Menuju konten utama

Benarkah Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza dan Berapa Lama?

Situasi paling baru dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Israel belum mau menyepakati rancangan dan menuduh Hamas tak komitmen.

Benarkah Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza dan Berapa Lama?
GAZA CITY, GAZA - 28 NOVEMBER: Pemandangan RS Indonesia yang hancur saat jeda kemanusiaan selama 4 hari yang diperpanjang selama 2 hari, berlanjut pada hari ke 5 di Kota Gaza, Gaza pada 28 November 2023. FOTO/Reuters

tirto.id - Israel dan Hamas sedang berencana untuk melakukan gencatan senjata. Namun hingga Jumat (17/1/2025), belum ada kesepakatan antara kedua pihak dan masih dalam pembahasan.

Selama masa pembahasan ini pun, Israel masih melakukan serangan ke Palestina dengan korban anak-anak dan perempuan.

Para mediator Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir menyampaikan rencana gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada Rabu (15/1/2025).

Sesuai rancangan kesepakatan gencatan senjata, penghentian perang itu akan berlangsung 3 tahap, dengan beberapa kesepakatan masih dalam negosiaso.

Gencatan senjata ini akan menghentikan konflik Israel dan Hamas, merujuk pada ketegangan kedua pihak sejak 7 Oktober 2023 atau setelah 15 bulan lamanya.

Tahap Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza

Sesuai rencana, gencatan senjata Israel dan Hamas di Gaza akan berlangsung mulai Minggu (19/1/2025). Penghentian konflik ini akan berlangsung dalam 3 tahap, dengan tahapan 1 akan berlaku selama 42 hari atau 6 pekan.

Tahap 1 Israel menarik pasukan dari pusat penduduk Gaza ke wilayah yang berjarak tak lebih dari 700 meter di perbatasan Gaza-Israel.

Namun, kemungkinan pasukan masih ada di Koridor Netzarim, zona pendudukan Israel di Jalur Gaza. Israel akan menarik pasukan di Netzarim secara bertahap.

Israel akan mengizinkan warga sipil untuk kembali ke rumah mereka di wilayah kantong utara yang terkepung, juga mengizinkan warga Palestina yang terluka untuk meninggalkan Jalur Gaza guna mendapatkan perawatan.

Israel akan membuka penyeberangan Rafah dengan Mesir 7 hari setelah pelaksanaan tahap 1.

Israel kemudian akan mengurangi kehadiran mereka di Koridor Philadelphia atau wilayah perbatasan antara Mesir dan Gaza. Israel dan Hamas akan saling tukar tawanan, masing-masing 30 tahanan Israel dan 33 tahanan Hamas.

Tahap 2 dan 3 masih dalam negosiasi selama selama tahap 1 berlangsung. Ada sejumlah kesepakatan yang sudah masuk rancangan tahap 2 dan 3.

Tahap 2 berlangsung 42 hari, dengan beberapa rencana seperti: deklarasi "gencatan senjata berkelanjutan".

Lalu Hamas membebaskan sandera laki-laki yang tersisa (tentara dan warga sipil) dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Sedangkan tahap 3, Israel dan Hamas akan saling bertukar mayat sandera yang tewas. Tahap 3 juga termasuk pelaksanaan rencana rekonstruksi di Gaza, serta membuka kembali penyeberangan perbatasan untuk pergerakan masuk dan keluar Gaza.

Update Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas

Para mediator sudah mengumumkan rencana kesepakatan pada Rabu (15/1), namun pembahasan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas masih berlangsung. Kabar gencatan senjata itu juga mendapat pertentangan dari sejumlah menteri Israel.

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir mengancam mundur jika Israel mengesahkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Menurut Al Jazeera, Jumat (17/1), ada 2 menteri ultranasionalis sayap kanan Israel yang mengancam mundur.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu masih menggantungkan kepastian gencatan senjata. Netanyahu menuduh Hamas tidak memenuhi kesepakatan dan melakukan upaya untuk mendapatkan konsesi jelang gencatan senjata.

“Kabinet Israel tidak akan bersidang sampai para mediator memberi tahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen perjanjian," kata Netanyahu dikutip, Al Jazeera, Jumat (17/1).

Pejabat senior Hamas Izzat al-Risheq membantah pernyataan Netanyahu. Al Risheq mengatakan Palestina komitmen pada perjanjian gencatan senjata.

Sementara itu, serangan Israel di Gaza sejauh ini belum berhenti hingga beberapa hari jelang kesepakatan gencatan senjata pada Minggu (19/1).

Petugas medis melaporkan 87 warga Palestina tewas sejak Rabu (15/1). Ke-87 korban jiwa itu meliputi 21 anak-anak dan 25 wanita. Sebanyak 46.788 orang Palestina tewas sejak 23 Oktober 2023.

Warga Gaza masih khawatir terhadap serangan Israel. Mereka khawatir serangan lebih buruk terjadi hingga gencatan senjata berlaku.

“Kami memperkirakan akan terjadi lonjakan serangan pesawat tanpa awak dan artileri berat, dan itulah yang menyebabkan orang-orang mengakhiri perayaan setelah 2 jam,” kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera dalam laporan sebelumnya pada Kamis (16/1/2025).

Baca juga artikel terkait ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Dipna Videlia Putsanra