Menuju konten utama

3 Contoh Karangan Singkat tentang Hari Pendidikan Nasional

Karangan tentang Hari Pendidikan Nasional dapat mengangkat tema yang merefleksikan keadaan pendidikan di Indonesia. Berikut contoh karangan pendidikan.

3 Contoh Karangan Singkat tentang Hari Pendidikan Nasional
ilustrasi menulis karangan Hari Pendidikan Nasional. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Karangan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dapat digunakan untuk mengapresiasi berbagai perubahan yang terjadi dalam pendidikan di Indonesia. Teks karangan bebas mengambil sudut pandang dan dapat menggali berbagai sisi pendidikan.

Banyak hal yang bisa diungkapkan melalui karangan tentang Hari Pendidikan Nasional. Misalnya, karangan mengupas tentang sejarah pendidikan di Indonesia, penerapan kurikulum, sampai prestasi yang ditorehkan bangsa ini.

Dalam tulisan ini tersedia tiga contoh karangan pendidikan yang bisa dijadikan referensi. Materinya dapat dilakukan perubahan sesuai kebutuhan. Bagi pelajar, aktivitas membuat contoh karangan singkat akan memotivasi berpikir kritis sekaligus memberikan wadah bagi mereka untuk mengungkapkan pikiran.

Contoh Teks Karangan Hari Pendidikan Nasional

Salah satu materi yang bisa diangkat dalam karangan Hari Pendidikan Nasional mengenai kiprah Ki Hajar Dewantara yang berperan aktif agar pendidikan bisa dirasakan masyarakat pribumi di masa perjuangan melawan penjajah. Kala itu, pendidikan hanya bisa dirasakan oleh golongan tertentu. Berkat jasa Ki Hajar Dewantara, aktivitas pendidikan yang dijalankannya mampu menciptakan kaum terpelajar dari kalangan rakyat biasa.

Berikut ini tersedia beberapa contoh karangan pendidikan yang mengangkat berbagai sudut pandang:

1. Contoh karangan singkat Hardiknas 1

Komitmen Bersama Mendidik Bangsa

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei. Peringatan ini menjadi momentum tentang arti pentingnya pendidikan bagi bangsa Indonesia. Urgensi pendidikan tidak hanya untuk pendidik dan siswa, melainkan juga bagi seluruh rakyat Indonesia.

Komitmen dan semangat untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang dapat diakses oleh setiap warga negara, harus senantiasa didukung. Setiap warga negara berhak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.

Keadaan ekonomi, fisik, dan sosial tak lantas membatasi setiap warga negara untuk mengakses pendidikan secara menyeluruh. Setiap warga negara dari Sabang sampai Merauke berhak mendapatkan pendidikan. Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan bagi siapa pun.

Persoalan tentang pendidikan yang masih luas, wajib diurai oleh pemerintah. Hal ini demi mencapai akses pendidikan yang ramah untuk setiap warga negara. Kualitas pendidikan perlu untuk selalu diawasi bersama, karena pendidikan menjadi salah satu pilar masa depan bangsa.

Selain pemerintah, pendidikan tidak terlepas dari peran guru. Guru sebagai pendidik berperan penting untuk menyampaikan ilmu pengetahuan sekaligus mendidik anak bangsa. Tugas guru harus dipahami agar tak sekadar mengajar, tetapi juga harus mendidik. Pendidikan turut mencakup pendidikan karakter dan pendidikan agama.

Karakter anak-anak bangsa dapat dibentuk melalui usaha para pendidik dalam lingkungan pendidikan formal. Jadikan lingkungan pendidikan sebagai tempat yang menyenangkan untuk anak sehingga dapat mengeksplorasi diri sembari mengetahui bakat dan minat pada masa akan datang. Setiap prosesnya harus dilaksanakan dengan kerja sama berbagai pihak karena mendidik menjadi pekerjaan seluruh masyarakat Indonesia.

2. Contoh karangan pendidikan 2

Bersemangat Mencari Ilmu Meski dalam Keterbatasan

Bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap 2 Mei. Momen tersebut bukan sekadar untuk dirayakan dengan berbagai seremoni. Lebih dari itu, Hardiknas merupakan pengingat pentingnya pendidikan yang menjadi fondasi utama bangsa.

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan bukan hanya akan mencetak seseorang menjadi pandai. Namun, semakin banyak bangsa Indonesia yang cerdas maka ilmu yang dimilikinya akan bernilai dan mampu untuk membangun peradaban lebih baik.

Oleh sebab itu, kualitas pendidikan harus merata di seluruh Indonesia. Jika masih terjadi kesenjangan dalam pendidikan, bangsa ini akan mengalami kesulitan menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Terlebih di zaman modern, tantangan dunia pendidikan semakin kompleks. Teknologi yang berkembang pesat dan tidak disertai pemerataan untuk mengaksesnya, bisa menimbulkan masalah nyata. Generasi muda semakin sulit bersaing dalam kehidupan karena mereka belum memiliki fondasi ilmu yang memadai.

Kehadiran Hari Pendidikan Nasional saat ini merupakan momentum yang tepat untuk merenungkan sejauh mana kita memberikan kontribusi untuk kemajuan pendidikan. Langkah yang setidaknya kita lakukan saat ini yaitu terus-menerus belajar untuk meningkatkan kompetensi. Harapannya, suatu saat nanti bisa turut memberikan kontribusi bagi kemajuan pendidikan bangsa sekalipun dimulai dari langkah-langkah kecil.

Di sisi lain, kita jangan pernah berhenti belajar hanya dari bangku sekolah semata. Keterbatasan akses pendidikan bukan berarti berhenti pula untuk belajar.

Ada banyak cara untuk meningkatkan kompetensi diri, sebab ilmu itu luas. Kita bisa mendapatkannya dari lingkungan, keluarga, perpustakaan, sampai pengalaman hidup yang nantinya akan memperkaya khazanah keilmuan.

Sebagai pelajar, mari menjadikan Hari Pendidikan Nasional sebagai motivasi untuk lebih giat belajar. Belajar bukan hanya untuk nilai, tapi juga untuk membentuk karakter, keterampilan, dan kepribadian yang tangguh.

3. Contoh teks karangan Hardiknas 3

Meneladani Semboyan Perjuangan Ki Hajar Dewantara

Sosok Ki Hajar Dewantara lekat dengan dunia pendidikan di Indonesia. Ia menjadi salah satu pelopor lahirnya kaum terpelajar di Indonesia. Hari Pendidikan Nasional dicanangkan salah satunya untuk mengenang jasa beliau.

Warisan Ki Hajar Dewantara yang dikenang sampai sekarang adalah semboyan yang diciptakannya yaitu "Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani". Semboyan tersebut kurang lebih lebih bermakna di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.

Semboyan tersebut sarat dengan makna filosofis. "Di depan memberi teladan" artinya seorang pemimpin atau pendidik mestilah berada di barisan depan. Ia harus mampu menjadi sosok teladan untuk orang lain .

Adapun "di tengah membangun semangat", artinya saat seseorang berada di tengah sebuah kelompok, ia bisa memberikan dorongan dan semangat agar maju bersama. Ia mampu menggerakkan kelompok ke arah lebih baik.

Selanjutnya, "di belakang memberi dorongan" artinya pemimpin dapat memberikan dukungan hingga mengarahkan orang lain agar mampu mandiri. Orang tersebut bisa bangkit dalam kemandirian.

Semua semboyan penuh makna dari Ki Hajar Dewantara menjadi penyemangat dalam pendidikan di Indonesia. Pendidikan diharapkan bisa mengedepankan nilai-nilai kebersamaan, motivasi, dan keteladanan.

Semboyan perjuangan Ki Hajar Dewantara masih relevan diterapkan sampai saat ini. Semangat perjuangan Ki Hajar Dewantara seharusnya menginspirasi kita di tengah tantangan globalisasi, digitalisasi, dan perubahan sosial. Pendidikan yang berjalan perlu tetap berakar pada nilai-nilai kebangsaan dan budaya bangsa.

Guru dan siswa adalah pelaku perubahan dalam pendidikan. Guru mesti meningkatkan kualitas mengajar. Adapun siswa harus aktif, kreatif, dan berpikir kritis.

Namun, tidak semua daerah di Indonesia beruntung mendapatkan kemudahan memperoleh pendidikan. Kasus anak putus sekolah masih banyak dan tidak semua sekolah memiliki fasilitas memadai. Berbagai masalah dalam pendidikan adalah pekerjaan rumah besar bagi semua.

Mari jadikan momentum Hari Pendidikan Nasional untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan pendidikan. Semua pihak mesti terlibat mulai dari pemerintah, guru, orang tua, hingga siswa. Kita perlu bahu-membahu memperbaiki sistem pendidikan dengan semangat yang telah diajarkan Ki Hajar Dewantara.

Mari kita tinggikan semangat belajar dan berbagi ilmu. Pendidikan adalah hak semua anak bangsa tanpa terkecuali.

Baca juga artikel terkait CONTOH TEKS atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Edusains
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Ahmad Yasin & Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar