Menuju konten utama

Update Perang Israel vs Iran 23 Juni, Kenapa AS Ikut Terlibat?

Update perang Israel vs Iran 23 Juni 2025, AS dilaporkan melancarkan serangan ke Teheran. Apa alasan di balik langkah ini?

Update Perang Israel vs Iran 23 Juni, Kenapa AS Ikut Terlibat?
Foto selebaran yang dirilis oleh saluran Telegram resmi Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran, Sepah News, pada 13 Juni 2025 dilaporkan menunjukkan asap mengepul dari lokasi yang menjadi sasaran serangan Israel di ibu kota Iran, Teheran, pada dini hari. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan video pada dini hari tanggal 13 Juni bahwa Israel melakukan serangan terhadap Iran dan operasi militer terhadap republik Islam itu akan "berlanjut selama beberapa hari yang diperlukan". (Foto oleh SEPAH NEWS / AFP)

tirto.id - Seperti sudah banyak diprediksi kalangan, Amerika Serikat (AS) akhirnya ikut campur dalam konflik Israel vs Iran dengan mendaratkan bom di tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Apa yang menjadi alasan AS serang Tehran?

Setelah sempat membuat publik bertanya-tanya tentang sikap AS dalam perang Iran vs Israel, Presiden AS, Donald Trump membuat pernyataan yang menyebut jika AS telah berhasil melemahkan Iran dengan menyerang tiga lokasi nuklirnya pada Minggu, 22 Juni kemarin.

Banyak kalangan bertanya, mengapa Trump yang sebelumnya meminta Iran dan Israel untuk duduk bersama menyelesaikan konflik dengan damai, malah balik membantu Israel menyerang Iran?

Kenapa AS Serang Teheran?

Dalam unggahan di akun Truth Socialnya, Donald Trump menyampaikan jika tentara AS telah berhasil menyerang tiga lokasi nuklir Iran termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan.

"Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh BOM dijatuhkan di lokasi utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat," tulis Trump.

Setelah serangan tersebut, Trump mengatakan jika ini saat yang tepat bagi Iran dan Israel untuk berdamai.

"Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang dapat melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini," imbuhnya.

Donald Trump sebelumnya sempat mengunggah pernyataan di akun media sosial meminta Iran untuk menyerah tanpa syarat. Ia menambahkan jika AS telah mengetahui tempat persembunyian Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran.

Namun, Ali Khamenei menampik permintaan Trump untuk menyerah tanpa syarat karena merasa Iran hanya membela diri karena Israel yang pertama menyerang mereka.

Diberitakan Al Jazeera, Trump juga mengindikasikan kemungkinan penggulingan rezim Ali Khamenei yang berkuasa saat ini.

“Jika rezim Iran saat ini tidak mampu membuat Iran hebat lagi, mengapa tidak ada perubahan rezim?" ucapnya.

Meskipun banyak kalangan yang berharap AS tidak turut campur dalam konflik dua negara itu, pada akhirnya Presiden Trump memutuskan untuk “membantu” Israel memerangi Iran yang mereka yakini sedang mempersiapkan senjata nuklir.

Update Perang Israel vs Iran

Setelah serangan AS ke Iran kemarin, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, memberi tahu Presiden Prancis Emmanuel Macron jika AS harus mempersiapkan diri dengan balasan Iran.

"Amerika harus menerima tanggapan atas agresi mereka," ucap Masoud Pezeshkian dikutip The Guardian.

Iran lewat delegasinya juga sepertinya akan meminta bantuan pada Rusia, untuk melakukan perundingan setelah AS menyerang mereka. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi yang akan terbang ke Moskow guna bertemu dengan presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Senin pagi ini.

Lebih dari 400 orang tewas dan sedikitnya 3.056 lainnya terluka di Iran, sejak serangan Israel pertama pada 13 Juni lalu. Sedangkan Israel mencatat sedikitnya 24 orang mereka juga tewas karena serangan balasan Iran.

Baca juga artikel terkait PERANG IRAN ISRAEL atau tulisan lainnya dari Prihatini Wahyuningtyas

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Prihatini Wahyuningtyas
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra