tirto.id - Paraben adalah bahan kimia antimioroba. Paraben kerap jadi perbincangan dalam dunia skincare karena dianggap berbahaya bagi kesehatan. Banyak orang mulai menghindari produk yang mengandung bahan ini, meski belum sepenuhnya memahami apa sebenarnya paraben itu.
Padahal, tidak semua paraben berdampak negatif jika digunakan dalam batas aman. Lantas, apa itu paraben dan benarkah semua jenisnya perlu dihindari?
Apa Itu Paraben?
Apa itu paraben? Paraben adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai pengawet dan antimikroba, membantu mencegah pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi yang bisa merusak produk. Meski bisa ditemukan secara alami dalam tumbuhan dan buah, sebagian besar paraben yang digunakan berasal dari produksi sintetis dan telah digunakan lebih dari 100 tahun.
Paraben umum ditemukan dalam produk perawatan pribadi seperti skincare, kosmetik, dan alat cukur, serta dalam makanan olahan seperti sereal, permen, daging kemasan, dan es krim beku. Karena penggunaannya yang luas, paraben kini juga terdeteksi di lingkungan seperti udara, debu, dan air sungai.
Jenis paraben yang paling sering muncul dalam daftar bahan produk antara lain methylparaben, propylparaben, butylparaben, ethylparaben, isobutylparaben, dan isopropylparaben.
Bahaya Paraben
Paraben adalah bahan kimia yang termasuk endocrine-disrupting chemicals (EDCs), yaitu zat yang bisa mengganggu sistem hormon tubuh dengan meniru estrogen. Zat ini masuk ke tubuh melalui kulit atau makanan, lalu dikeluarkan lewat urine dalam 24–48 jam. Meski bahaya paraben tidak langsung, paparan jangka panjang tetap dikhawatirkan berdampak negatif bagi kesehatan.
1. Gangguan Reproduksi Perempuan
Paparan paraben diduga dapat memengaruhi kesuburan, mempercepat pubertas, meningkatkan risiko kelahiran prematur, dan mengganggu perkembangan janin. Penelitian awal menunjukkan adanya penurunan kadar hormon reproduksi pada perempuan yang terpapar paraben.2. Penurunan Kualitas Sperma
Pada pria, paraben dikaitkan dengan penurunan jumlah, konsentrasi, dan pergerakan sperma. Efek ini diduga berasal dari kemampuan paraben meniru estrogen dan mengganggu hormon reproduksi.3. Risiko Kanker Payudara
Meski belum terbukti secara pasti, beberapa studi awal menemukan paraben pada jaringan payudara dan menduga zat ini dapat memengaruhi sel sehingga berpotensi meningkatkan risiko kanker.4. Diabetes Gestasional dan Obesitas
Beberapa riset menunjukkan kaitan antara kadar paraben yang tinggi dengan peningkatan risiko diabetes selama kehamilan. Paraben juga ditemukan dalam kadar lebih tinggi pada perempuan dengan indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi.5. Gangguan Fungsi Tiroid
Paparan paraben diduga dapat menurunkan kadar hormon perangsang tiroid (TSH) yang berperan penting dalam mengatur metabolisme, suhu tubuh, dan suasana hati. Namun, temuan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut pada manusia.Adakah Jenis Paraben yang Aman Digunakan?
Meskipun paraben sering mendapat sorotan negatif, nyatanya tidak semua jenis paraben dianggap berbahaya. Beberapa paraben masih dinilai aman digunakan dalam batas konsentrasi tertentu, terutama dalam produk perawatan pribadi.
Berikut adalah jenis paraben yang aman digunakan dengan dosis yang sesuai.
1. Ethylparaben
Merupakan jenis paraben yang umum digunakan dalam produk kosmetik untuk mencegah pertumbuhan jamur, sehingga produk lebih tahan lama. Selama digunakan dalam batas wajar, ethylparaben masih dianggap aman. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa bahan ini dapat membuat kulit lebih rentan terhadap efek buruk sinar matahari.2. Butylparaben
Masih bisa digunakan secara aman jika konsentrasinya tidak melebihi 0,05%. Meski begitu, bahan ini berpotensi menimbulkan iritasi, terutama pada kulit sensitif. Oleh karena itu, pemilik kulit sensitif sebaiknya menghindari produk yang mengandung butylparaben.3. Propylparaben
Memiliki sifat larut air, sehingga sering ditemukan dalam kosmetik berbahan dasar air seperti toner atau pelembap ringan.Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Dhita Koesno
Masuk tirto.id







































