tirto.id - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat nilai aset bersih dana jaminan sosial (DJS) pada 2024 sebesar Rp49,52 triliun atau mengalami penurunan dibandingkan 2023 yang sebesar Rp56,67 triliun. Kendati turun, nilai aset DJS ini masih mampu untuk menutupi pembayaran klaim 3,4 bulan ke depan
“Nilai aset kita masih sesuai ketentuan untuk menutup pembayaran klaim setidaknya 3,4 bulan ke depan,” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, dalam Public Expose di Kantor BPJS Kesehatan, Senin (14/7/2025).
Selain itu, hasil investasi BPJS Kesehatan juga mencatatkan penurunan di 2024. Sepanjang 2024 hasil investasi lembaga penjamin kesehatan ini sebesar Rp5,39 triliun atau turun 5,6 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp5,71 triliun.
Ghufron menjelaskan, hingga akhir tahun 2024, jumlah kepesertaan Program JKN telah mencapai 278,1 juta peserta atau 98,45%. Menurutnya, program ini didukung oleh 35 provinsi dan 473 kabupaten/kota yang telah mencapai predikat Universal Health Coverage (UHC).
“Dengan capaian yang hingga saat ini terus meningkat, BPJS Kesehatan ingin memastikan setiap peserta dapat memperoleh layanan kesehatan yang memadai,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Abdul Kadir menegaskan bahwa capaian kinerja BPJS Kesehatan pada tahun 2024 menjadi titik penting dalam perjalanan Program JKN menuju fase pendewasaan.
Kadir menyebut, seluruh jajaran Dewan Pengawas BPJS Kesehatan mengapresiasi pencapaian yang didapat, khususnya predikat WTM dalam laporan keuangan dan membaiknya kondisi Aset Bersih DJS Kesehatan.
"Pengelolaan Program JKN yang mengusung prinsip good governance juga diawasi oleh banyak pihak, terlebih undang-undang mengamanahkan BPJS Kesehatan sebagai badan publik yang bertanggung jawab kepada Presiden,” ucapnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































