tirto.id - Puasa untuk penderita batu ginjal dapat dilakukan selama dokter telah memberikan izin, serta asupan makanan dan minuman diperhatikan sewaktu berbuka dan sahur. Artikel berikut ini akan menjelaskan mengenai cara aman puasa bagi penderita batu ginjal.
Batu ginjal (nefrolitiasis dan urolitiasis) merupakan penyakit yang disebabkan endapan keras dari mineral dan garam di dalam ginjal. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi penderita batu ginjal sebagai berikut:
- Minum air terlalu sedikit
- Terlalu banyak atau terlalu sedikit berolahraga
- Obesitas (kelebihan berat badan)
- Operasi penurunan berat badan
- Mengonsumsi makanan tinggi garam atau gula terlalu banyak.
Di samping itu, ketidakmampuan urine dalam mengencerkan juga dapat disebabkan kekurangan zat yang mencegah pembentukan kristal.
Bolehkah Penderita Batu Ginjal Berpuasa?
Boleh atau tidaknya seorang pasien batu ginjal berpuasa ditentukan dari kondisi yang dimiliki. Cara untuk mengetahui kondisi tersebut adalah melalui pemeriksaan dokter urologi.
Maka dari itu, pasien batu ginjal sebelum melaksanakan puasa harus berkoordinasi dengan dokter. Tindakan tanpa sepengetahuan dokter, dapat menyebabkan keadaan penyakit batu ginjal menjadi semakin parah.
Dengarkan saran dari dokter mengenai izin diperbolehkan atau tidak untuk berpuasa. Apabila diizinkan menunaikan ibadah puasa, pastikan untuk bertanya mengenai berbagai hal yang harus dilakukan dan dihindari.
Di sisi lain, berikut ini beberapa manfaat puasa bagi kesehatan ginjal:
- Puasa meningkat proses metabolisme yang terjadi pada ginjal
- Puasa menurunkan risiko gangguan ginjal yang disebabkan berat badan, kadar stres oksidatif, kadar antioksidan, hingga tekanan darah tinggi.
- Puasa membantu mengontrol kadar gula darah yang dapat memicu penyakit diabetes.
Tips Aman Puasa Bagi Penderita Batu Ginjal
Meskipun dokter telah mengizinkan puasa bagi penderita batu ginjal, pelaksanaan ibadah tersebut harus dilakukan dengan benar. Berikut ini tips aman puasa bagi penderita batu ginjal:
1. Aktif berkomunikasi dengan dokter
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, penderita batu ginjal yang akan berpuasa harus memeriksakan diri ke dokter urologi. Pemeriksaan tersebut tidak hanya dilakukan setelah, bahkan ketika dan setelah pelaksanaan puasa Ramadan juga harus dilakukan.Pemeriksaan minimal pasien batu ginjal yang berpuasa ke dokter minimal 2 minggu sekali. Untuk keadaan lebih khusus, Anda mungkin harus periksa lebih sering ke dokter guna memastikan kondisi badan tetap aman.
2. Mengonsumsi air putih yang cukup
Hal utama yang harus dilakukan pasien batu ginjal yang berpuasa adalah memenuhi kebutuhan cairan tubuh guna menghindari dehidrasi. Penderita batu ginjal mungkin disarankan minum air putih lebih dari dua liter. Berikut ini contoh takaran minum air putih yang dapat dilakukan:- Dua gelas saat berbuka puasa
- Empat gelas setelah salat Tarawih hingga sebelum tidur
- Dua gelas ketika sahur.
3. Memenuhi asupan makanan
Pasien batu ginjal harus memenuhi asupan makanan yang diperlukan bagi tubuh. Berikut ini beberapa makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi penderita batu ginjal:- Makanan tinggi kalsium dan vitamin D seperti susu, keju tanpa garam, yogurt, tahu tofu, hingga sayuran hijau gelap.
- Makanan rendah oksalat seperti kembang kol, bawang bombay, sawi, kubis, pisang, apel, dan lemon.
- Buah dan sayuran dengan kandungan air tinggi seperti semangka, pir, nanas, selada, tomat, hingga seledri.
- Makanan tinggi garam dan oksalat seperti bayam, kacang almond, kacang mete, ubi jalar, mie instan, dan daging kaleng.
- Makanan tinggi protein hewani seperti daging kambing dan sapi, ayam, telur, dan keju tinggi garam.
- Makanan tinggi fosfat seperti seafood dan daging merah.
4. Mengonsumsi obat dokter
Apabila Anda termasuk penderita batu ginjal yang diberi obat untuk diminum secara rutin, perilaku tersebut tidak dapat ditinggalkan. Diskusikan dengan dokter mengenai waktu untuk mengonsumsi obat. Dokter mungkin akan memberi saran waktu minum obat sebagai berikut:- Setelah berbuka puasa
- Sebelum tidur
- Setelah sahur.
5. Berolahraga
Anda dapat berolahraga ringan secara kontinu untuk meningkatkan kesehatan meskipun dengan berpuasa.Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno