Menuju konten utama

Apa Saja Hikmah Mengerjakan Shalat dan Keutamaan Tepat Waktu?

Apa saja hikmah mengerjakan kewajiban ibadah shalat dan keutamaan melaksanakannya tepat waktu? Simak penjelasannya di artikel ini.

Apa Saja Hikmah Mengerjakan Shalat dan Keutamaan Tepat Waktu?
Apa Saja Hikmah Mengerjakan Shalat dan Keutamaan Tepat Waktu/Ilustrasi Shalat. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Shalat merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW saat berada di langit yaitu pada malam mi’raj. Ibadah shalat lantas ditetapkan sebagai rukun islam kedua setelah dua kalimat syahadat.

Dalam buku Ensiklopedi Islam (1993), secara terminologi pengertian ibadah shalat adalah suatu ibadah yang terdiri atas ucapan-ucapan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri salam dengan syarat-syarat tertentu.

Definisi tersebut selaras dengan firman Allah SWT dalam surah al-Ankabut ayat 45.

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Artinya: "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (al-Ankabut : 45)

Lantas, apa saja hikmah mengerjakan shalat dan keutamaan shalat tepat waktu? Simak uraiannya berikut ini.

Hikmah Mengerjakan Shalat Lima Waktu

Shalat sebagai perintah yang diwajibkan dalam agama Islam, tidak hanya merupakan ibadah ritual semata, tetapi juga mengandung sejumlah hikmah yang dapat membentuk kepribadian dan pola hidup umat manusia.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa tokoh dan ahli, berikut ini penjelasan mengenai hikmah salat dan dzikir.

1. Mendidik untuk berorganisasi dan mematuhi peraturan

Hasbi Ash Shiddieqy dalam buku Pedoman Shalat (2000) menekankan bahwa ibadah shalat memiliki peran mendidik manusia untuk berorganisasi, mengutamakan peraturan, serta membiasakan kedisiplinan dan kecepatan.

Sembahyang membiasakan umat Islam untuk memelihara dan menjaga waktu, serta melatih mereka melakukan aktivitas pada waktu yang telah ditentukan.

2. Membentuk pribadi disiplin dan etika penghargaan waktu

Menurut Qodri A. Azizy dalam buku Islam dan Permasalahan Sosial: Mencari Jalan Keluar (2000), ditinjau dari aspek keteraturan pelaksanaan, shalat dapat membentuk pribadi yang disiplin dan mampu mewujudkan etika penghargaan waktu.

Seseorang yang mengambil pelajaran dari shalatnya cenderung memiliki sifat disiplin dan menghargai waktu dengan sebaik-baiknya.

3. Mengajarkan disiplin, ketaatan waktu, dan kerja keras

Sentot Haryanto dalam bukunya Psikologi Shalat (2007), menjelaskan bahwa ibadah shalat mengajarkan umat Islam untuk bersikap disiplin, taat waktu, serta menghargai dan bekerja keras.

Shalat tidak hanya menjadi unsur kewajiban, tetapi juga menjadi bagian integral dari disiplin yang terkait erat dengan kunci kesuksesan.

4. Memberikan ketentraman dan ketabahan hati

Selain itu, Sentot Haryanto juga menyatakan bahwa shalat sekaligus dzikir memiliki dampak positif terhadap kejiwaan, memberikan ketentraman dan ketabahan hati.

Dengan melibatkan diri dalam ibadah ini, seseorang menjadi lebih tahan banting terhadap kesulitan hidup dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi musibah.

Keutamaan Melaksanakan Shalat Tepat Waktu dan Dalilnya

Shalat sebagai rukun islam yang kedua disebut sebagai tiang agama dan merupakan pokok dari ibadah umat Muslim. Berkaitan dengan hal tersebut keutamaan melaksanakan shalat tepat waktu termuat dalam sejumlah ayat dan hadis.

Kewajiban shalat dan keutamaan shalat salah satunya termuat dalam firman Allah SWT melalui surah An-Nisa ayat 103.

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Artinya: "Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisaa: 103)

Dikutip dari artikel “Jangan Menunda-nunda Waktu Salat” dalam situs muhammadiyah.or.id, ayat tersebut dapat dipahami bahwa kewajiban untuk melaksanakan salat harus dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, tidak diperbolehkan menjalankannya sebelum waktu yang telah ditentukan, maupun setelah waktu tersebut berakhir.

Seseorang yang cenderung meninggalkan salat atau melaksanakannya di luar jadwal yang ditentukan akan menghadapi ancaman siksaan di neraka Jahanam.

Sebaliknya, mereka yang bertaubat dan melaksanakan amal shalih akan mendapatkan kenikmatan di surga tanpa mengalami kerugian sedikit pun.

Selaras dengan hal tersebut, keutamaan mengenai shalat lima waktu juga terdapat dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 238.

حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ

Artinya: “Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.” (QS. al- Baqarah: 238)

Selain itu, keutamaan sholat juga dapat memberikan banyak kebaikan bagi umat Muslim yang menjalankannya.

Berdasarkan hadis riwayat Ahmad, dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi Muhammad SAW mengingatkan tentang sholat pada suatu hari, kemudian berkata,

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا، وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ

Artinya: “Siapa saja yang menjaga sholat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan, siapa saja yang tidak menjaga sholat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.”

Baca juga artikel terkait SHALAT LIMA WAKTU atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno