Menuju konten utama

BP Taskin Bentuk Ekosistem Industrialisasi di Kantong Kemiskinan

Ini jadi bagian dari Rencana Induk Pengentasan Kemiskinan BP Taskin yang sedang diproses menjadi Peraturan Presiden.

BP Taskin Bentuk Ekosistem Industrialisasi di Kantong Kemiskinan
Warga beraktivitas di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta, Selasa (22/1/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/ama.

tirto.id - Badan Pangan dan Kesejahteraan Sosial (BP Taskin) berencana membangun ekosistem industrialisasi berbasis Semi-Closed Closed Loop Supply Chain (SCLSC) di wilayah kantong kemiskinan dan daerah tertinggal (3T).

Deputi Bidang Percepatan Fasilitasi dan Perlindungan Kesejahteraan BP Taskin, Zaidirina mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari Rencana Induk Pengentasan Kemiskinan (Rinduk) BP Taskin yang sedang diproses menjadi Peraturan Presiden.

Dia menjelaskan, ekosistem SCLSC akan melibatkan langsung masyarakat miskin sebagai pelaku produksi sekaligus konsumen.

“Intinya kita membuat industri yang dilaksanakan oleh rakyat miskin. Kemudian dimanfaatkan dan dikerjakan oleh mereka. Dan hasilnya pun dibeli, dimanfaatkan oleh rakyat miskin. Dengan harga pokok produksi,” katanya di BP Taskin, Selasa (22/7/2025).

SCLSC sederhananya merupakan konsep rantai pasok terintegrasi dari petani, UMKM, koperasi, hingga dukungan pemerintah dan swasta untuk produksi dan distribusi barang.

Model ini akan diterapkan untuk mendukung dapur umum di Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibangun oleh BP Taskin di kantong kemiskinan dan wilayah 3T.

Harapannya, industri yang tumbuh di wilayah kemiskinan ini dapat menjadi sumber perekonomian baru sehingga dapat memasok bahan pangan untuk program MBG.

Karena itu pihaknya telah berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian, Kelompok Wanita Tani (KWT), BUMDes, dan Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat ekosistem ini.

“Itu rencana kami yang akan kita bentuk di kantong-kantong tadi. Di dapur MBG yang ada di 3T dan kantong-kantong kemiskinan. Untuk menjaga rantai pasok tadi,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN, Suardi Samiran, menambahkan bahwa Bulog telah menyiapkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk mendukung ketersediaan pasokan beras.

“Kami tidak perlu intervensi lagi karena sudah ada Koperasi Desa Merah Putih dan BUMDes yang akan bertindak sebagai distributor," ujar Suardi.

Baca juga artikel terkait PENGENTASAN KEMISKINAN atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana