tirto.id - Debat pemilihan ketua organisasi siswa intra sekolah (OSIS) bisa menjadi ajang peserta didik mengasah sejumlah kemampuan. Termasuk skill public speaking hingga kemampuan untuk saling bertukar pendapat. Debat OSIS juga jadi sarana siswa untuk belajar berdemokrasi.
OSIS merupakan organisasi resmi suatu sekolah dan tidak ada hubungan organisatoris dengan organisasi kesiswaan di sekolah lain. Hal itu sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) RI 39/2008. OSIS mencakup sekolah menengah mulai SMP, SMPLB, SMA, SMALB dan SMK.
Kepengurusan OSIS diisi oleh para peserta didik. Seperti organisasi pada umumnya, OSIS juga memiliki seorang ketua. Pemilihan ketua OSIS biasanya digelar secara demokratis, yaitu melalui pemilihan umum yang diikuti seluruh siswa.
Pemilihan langsung ketua OSIS juga dilalui dengan berbagai prosedur. Salah satunya tahapan debat, yang menjadi kesempatan bagi para siswa untuk menentukan calon ketua yang akan dipilih. Sedangkan para calon ketua berkesempatan menyampaikan visi-misinya. Apa manfaat debat ketua OSIS?
Salah manfaat dan tujuan debat OSIS ialah melatih peserta didik dalam menguji kemampuan berkomunikasi, utamanya dalam hal public speaking. Pasalnya, seorang calon ketua akan memaparkan gagasannya yang disaksikan siswa lain sebagai pemilik hak pilih.
Berkaitan dengan pemaparan gagasan, seorang calon juga memiliki kesempatan untuk melatih cara berpikir kritisnya. Pemaparan visi dan misi tersebut, haruslah dilandasi rumusan argumen yang kuat. Sehingga, sebuah gagasan bisa diterima secara umum.
Tanggung jawab juga menjadi sesuatu yang ditajamkan dalam debat OSIS. Pemaparan visi dan misi selama debat, merupakan amanah yang harus dijalankan ketika seorang calon terpilih di kemudian hari.
Tujuan lain, debat OSIS menjadi wadah para calon untuk menciptakan diferensiasi alias perbedaan. Setiap calon tentunya memiliki gagasan yang berbeda. Dari perbedaan itu, setiap calon punya keunggulannya tersendiri untuk dipilih para siswa lain.
Tak kalah penting, debat OSIS juga bermanfaat bagi peserta didik secara keseluruhan. Tidak saja para calon, siswa lain bisa turut berpartisipasi dalam debat tersebut. Sehingga kultur demokrasi akan tercipta di lingkungan sekolah.
Aturan Debat Ketua OSIS di Sekolah dan Tahapannya
Acara debat OSIS dilaksanakan secara terstruktur. Acara ini bisa dimulai dengan pembukaan lalu sambutan dari kepala sekolah (Kepsek) atau wakil kepala sekolah (Wakepsek) bidang kesiswaan.
Rangkaian lainnya memuat acara inti, seperti pemaparan visi-misi para calon, orasi, hingga kesimpulan. Terakhir, debat OSIS bisa diakhiri dengan para calon bersalaman, guna menciptakan suasana kondusif dalam pemilihan ketua OSIS.
Berikut ini contoh rangkaian acara debat pemilihan calon ketua OSIS:
- 1. Pembukaan
- 2. Sambutan kepala sekolah/wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
- 3. Sambutan pembina OSIS sekaligus pembacaan tata tertib dan sistem debat
- 4. Kandidat menyampaikan visi-misi dalam durasi yang ditentukan
- 5. Para kandidat memberikan orasi bersifat kesimpulan dan kampanye
- 6. Evaluasi dan kesimpulan oleh pembina
- 7. Sidang ditutup, para kandidat saling berjabat tangan
- 1. Siswa menggunakan pakaian OSIS atau seragam lainnya yang sesuai dengan ketentuan sekolah.
- 2. Kandidat, tim sukses (timses) dan pendukung dilarang melakukan keributan dan merusak infrastruktur sekolah.
- 3. Moderator atau panitia berhak mengeluarkan siswa yang dianggap membuat kerusuhan atau tindakan tidak kondusif lainnya.
- 4. Pendukung atau siswa yang hadir diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan setelah dipersilahkan oleh moderator
- 5. Timses dan pendukung dilarang melakukan kekerasan.
- 6. Dilarang membawa senjata senjata tajam atau alat lain yang berbahaya.
- 7. Berlaku sanksi bagi kandidat, pendukung, timses, jika kedapatan melakukan pelanggaran sesuai ketentuan yang telah disepakati.
- 8. Debat bisa dihentikan moderator sesuai arahan pembina, apabila kandidat, pendukung, atau timses melakukan pelanggaran sesuai ketentuan yang disepakati.
Cara Debat Ketua OSIS di Sekolah
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Yulaika Ramadhani