Menuju konten utama

Apa yang Dilakukan Saat Waisak? Simak Penjelasan & Panduannya

Waisak 2025 pada Senin (12/5) menandai 3 peristiwa penting dalam agama Buddha. Cek rangkaian dan panduan perayaan Waisak 2025.

Apa yang Dilakukan Saat Waisak? Simak Penjelasan & Panduannya
Sejumlah biksu mengikuti kirab Gebyar Waisak 2568 BE/ 2024 di Krecek, Getas, Kaloran, Temanggung, Jateng, Minggu (16/6/2024). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.

tirto.id - Hari Raya Waisak tahun 2025 jatuh pada hari Senin, 12 Mei. Hal tersebut telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025. Hari Raya Waisak kali ini menandai tahun Buddhis 2569 BE.

Waisak merupakan refleksi bagi umat Buddha atas tiga peristiwa penting dalam perjalanan spiritual Siddharta Gautama. Ketiga peristiwa itu dirangkum dalam ajaran Tri Suci Waisak, pondasi utama dalam ritual perayaan.

Waisak akan dirayakan umat Buddha seluruh dunia, termasuk di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng). Sejak lama Borobudur telah menjadi ikon dalam perayaan Waisak di Indonesia. Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu adalah pelepasan lampion ke langit malam. Kegiatan ini terbuka bagi masyarakat umum, namun peserta diwajibkan memiliki tiket khusus untuk berpartisipasi dalam prosesi sakral tersebut.

Makna Hari Raya Waisak

Bagi umat Buddha, Waisak bukan sekadar hari libur keagamaan, melainkan peringatan agung atas tiga momen penting dalam sejarah Buddhisme, yang dikenal sebagai Trisuci Waisak. Momen pertama, menandai kelahiran Siddharta Gautama, yang kelak menjadi Buddha di Taman Lumbini pada 623 SM.

Peristiwa kedua adalah saat Ia mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi pada 588 SM. Sedangkan momen ketiga, dikenal sebagai Maha Parinibbana, memperingati wafatnya Sang Buddha di Kusinara.

Selain itu, Waisak juga menjadi momen penting bagi umat Buddha sebagai ajang refleksi diri atas ajaran Buddha pada kehidupan sehari-hari.

Menjelang Waisak, suasana religius mulai terasa di berbagai wihara. Aktivitas bersih-bersih tempat ibadah menjadi tradisi rutin, termasuk ziarah ke makam leluhur dan pahlawan sebagai bentuk penghormatan dan refleksi spiritual. Masyarakat Buddha memanfaatkan waktu ini untuk menyucikan lingkungan sekaligus batin mereka.

Pada hari perayaan, titik kulminasi ritual terjadi saat bulan purnama berada pada posisi puncak. Dalam suasana hening, umat melantunkan puja bakti, meditasi, dan pembacaan sutra suci. Tak hanya sarat makna spiritual, perayaan Waisak juga dihiasi dengan lomba-lomba seni dan pertunjukan budaya, menjadikan momen ini bukan hanya khusyuk tetapi juga semarak.

Tema Waisak 2025

Perayaan Waisak nasional tahun 2025 mengusung tema yang sarat makna spiritual dan sosial: “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia.” Tema ini ditetapkan melalui Surat Pemberitahuan resmi dari Pembimbing Masyarakat Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), nomor B-49/DJ.VII.I.Dt.1/BA.03.1/02/2025.

Mengangkat nilai-nilai luhur yang relevan dengan kondisi zaman, tema Waisak tahun ini mengajak umat Buddha dan masyarakat luas untuk: menumbuhkan kedamaian melalui pengendalian diri dan kebijaksanaan, serta dua prinsip utama dalam ajaran Buddha yang dinilai mampu membentuk harmoni dalam kehidupan individu maupun sosial.

Tak hanya mengandalkan satu pesan inti, perayaan Waisak 2569 BE ini juga diperkuat dengan enam subtema. Masing-masing menggambarkan peran nilai-nilai Buddhis dalam membangun bangsa dan peradaban, antara lain:

  • 1. Kebijaksanaan dasar keluhuran bangsa.
  • 2. Tingkatkan mawas diri dan kebijaksanaan untuk Buddha sasana lestari berkambangan dan maju.
  • 3. Pengendalian diri membawa perdamaian dunia.
  • 4. Semangat kebersamaan untuk Indonesia maju.
  • 5. Menjaga sila membangun keluhuran bangsa.
  • 6. Kekuatan moral, membangun kemuliaan bangsa.

Apa yang Dilakukan Saat Waisak?

Menjelang Hari Waisak, umat Buddha menjalani berbagai tradisi yang sarat makna. Mereka memperkuat komitmen pada Lima Sila, pedoman moral yang tak hanya berlaku saat Waisak, tapi juga jadi pegangan hidup sehari-hari. Suasana perayaan dihiasi cahaya lilin berbentuk bunga lotus dan lampion yang dilepas ke udara, melambangkan harapan dan pencerahan.

Di wihara, umat bergiliran memandikan patung Siddharta sebagai simbol membersihkan hati dan pikiran. Banyak yang memilih mengenakan pakaian putih sebagai lambang kesucian, dan beberapa juga mengibarkan bendera Buddha di depan rumah, dengan warna-warnanya yang penuh makna.

Panduan Kegiatan Waisak

Waisak bukan sekadar mengenang kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha, tapi juga momen untuk menumbuhkan welas asih dan ketenangan batin. Umat Buddha memperkaya praktik perayaan Waisak dengan berbagai kegiatan sebagai berikut:

  • 1. Lima Sila sebagai Pedoman Hidup.
  • 2. Meditasi dan Perenungan di Wihara
  • 3. Pindapata (Tradisi Memberi)
  • 4. Ritual Memandikan Patung Buddha
  • 5. Memasang Lilin Lotus dan Lampion
  • 6. Aksi Sosial sebagai Praktik Welas Asih
  • 7. Berbusana Putih
  • 8. Memasang bendera Buddha

Baca juga artikel terkait WAISAK 2025 atau tulisan lainnya dari Yulita Putri

tirto.id - Edusains
Kontributor: Yulita Putri
Penulis: Yulita Putri
Editor: Dicky Setyawan