Menuju konten utama

Gencatan Senjata, Menlu RI Soroti Kekejaman Israel di Palestina

Pemerintah Indonesia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.

Gencatan Senjata, Menlu RI Soroti Kekejaman Israel di Palestina
Menteri Luar Negeri Sugiono mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/12/2024). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.

tirto.id - Menteri Luar Negeri, Sugiono, menyatakan pemerintah Indonesia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza. Kemlu mengungkapkan bahwa selama ini Indonesia mendorong aktif perdamaian di Palestina bersama dengan masyarakat internasional lainnya.

"Indonesia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Gaza, seperti selama ini didorong Indonesia serta masyarakat internasional," kata Sugiono dalam keterangan di akun X @Menlu_RI, Kamis (16/1/2025).

Dia mengingatkan kekejaman yang dilakukan Israel ke masyarakat Palestina bukan hanya sekadar angka. Sebab,telah menelan banyak korban jiwa manusia. Oleh karenanya, gencatan senjata menjadi momen untuk menghentikan segala bentuk kekejaman Israel kepada Palestina.

"Kekejaman Israel di Palestina telah memakan korban puluhan ribu nyawa warga Palestina. Ini bukan statistik semata, setiap angka adalah nyawa manusia," kata Sugiono.

Sugiono mendorong agar kesepakatan tersebut harus dilaksanakan dalam tempo sesingkat-singkatnya, demi menghentikan bertambahnya korban jiwa di Gaza.

"Langkah penting berikut adalah memastikan kesepakatan tersebut dilaksanakan segera dan secara komprehensif, untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak," ucap Sugiono.

Atas nama pemerintah Indonesia, Sugiono menekankan pentingnya upaya pemulihan kehidupan di Gaza serta membuka pintu bagi organisasi internasional untuk menyalurkan bantuan.

"Indonesia juga siap berkontribusi kepada upaya pemulihan kehidupan bermasyarakat di Gaza, baik itu melalui bantuan kemanusiaan, dukungan terhadap peran UNRWA, ataupun upaya rekonstruksi Gaza," kata Sugiono.

Kemlu menegaskan bahwa segala tindakan kekerasan dan aksi represi Israel ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya adalah bentuk penjajahan. Menurut Sugiono, aksi gencatan senjata tidak akan berarti bila penjajahan tidak dihentikan dan Palestina diberikan hak untuk merdeka.

"Saya tegaskan juga bahwa perdamaian tersebut hanya dimungkinkan, jika Palestina telah merdeka dan berdaulat, sesuai dengan solusi dua negara yang telah disepakati masyarakat internasional," tukas Sugiono.

Kabar kesepakatan gencatan senjata di Gaza, antara Israel dan Hamas dsampaikan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, di konferensi pers di Doha, Qatar.

Kesepakatan ini termasuk melakukan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina setelah 15 bulan berkonflik dan memanaskan ketegangan di Timur Tengah.

Dilansir dari Reuters, poses negosiasi atas kesepakatan ini berkangsung selama berbulan-bulan dengan dibantu mediator dari Mesir dan Qatar. Adapun gencatan senjata ini dilakukan tepat sebelum pelantikan Presiden terpilih AS, Donald Trump, pada 20 Januari 2025

Fase pertama kesepakatan mencakup pembebasan 33 sandera Israel, termasuk wanita, anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.

Menurut data kementerian di Gaza, serangan yang dilakukan Israel menyebabkan lebih dari 46 ribu korban jiwa. Wilayah tersebut juga mengalami kerusakan besar dan mengakibatkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.

Baca juga artikel terkait GAZA atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama