tirto.id - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mengatakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas, menjadi kabar baik bagi masyarakat di seluruh dunia yang telah lama menantikan kedamaian di Palestina. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas itu mulai 19 Januari 2024.
Ia menilai gencatan senjata itu menjadi kabar baik bagi masyarakat dunia mengingat, genosida oleh Israel menyebabkan banyaknya korban meninggal di Palestina. Menurut Sukamta, bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza, Palestina, saat gencatan senjata tersebut.
"Pengumuman tercapainya kesepakatan gencatan senjata ini menjadi kabar baik tidak hanya buat warga Palestina, tetapi juga seluruh warga dunia yang sudah menantikan hadirnya kedamaian di Palestina," kata Sukamta dalam keterangannya, Kamis (16/1/2025).
Terpenting, kata dia, adanya gencatan senjata ini segera memulihkan situasi kemanusiaan di Gaza. Dia memandang kondisi yang sangat mendesak, sebab seluruh bantuan internasional bisa segera masuk ke gaza dan menyelamatkan warga Palestina.
Politikus PKS itu berharap Israel serta Hamas memegang komitmen terkait gencatan senjata yang telah disepakati. Sukamta turut berharap gencatan senjata itu berlangsung secara permanen.
Dia juga meminta pemerintah Indonesia terlibat mengawal tahapan gencatan senjata Hamas-Israel. Sukamta mendorong pemerintah Indonesia agar menggelar sidang istimewa OKI.
"Tentu ada baiknya pemerintah Indonesia berkomunikasi terlebih dahulu dengan Qatar dan Mesir yang terlibat langsung memediasi gencatan senjata. Sidang istimewa OKI secara spesifik bisa membuat kesepakatan peta jalan pemulihan Palestina, dalam jangka pendek dari sisi pemulihan situasi kemanusiaan," urainya.
Sukamta mengatakan pemerintah dapat membantu pemulihan infrastruktur hingga pemerintahan Palestina ketika gencatan senjata permanen terjadi.
"Jangka panjangnya setelah tercapai gencatan senjata permanen, terkait dengan pemulihan infrastruktur hingga pemulihan ekonomi dan pemerintahan di Palestina," tukas Sukamta.
Kabar kesepakatan gencatan senjata di Gaza, antara Israel dan Hamas dsampaikan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, di konferensi pers di Doha, Qatar.
Kesepakatan ini termasuk melakukan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina setelah 15 bulan berkonflik dan memanaskan ketegangan di Timur Tengah.
Dilansir dari Reuters, poses negosiasi atas kesepakatan ini berkangsung selama berbulan-bulan dengan dibantu mediator dari Mesir dan Qatar. Adapun gencatan senjata ini dilakukan tepat sebelum pelantikan Presiden terpilih AS, Donald Trump, pada 20 Januari 2025.
Fase pertama kesepakatan mencakup pembebasan 33 sandera Israel, termasuk wanita, anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.
Menurut data kementerian di Gaza, serangan yang dilakukan Israel menyebabkan lebih dari 46 ribu korban jiwa. Wilayah tersebut juga mengalami kerusakan besar dan mengakibatkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Presiden AS, Joe Biden, menyatakan kesepakatan gencatan senjata ini akan menghentikan kekerasan dan membuka jalur bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina. Termasuk menyatukan kembali sandera dengan keluarga mereka.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama