tirto.id - Setelah berhari-hari terjadi demonstrasi di berbagai daerah, hari ini, Senin (1/9) di Jakarta kemungkinan tidak ada demo.
Hal ini dipastikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menyebut akan kembali turun ke jalan besok, bukan hari ini.
Sejumlah daerah di Indonesia diperkirakan akan dipenuhi dengan demonstrasi pada awal bulan September ini. Namun, untuk di ibu kota DKI Jakarta, tidak ada informasi yang menyebut jika akan ada unjuk rasa.
Keputusan untuk tidak menggelar demo hari ini diambil setelah melihat kondisi Jakarta yang tidak baik-baik saja.
Demo di Jakarta hari ini bukan datang dari mahasiswa, melainkan warga Pati yang mendatangi KPK. Warga Pati mendatangi Gedung KPK dengan mengendarai beberapa bus.
Mereka menggelar doa bersama dan menyampaikan orasi yang berisi desakan pengusutan kasus dugaan korupsi Bupati Pati Sudewo secara damai.
Mahasiswa Akan Demo Lagi di Jakarta 2 September 2025
Mahasiswa akan kembali turun ke jalan pada Selasa (2/9). Ini merupakan aksi lanjutan dari gerakan aksi “Indonesia (C)Emas” yang digelar pada 28 Juli 2025.
“Kita enggak hari ini, tapi Selasa,” ungkap Koordinator Aliansi BEM SI Muzammil Ihsan.
Muhammad Ikram menjelaskan jika saat ini para mahasiswa sedang merumuskan kapan saat yang tepat untuk kembali berdemo. Hal ini mereka lakukan agar tidak terjadi lagi kerusuhan, penjarahan, ataupun korban jiwa.
Mereka juga memastikan agar pada aksi kali ini, aspirasi dan tuntutan tersampaikan dengan baik.
“Kita masih mencoba melihat kondisi, supaya segala bentuk tuntutan dan aspirasi ini bisa tersampaikan dengan baik,” papar Ikram.
Informasi ini baru datang dari BEM SI, sementara, demo bisa saja terdiri dari massa yang cair alias tidak mengatasnamakan organisasi manapun, sehingga masyarakat Jakarta tetap perlu waspada di daerah-daerah rawan seperti Senayan (Gedung DPR/MPR), Polda Metro Jaya, Mako Brimob, dan lain-lain.
Sebagai misal, Aliansi BEM Tangerang Selatan akan menggelar demo di depan DPR/MPR menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM 1998, pengesahan RUU perampasan aset, penurunan gaji DPR, penolakan RUU KUHAP, serta penolakan program strategis nasional (PSN).
Selain itu, di Silang Selatan Monas, Lembaga Bantuan Hukum DPD KNPI DKI Jakarta menggelar aksi bersama terkait insiden kematian Affan Kurniawan.
Di lokasi yang sama, Pengurus Pusat PMKRI juga akan berdemo menuntut pencopotan Kapolri, penghentian program makan bergizi gratis, serta pencopotan menteri dan wakil menteri yang merangkap jabatan.
Prabowo Perintahkan Polri hingga BIN Usut dan Pantau Demo
Presiden Prabowo Subianto menggelar jumpa pers di Istana Merdeka Jakarta pada Minggu, 31 Agustus kemarin. Dalam pidatonya, Prabowo telah memerintahkan Polri dan TNI untuk menindak tegas massa yang melakukan penjarahan dan perusakan fasilitas umum (fasum) saat demo
"Kepada pihak Kepolisian dan TNI, saya perintahkan untuk mengambil tindakan setegas-tegasnya terhadap segala bentuk perusakan fasilitas umum, penjarahan rumah-rumah, maupun gangguan terhadap sentra-sentra ekonomi sesuai hukum yang berlaku," ucap Prabowo.
Prabowo juga meminta semua masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terpancing dengan adu domba dari pihak manapun.
"Mari kita jaga persatuan nasional. Indonesia berada di ambang kebangkitan. Jangan sampai kita diadu domba. Suarakan aspirasi dengan baik dan damai, tanpa merusak, menjarah, atau membuat kerusuhan," pintanya.
Tak hanya menindak para penjarah dan perusak fasum, Prabowo juga meminta Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengawasi jalannya demo di Indonesia.
"Badan Intelijen Negara ditugaskan untuk terus memantau situasi intelijen dan melaporkannya kepada Presiden pada kesempatan pertama bila terjadi dinamika di lapangan," ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin.
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































