

Hadirin yang mulia,

Tidaklah berlebihan jika kita katakan bahwa risalah Islam dimulai dengan perintah “Iqra" (Bacalah!). Wahyu pertama ini menunjukkan betapa sentralnya ilmu dalam agama kita. Rasulullah saw. sendiri adalah teladan sempurna dalam hal ini.

Beliau bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah yang mulia, yang dijanjikan oleh Allah dengan kemudahan menuju surga. Ilmu tidak hanya mencakup ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, teknologi, dan keterampilan hidup.

Rasulullah saw. juga pernah menyamakan pena ulama dengan darah syuhada. Hal ini menunjukkan betapa besarnya kedudukan orang yang berilmu. Dengan ilmu, kita bisa mengenal Allah lebih dalam, memahami ajaran agama dengan benar, dan mengambil keputusan yang bijaksana. Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan kita, membedakan antara yang hak dan batil.

Mari kita jadikan Maulid Nabi sebagai motivasi untuk terus menuntut ilmu, tidak pernah berhenti belajar dari buaian hingga liang lahat. Dengan meneladani semangat Rasulullah saw. dalam mencari ilmu, semoga kita menjadi umat yang cerdas, beriman, dan bermanfaat bagi seluruh alam.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

7. Maulid Nabi, Memperkuat Solidaritas dan Persatuan Umat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang saya hormati, puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad saw.

Rasulullah saw. diutus bukan hanya untuk menyebarkan ajaran tauhid, tetapi juga untuk menyatukan umat manusia yang terpecah belah oleh ego, suku, dan perbedaan sosial. Salah satu bukti nyata keberhasilan beliau adalah saat beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar di Madinah. Mereka yang tadinya saling bermusuhan, kini hidup rukun layaknya saudara kandung.

Prinsip persatuan ini ditegaskan dalam Al-Qur'an:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَࣖ ۝١٠

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa persaudaraan sesama Mukmin bukanlah pilihan, melainkan kewajiban. Solidaritas ini membuat umat Islam menjadi kuat dan disegani. Tanpa persatuan, umat akan mudah dipecah belah dan menjadi lemah.

Kini kita menghadapi berbagai tantangan yang mengancam persatuan. Perbedaan pendapat dalam beragama, perbedaan pandangan politik, hingga persaingan ekonomi seringkali merenggangkan tali persaudaraan.

Ajaran Rasulullah saw. tentang ukhuwah menjadi sangat relevan. Beliau mengajarkan kita untuk saling mencintai, saling membantu, dan saling memaafkan.

Mari kita jadikan momen Maulid Nabi ini sebagai pengingat untuk mempererat tali persaudaraan kita. Semoga kita bisa meneladani solidaritas Rasulullah saw. sehingga kita menjadi umat yang bersatu, kuat, dan saling mengasihi.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh kultum singkat tentang Maulid Nabi di atas dapat dijadikan referensi atau dikembangkan lebih lanjut untuk membuat kultum yang penuh makna. Selalu sampaikan ajakan untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah saw. dan mempelajari pribadi Rasulullah saw. yang mulia.

Kumpulan artikel seputar kultum juga dapat diakses dengan mudah. Pelajari berbagai referensi kultum dalam artikel informatif yang disajikan Tirto.

Cek Artikel Kultum

Baca juga artikel terkait MAULID NABI 2025 atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Edusains
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Nurul Azizah & Yulaika Ramadhani