tirto.id - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko, mengusulkan pendanaan pembangunan sekolah rakyat menggunakan dana CSR (Corporate Social Responsibility). Dia mengklaim ada puluhan triliun dana yang dapat dimanfaatkan untuk pengentasan kemiskinan.
“Kebetulan di Perpres, BP Taskin dimungkinkan melakukan penggalangan dana yang tidak mengikat, baik dari CSR, hibah, atau sumber lainnya. Kami dapat informasi dari Bappenas ada Rp80 triliun dana CSR yang bergulir setiap tahun dari swasta dan Rp10 triliun dari BUMN. CSR ini juga harus diperbaiki akurasinya. Nah, kita bisa manfaatkan untuk pengentasan kemiskinan dan pembangunan sekolah rakyat,” ujar Budiman dikutip dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (19/3/2025).
Dia menjelaskan Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto ini dapat memutus mata rantai kemiskinan. Budiman menjelaskan keterlibatannya dalam sekolah rakyat yaitu bertanggung jawab menyusun rencana induk. Hal ini mencakup, identifikasi daerah prioritas, penyusunan kurikulum berbasis keterampilan kerja, serta pemantauan efektivitas program.
“Salah satu fokus utama kami adalah memastikan bahwa anak-anak yang sebelumnya sulit mengakses pendidikan dapat masuk dalam sistem ini. Kami juga akan mengidentifikasi wilayah serta kelompok yang belum terdata dalam sistem administratif agar tidak ada yang terlewat dari program ini,” kata Budiman.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menyambut baik masukan dari BP Taskin. Dia menyebut hingga kini Kemensos masih terus mematangkan Sekolah Rakyat baik dari isi kurikulum, mekanisme perekrutan murid dan guru, pembangunan gedung, hingga pembiayaan pendidikan.
“Harapan presiden tiap kabupaten/kota minimal memiliki Sekolah Rakyat. Soal pendanaan dan lain-lain kita tunggu arahan dari presiden. Kalau tadi disebut pak Budiman ada swasta dan lain-lain namun masih harus tunggu arahan presiden, sepenuhnya atas persetujuan presiden. Juli 2026 bisa kita mulai, sekarang kita identifikasi,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul berharap agar program ini dapat memberikan manfaat nyata bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Selain ijazah, dia menyebut akan berkomitmen untuk memastikan lulusannya dapat memiliki ekonomi lebih baik dari sebelumnya.
“Kemensos ingin memastikan bahwa anak-anak yang lulus dari Sekolah Rakyat tidak hanya mendapatkan ijazah, tetapi juga keterampilan yang memungkinkan mereka bekerja atau melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Ini adalah investasi jangka panjang untuk generasi masa depan,” ungkap Gus Ipul.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Intan Umbari Prihatin