tirto.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, berencana memangkas volume produksi batu bara dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun depan.
Langkah ini dimaksudkan untuk mengerek harga komoditas tersebut yang tengah jatuh akibat berlebihnya pasokan di pasar global.
"RKAB kita itu kan sampai 900 juta. Akibatnya apa? Supply and demandnya tidak seimbang. Kebutuhan batu bara dunia itu cuma 1,3 miliar ton, kita bisa menyuplai sampai 600 juta ton, hampir 50 persen. Akhirnya sekarang harga batu bara lagi turun jauh," kata Bahlil pada wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (14/11/2025).
Selain itu, Kementerian ESDM juga tengah mencoba untuk memperbesar serapan di pasar domestik dengan mengkaji kenaikan volume batu bara untuk Domestic Market Obligation (DMO).
"Karena kita mengevaluasi RKAB, maka DMO yang 25 persen itu kemungkinan besar kita akan dorong. Kalau itu kemudian cukup dengan 25 persen, ya cukup, kita gak naikkan. Tapi kalau enggak cukup, kita naikkan. Berpotensi kita naikkan DMO-nya," ungkap Bahlil.
Lebih jauh, Bahlil menjelaskan bahwa DMO tersebut akan dikerahkan pada sektor-sektor prioritas, yang dianggap mempengaruhi kehidupan orang banyak, seperti pupuk, dan semen. Meski demikian, rencana ini masih dalam tahap pembahasan.
"Ini baru rencana ya. Ini kita lagi meng-exercise," tuturnya.
Sementara untuk harga DMO sendiri, Bahlil menekankan bahwa pihaknya masih mematok 70 dolar per ton. Bahlil pun menegaskan bahwa saat ini pemerintah masih mencari opsi terbaik terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di tengah kondisi yang tidak sempurna.
"Udah, kita hidup ini tidak semuanya sempurna, ya. Pemerintah itu melakukan itu adalah mencari alternatif terbaik dari semua alternatif yang ada. Kita tidak bisa semuanya itu harus nilainya 9. Kita bagaimana membuatnya harus semuanya jalan," pungkasnya.
tirto.id - Insider
Reporter: Natania Longdong
Penulis: Natania Longdong
Editor: Hendra Friana