tirto.id - Ada banyak contoh kultum tentang toleransi yang dapat disampaikan di bulan Ramadan. Kultum ini memuat dalil, anjuran, hingga keutamaan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Islam mengajarkan umatnya untuk menerapkan perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di bulan suci Ramadan. Contoh perilaku terpuji yang seyogianya dimiliki dalam diri para muslim adalah toleransi
Toleransi atau tasamuh merupakan sikap akhlak terpuji dalam pergaulan berupa rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan syariah Islam.
3 Kultum Tentang Toleransi untuk Ramadhan Hari Ke 11
Contoh kultum tentang toleransi dapat disampaikan dalam berbagai kegiatan di bulan Ramadan. Dengan kultum ini, harapannya umat Islam lebih paham tentang toleransi sehingga dapat menghargai kepada sesama.
Berikut ini contoh beberapa kultum tentang toleransi:
Contoh 1 Kultum Tentang Toleransi untuk Ramadhan Hari Ke 11
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Bismillaahirrahmaanirrahiim...
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Toleransi dalam pandangan Islam adalah sikap saling menghargai dan menghormati keyakinan dan agama orang lain, bukan menyamakan atau mencampuradukkan agama lain dengan keyakinan Islam itu sendiri.
Terkait toleransi ini Allah SWT berfirman dalam surah Al-Kafirun ayat 6:
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
Arab Latinnya:
Lakum diinukum waliyadiin.
Artinya:
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Ayat ini menjelaskan bahwa tidak ada tukar-menukar dengan pengikut agama lain dalam hal peribadahan kepada Tuhan.
Wahai orang kafir, untukmu agamamu, yakni kemusyrikan yang kamu yakini, dan untukku agamaku yang telah Allah pilihkan untukku sehingga aku tidak akan berpaling ke agama lain.
Inilah jalan terbaik dalam hal toleransi antar-umat beragama dalam urusan peribadatan kepada Tuhan.
Kemudian dalam surah Al-Bayyinah juga disebutkan tentang peringatan untuk melepaskan fanatisme yang merupakan musuh toleransi.
Di mana selama orang-orang masih berpegang pada fanatisme apa pun, baik itu fanatisme agama, kesukuan, dan sebagainya, toleransi sukar dicapai.
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Toleransi Islam haruslah seiring dengan kebenaran. Jika toleransi itu mencederai nilai-nilai kebenaran, bertentangan dengan akidah dan keyakinan, nilai kemanusiaan, atau menzalimi kelompok lain, toleransi itu menjadi batal dan tak boleh dilakukan.
Islam menganjurkan umatnya untuk tidak memaksa seorang pun untuk memeluk agama Islam.
Islam adalah agama yang jelas dan gamblang tentang semua ajaran dan bukti kebenarannya, sehingga tidak perlu memaksakan seseorang untuk masuk ke dalamnya.
Orang yang mendapat hidayah, terbuka, lapang dadanya, dan terang mata hatinya pasti akan masuk Islam dengan bukti yang kuat.
Dalam tafsir Ibnu Katsir, seperti dikutip laman FAI UM Surabaya, disebutkan: "Dan barang siapa yang buta mata hatinya, tertutup penglihatan dan pendengarannya maka tidak layak baginya masuk Islam dengan paksa."
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Islam mengajarkan agar umat muslim berbuat baik kepada kaum kuffar selama mereka sama-sama berbuat baik dan tidak memusuhi umat Islam selama tidak melanggar ajaran dan ketentuan agama islam.
Sikap toleransi tentu sangat dianjurkan bagi umat yang beragama, apabila umat beragama tidak memiliki sikap tersebut, maka akan timbul diskriminasi kaum mayoritas terhadap kaum minoritas.
Kaum yang dianggap kecil akan ditindas baik secara fisik maupun non-fisik.
Agar tercipta harmonisasi yang baik, toleransi yang harus kita lakukan, di antaranya:
- Saling menghargai
- Saling menolong
- Menghormati orang lain pada saat melakukan ibadah
- Menghormati acara umat lain
- Tidak mengganggunya, tidak membuat kegaduhan dan berisik.
- Bisa menerima pendapat orang lain
- Menjaga Sopan Santun/etika
- Berteman dengan semua penganut agama (tidak memilih-milih teman)
Kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Demikian, kultum singkat tentang toleransi yang dapat disampaikan. Semoga Allah Swt. meridai segala ibadah kita di bulan yang mulai ini. Amiin amiin ya rabbal alamin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh 2 Kultum Tentang Toleransi untuk Ramadhan Hari Ke 11
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Islam adalah agama yang menjunjung tinggi sikap toleransi tanpa memandang ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Allah Swt. menegaskan perihal ini dalam Surah Al-Mumtahanah Ayat 8 sebagai berikut:
لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ ٨
Arab Latinnya:
Lâ yan-hâkumullâhu ‘anilladzîna lam yuqâtilûkum fid-dîni wa lam yukhrijûkum min diyârikum an tabarrûhum wa tuqsithû ilaihim, innallâha yuḫibbul-muqsithîn
Artinya:
"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil," (QS. Al-Mumtahanah [60]: 8).
Di awal perkembangan Islam, Rasulullah Saw. bahkan telah mencontohkan sikap toleransi kepada suku dan agama berbeda. Tidak dibenarkan tindakan mengolok-olok, melecehkan, merendahkan, hingga menyalahkan agama lain.
Sebaliknya, umat Islam seyogianya memberikan kesempatan dan kedamaian agama lain dalam menjalankan kepercayaan dan ibadahnya. Allah Swt. dalam Surah Al-Kafirun ayat 1-6 menegaskan sebagai berikut:
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ. لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Arab Latinnya:
Qul yâ ayyuhal-kâfirûn. Lâ a‘budu mâ ta‘budûn. Wa lâ antum ‘âbidûna mâ a‘bud. Wa lâ ana ‘âbidum mâ ‘abattum. Wa lâ antum ‘âbidûna mâ a‘bud. Lakum dînukum wa liya dîn.
Artinya:
"Katakanlah [Nabi Muhammad], 'Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah. Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Kamu tidak pernah [pula] menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku,'" (QS. Al-Kafirun [109]: 1-6).
Demikian kultum ceramah singkat tentang toleransi dalam Islam. Semoga apa yang disampaikan menambah pemahaman dan toleransi kita dalam kehidupan sehari-hari.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh 3 Kultum Tentang Toleransi untuk Ramadhan Hari Ke 11
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian. Rasulullah Saw. bahkan diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Oleh sebab itu, dalam ajaran Islam, toleransi dan kasih sayang begitu dianjurkan dan ditekankan.
Toleransi tidak hanya kepada orang-orang yang berbeda keyakinan, agama, dan sebagainya. Namun, toleransi juga harus dilakukan kepada sesama umat Islam. Dalam sebuah hadis yang termuat di Shahih Bukhari Juz 1 hlm 11, Rasulullah Saw. pernah bersabda sebagai berikut:
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Artinya:
“Seorang Muslim adalah orang yang tidak melukai saudara Muslim lainnya baik dengan lisan dan tangannya, orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan larangan Allah SWT," (HR. Bukhari).
Toleransi dan kasih sayang harus dipraktikan dalam tindakan maupun ucapan. Jangan sampai tindakan merendahkan antara saudara seiman merusak kebesaran Islam. Dalam sebuah hadis dari Abu Musa Ra, Rasulullah Saw. menjelaskan pentingnya hubungan harmonis dalam Islam sebagai berikut:
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا.
Artinya:
“Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya seperti satu bangunan yang tersusun rapi. Sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” Dan beliau ﷺ merekatkan jari-jemarinya," (HR. Al-Bukhari [no. 481, 2446, 6026], Muslim [no. 2585] dan at-Tirmidzi [no. 1928], dari sahabat Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu).
Demikian kultum ceramah tentang toleransi singkat. Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga persaudaraan sesama umat Islam, terlebih lintas agama, suku, dan sebagainya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif