tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, meminta PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjajaki kerja sama terkait pengolahan konsentrat tembaga.
Hal tersebut ia sampaikan langsung kepada Direktur PTFI Tony Wenas untuk mengatasi masalah kelangkaan pasokan konsentrat akibat kejadian kahar di tambang grasberg.
"Saya kemarin minta Pak Tony, Pak Tony kemarin kan ketemu sama saya, saya minta untuk Amman dan Freeport melakukan komunikasi B2B agar material mereka bisa dibeli oleh Freeport untuk diolah di smelter Freeport dengan harga keekonomian. Artinya itu persoalan B2B," kata Bahlil pada wartawan saat berada di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (14/11/2025).
Meski demikian, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah hanya menjadi regulator, sementara keputusan bisnis sepenuhnya berada di tangan kedua perusahaan. "Pemerintah itu hanya regulator, urusan B2B-nya jangan. Saya kan bukan Presiden Director of Freeport atau CEO dari Amman," ujar Bahlil.
Sebagai informasi, saat ini smelter AMMN masih belum beroperasi sehingga perusahaan mengajukan perpanjangan izin ekspor konsentrat pada pemerintah.
"Amman itu pertama smelternya itu kan kemarin dalam keadaan kahar. Dan dalam peraturan menteri itu mengatakan bahwa perusahaan yang membangun smelter boleh mereka melakukan ekspor selama dalam keadaan kahar. Satu, Amman itu melakukan sebelum terjadinya kecelakaan di Freeport," pungkas Bahlil.
Penulis: Natania Longdong
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id







































