Menuju konten utama

Bahlil Tegaskan Sebagian Tambang Freeport Sudah Boleh Beroperasi

Bahlil melanjutkan, proses analisis oleh pihaknya menunjukan adanya area yang ternyata berada jauh dari titik longsor.

Bahlil Tegaskan Sebagian Tambang Freeport Sudah Boleh Beroperasi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. foto/Dok. KEmen ESDM

tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, aktivitas pertambangan di sebagaian tambang milik PT Freeport Indonesia (PTFI) masih berjalan.

Menurutnya, setelah insiden longsor di tambang bawah tanah Grasberg, tak sepenuhnya aktivitas di area PTFI dihentikan. Hal ini berdasarkan keputusan tim teknis ESDM saat melakukan analisis mendetail di lokasi.

"Freeport itu tidak semua areanya itu kena masalah. Tapi kemarin pada saat masalah itu kita tutup, sampai dilakukan evakuasi," kata Bahlil pada wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (14/11/2025).

Bahlil melanjutkan, proses analisis oleh pihaknya menunjukan adanya area yang ternyata berada jauh dari titik longsor. Katanya, hal itu sama sekali tidak berkaitan secara teknis dengan lokasi bencana. Area ini kemudian dapat dinilai aman untuk beroperasi.

"Setelah dilakukan evakuasi, kemudian kita membuat analisa. Ada bagian yang enggak ada hubungannya dengan longsor underground itu. Itu gak apa-apa berjalan. Itu kan ada sekitar 6 atau 7 kilo, itu jalan aja," ujarnya.

Meski tidak keseluruhan terkena dampak, namun pemerintah tetap berkomitmen untuk menghentikan kegiatan di titik yang menjadi pusat longsor. Selain itu, keselamatan pekerja menjadi prinsip utama yang tidak dapat dinegosiasikan.

"Yang titik bermasalah, yang bencana itu, tim kita lagi melakukan evaluasi," papar Bahlil.

Lebih jauh, menurut Bahlil, pemerintah tidak ingin terburu-buru untuk membuka kembali seluruh operasi di PTFI, sebelum penyebab longsor ditemukan dan perbaikan dilakukan.

"Ya kita targetkan mungkin bulan 3-4 tahun depan beroperasi. Kita enggak mau sembarangan. Kalau sembarangan orang mati, nanti siapa yang mau bertanggung jawab lagi? Kita harus (memikirkan) nyawa orang. Ini nyawa orang, jadi ini bukan persoalannya bisnis sama-sama. Nyawa orang, dan kita harus ngecek apa penyebabnya. Setelah diaudit oleh tim ahli, setelah itu rekomendasi, dilakukan perbaikan, baru dilakukan produksi," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BAHLIL LAHADALIA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana