Menuju konten utama

Bank Dunia Ingatkan RI Rentan Terdampak Ketidakpastian Global

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional hanya akan berada di kisaran 4,7 persen di 2025.

Bank Dunia Ingatkan RI Rentan Terdampak Ketidakpastian Global
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (23/8/2024). Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mencapai 4,7 hingga 5,05 persen yang ditopang oleh permintaan domestik dan ekspor. ANTARA FOTO/Fauzan/tom.,

tirto.id - World Bank atau Bank Dunia mengungkapkan bahwa Indonesia rawan terdampak guncangan akibat dari ketidakpastian situasi global.

Country Director World Bank for Indonesia and Timor, Carolyn Turk, mengatakan situasi global yang volatil terus menekan pembangunan ekonomi sejumlah negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.

“Ketidakpastian ini diperkirakan akan terus memberikan risiko penurunan yang signifikan dan dapat menghambat upaya pembangunan negara-negara, termasuk Indonesia,” kata Carolyn dalam Peluncuran Indonesia Economic Prospects di Energy Building, Jakarta Selatan pada Senin (23/6/2025).

Bahkan, hal ini telah membuat World Bank merevisi angka pertumbuhan ekonomi dunia menjadi hanya sebesar 2,3 persen di 2025 dan 2,4 persen di 2026.

Sedangkan untuk Indonesia sendiri, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional hanya akan berada di kisaran 4,7 persen di 2025 dan 4,8 persen di 2026, dan 5,0 persen di 2027.

Turk mengungkapkan, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 dapat mencapai 4,87 persen, relatif tinggi dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Timur dan Pasifik, namun dampak ketidakpastian global terus mengintai.

“Bukan berarti Indonesia kebal terhadap tekanan eksternal seperti ketidakpastian global,” ujarnya.

Hal yang paling mempengaruhi gejolak global terhadap perekonomian Indonesia adalah perdagangan global, penurunan investasi asing, dan kondisi makroekonomi yang melemah.

“Hal ini terjadi karena penurunan nilai tukar perdagangan, investasi langsung asing yang melemah, arus modal yang menjadi lebih volatil, dan tekanan yang meningkat terhadap stabilitas makroekonomi secara keseluruhan,” lanjutnya.

Baca juga artikel terkait BANK DUNIA atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra