tirto.id - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, mengungkap adanya peluang investasi pada bidang Teknologi Informasi (TI) yang ditunjukkan oleh perusahaan teknologi digital asal Hong Kong kepada Indonesia. Dia mengatakan kerja sama ini berpotensi untuk mengembangkan ekosistem digital, termasuk memberantas kemiskinan.
Budiman menyebut terdapat total 120 delegasi perusahaan asal Hong Kong yang berminat berinvestasi dalam bidang inovasi teknologi untuk mengentaskan kemiskinan. Salah satu perusahaan bernama Cyberport Hongkong secara langsung mengunjungi dan melaksanakan audiensi bersama BP Taskin.
"Ini delegasi terbesar yang pernah ada dari Hong Kong, 120 delegasi, very big one, tidak pernah ada sebelumnya, dan kali ini BP Taskin ingin memasukkan intervensi TI untuk membantu akselerasi kerja dari badan supaya beban yang banyak di badan jadi bisa terakselerasi dalam berbagai aspek yang ada," kata Budiman, usai melakukan pertemuan dengan perusahaan Hong Kong di Kantor BP Taskin, Jakarta Pusat, pada Kamis (9/1/2025).
Pada pertemuan tersebut, perusahaan asal Hong Kong menjanjikan bakal menekan angka kemiskinan melalui teknologi informasi penggabungan antara perangkat lunak dan perangkat keras.
“Ini soal human rights membuat orang terentas dari kemiskinan soal hak asasi manusia itulah solidaritas dari delegasi, bagaimana mereka bisa menjadi bagian dari Indonesia untuk menyelesaikan kemiskinan di Indonesia,” ucap Budiman.
Eks Politikus PDIP itu mengatakan dirinya akan melakukan identifikasi dan pemetaan terlebih dulu terkait dengan data masyarakat miskin yang nantinya menjadi sasaran investasi yang diberikan.
“Kedua, setelah didentifikasi dimana kantong kemiskinan dan siapa saja, investasi di kantong kemiskinan. Ada banyak sektor tapi di sini adalah investasi di sektor teknologi,” ucap Budiman.
Budiman berharap investasi ini dapat mendorong kecakapan teknologi bagi masyarakat miskin. Termasuk, menempatkan mereka tidak hanya sebagai pengguna, tapi juga pekerja yang akan memperoleh kemajuan ekonomi.
“Saya berharap orang miskin dilatih untuk membuat handphone, orang miskin dilatih untuk membuat laptop, orang miskin dilatih untuk membuat menara BTS, orang miskin dilatih untuk membuat teknologi internet, untuk pertanian, untuk kesehatan, dilatih dan kemudian terlibat dalam proses itu menjadi ekosistem,” tutur Budiman.
Budiman menargetkan langkah konkret terhadap kelanjutan investasi ini dapat dilakukan pada bulan Maret mendatang. Dia berharap hal ini juga dapat memicu semangat inovasi teknologi yang dapat digunakan dengan cerdas, cermat, dan cakap agar tidak ada lagi kasus yang berasal dari pinjaman online atau judi online.
“Ini baru kunjungan pertama, kita sudah bicara bahwa at least dalam tiga bulan ke depan, paling lambat tiga bulan ke depan. Dalam next three months ini harus segera ada yang konkret kita bikin perjanjian kerja sama dengan pemerintah Hongkong begitu, khususnya bicara investasi di kantong-kantong kemiskinan dalam sektor industri digital,” tukas Budiman.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama