tirto.id - Serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran pada Minggu, 22 Juni kemarin membuat parlemen Iran mendesak pemerintahan Iran untuk segera menutup Selat Hormuz. Apa dampak ekonomi yang akan terjadi jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz?
Selat Hormuz menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab. Selat ini menjadi jalur penghubung negara-negara jazirah Arab yang menjadi penghasil minyak seperti Arab Saudi, Irak, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), dan Iran sendiri ke negara-negara lain di dunia seperti negara-negara di Asia, Eropa, dan Amerika.
Iran sebagai penguasa Selat Hormuz di bagian utara memegang peranan penting dalam jalannya perdagangan minyak dunia. Memang, tidak ada satu negara pun yang boleh untuk melarang perdagangan di Selat Hormuz karena merupakan jalur pelayaran internasional.
Namun, karena Iran adalah negara yang mengapit Selat Hormuz, maka keadaan itu dijadikan senjata untuk mengancam AS dan Israel yang saat ini gencar menyerang negara mereka. Lantas, apa dampak jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz bagi ekonomi Indonesia khususnya?
Dampak Ekonomi yang Timbul jika Selat Hormuz Ditutup
Langkah AS turut campur dalam konflik Israel vs Iran ini cukup disayangkan publik. Apalagi Iran diperkirakan akan memberikan serangan balasan termasuk ancaman untuk menutup Selat Hormuz yang tidak hanya akan berdampak pada AS, namun juga pada ekonomi dunia.
Harga minyak telah naik sejak Israel menyerang Iran pada 13 Juni lalu. Kenaikan ini berlanjut saat AS mengumumkan telah menyerang tiga pusat nuklir Iran memunculkan desakan dari dalam parlemen Iran untuk segera menutup Selat Hormuz.
"Jika ekspor minyak melalui Selat Hormuz terpengaruh, kita dapat dengan mudah melihat harga minyak $100 atau kenaikan harga gas AS sebesar 75 sen per galon,” ujar Andy Lipow, presiden firma konsultan Lipow Oil Associates seperti diberitakan NBC News.
Dikutip Indian Express, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meminta China untuk meyakinkan Iran agar tidak menutup Selat Hormuz, karena tidak hanya mempengaruhi ekonomi dunia, Iran sendiri juga akan menderita.
“Saya mendorong pemerintah China di Beijing untuk menghubungi mereka mengenai hal itu, karena mereka sangat bergantung pada Selat Hormuz untuk minyak mereka. Jika mereka melakukannya, itu akan menjadi kesalahan besar lainnya. Itu adalah bunuh diri ekonomi bagi mereka jika mereka melakukannya.” tuturnya pada Fox News.
China adalah negara sekutu Iran yang selama ini mengimpor minyak dari negara tersebut. Iran mendapatkan sanksi Barat sehingga China menjadi negara utama pengimpor minyak dari Iran saat ini.
Apa Dampak Bagi Indonesia jika Iran Tutup Selat Hormuz?
Meski tidak secara langsung terdampak, Indonesia tetap akan dirugikan jika memang Iran memutuskan untuk menutup Selat Hormuz. Karena penutupan nantinya akan berpengaruh terhadap harga minyak dunia.
Para negara penghasil minyak mungkin tetap akan bisa mengekspor minyak ke Asia, Eropa, dan Amerika. Namun, mereka akan menggunakan rute yang lain dan tentu lebih panjang. Rute yang panjang akan memakan waktu lebih lama dan biaya yang lebih tinggi.
Faktor itulah yang akan membuat harga minyak dunia akan naik. Minyak dunia naik, BBM dalam negeri pun pasti akan naik. Karena sudah termasuk kebutuhan pokok, BBM naik akan berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan masyarakat. Ancaman inflasi pun menanti.
Menanggapi hal itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan langkah antisipasi dari Pertamina.
“Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengamankan kapal kita, mengalihkan rute kapal ke jalur aman melalui Oman dan India. Terkait biaya operasional masih kami periksa. (Stok minyak) sejauh ini masih aman,” terangnya dilansir Antara.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Elisabet Murni P
Masuk tirto.id


































