tirto.id - Anyang-anyangan dikenal dalam istilah bahasa Inggris sebagai dysuria. Gejala anyang-anyangan saat puasa dapat diatasi lewat sejumlah penerapan, seperti minum lebih banyak air putih, dikompres air panas atau hangat, dan terus mengeluarkan air seni.
Merujuk majalah terbitan National Institutes of Health Amerika Serikat, studi membuktikan bahwa beberapa jenis puasa bisa membuat tubuh lebih sehat. Di antaranya manfaatnya ialah mengontrol gula darah, tekanan darah, dan efek anti-inflamasi.
Namun demikian, bukan berarti sejumlah masalah kesehatan langsung hilang seketika saat puasa. Terlebih apabila konsumsi saat sahur dan berbuka cenderung kurang menyehatkan. Salah satunya anyang-anyangan atau dysuria.
Anyang-anyangan saat puasa menjadi salah satu keluhan lantaran menyebabkan rasa tidak nyaman setelah berkemih. Kegiatan sehari-hari Anda juga bisa terganggu karena ketidaknyamanan tersebut.
Penyebab Anyang-anyangan
Mengutip My Cleveland Clinic, anyang-anyangan dapat terjadi pada pria maupun wanita. Gejala nyeri saat buang air kecil atau setelahnya ini kerap dikaitkan dengan infeksi saluran kemih (disingkat ISK).
Terdapat sejumlah penyebab anyang-anyangan pada perempuan, misalnya infeksi kandung kemih, infeksi vagina, infeksi saluran kemih, endometritis, divertikulosis, divertikulitis, dan peradangan kandung kemih atau uretra.
Sementara itu, penyebab anyang-anyangan pada pria meliputi infeksi saluran kemih, divertikulosis, divertikulitis, prostat, dan kanker.
Dysuria dapat terjadi pada perempuan maupun pria akibat infeksi menular seksual atau efek samping obat.
Cara Mengatasi Anyang-anyangan Saat Puasa
Ada beberapa cara mengatasi anyang-anyangan saat puasa. Dinukil dari Healthwise, langkah pertama untuk mengobati penyakit ini ialah minum air putih lebih banyak.
Sementara itu, cara mengatasi anyang-anyangan saat dapat dipraktekkan dengan tips kesehatan berikut.
1. Minum lebih banyak air mineral (air putih)
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney (NIDDK), minum air putih bisa mendukung pengusiran bakteri yang berpotensi menginfeksi saluran kemih. Lantaran Anda diwajibkan berpuasa, konsumsinya bisa diperbanyak ketika sahur, berbuka, atau malam hari.2. Jangan konsumsi minuman yang mengandung karbonasi dan kafein
Seseorang yang mengonsumsi minuman berkafein dan berkarbonasi (soda) berpotensi mengalami iritasi kandung kemih. Contoh minuman yang mengandung kafein meliputi kopi, coklat, kola soda, teh hitam, dan minuman berenergi.3. Perbanyak intensitas buang air kecil
Buang air kecil dapat membawa bakteri keluar dari tubuh bersama dengan air seni. Anda bisa mengosongkan kandung kemih sekaligus membuang bakterinya dengan meningkatkan frekuensi berkemih.4. Selalu perhatikan kebersihan alat kelamin
Selain tiga cara mengatasi anyang-anyangan saat puasa yang disebutkan di atas, setelah pergi ke kamar mandi, Anda harus selalu memperhatikan tingkat kebersihan alat kelamin. Pastikan untuk mencuci bagian tersebut agar terhindar dari berbagai macam bakteri.5. Coba mengonsumsi vitamin C
Asupan vitamin C dapat diperoleh dari buah maupun suplemen tertentu. Urine dari orang yang mengonsumsi jenis zat ini akan mengandung pH (Potential of Hydrogen) lebih asam. Dengan demikian, bakteri di dalam salurannya pun jadi terhambat.6. Kompres dengan air panas
Air panas yang dimaksud dalam poin ini masih ada di batas kewajaran penerimaan kulit manusia. Anda bisa menempelkannya dengan bahan kain di area genital, hindari berlama-lama karena bisa menyebabkan lepuh.Obat Anyang-anyangan di Apotek
Apabila cara mengatasi anyang-anyangan saat puasa yang disebutkan di atas tidak manjur, Anda perlu mengonsumsi obat. Anda bisa membelinya di apotek terdekat.
Dikutip dari tulisan Parth Mehta dkk. bertajuk “Dysuria” di laman web National Library of Medicine, obat penghambat alfa dan obat kandung kemih dapat dipakai untuk anyang-anyangan. Obat apotik untuk mengobati anyang-anyangan dapat dipantau melalui daftar berikut.
- Mirabegron
- Oxybutynin
- Trospium
- Amitriptilin
- Nephrolit
- Batugin Elixir
- Urispas
- Urotractin
- Ibuprofen
- Paracetamol
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Fadli Nasrudin