tirto.id - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar Rupiah sampai dengan 22 Agustus 2022 terdepresiasi 4,27 persen (year to date/ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pelemahan ini pun relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India 6,92 persen, Malaysia 7,13 persen, dan Thailand 7,38 persen.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi," ujarnya, Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Meski demikian, Perry mengklaim nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS masih terjaga di tengah kondisi ketidakpastian global.
Rupiah bahkan menguat secara rerata sebesar 0,94 persen per 22 Agustus 2022 kemarin. Walaupun mata uang Garuda ini masih terdepresiasi 0,37 persen dibanding akhir Juli 2022.
"Dengan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia, stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," katanya.
Perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut sejalan dengan kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik.
Selain itu pasokan valas domestik juga masih terjaga, serta persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang