Menuju konten utama

Apa Dampak Positif & Negatif Pernikahan Beda Usia Jauh?

Ada dampak positif dan negatif dari pernikahan beda usia jauh, mulai dari segi finansial, emosional, hingga kondisi fisik.

Apa Dampak Positif & Negatif Pernikahan Beda Usia Jauh?
Pasangan selebritas Desta Mahendra dan Natasha Rizky memiliki usia beda jauh 16 tahun. ANTARA/Lia Wanadriani Santosa/aa.

tirto.id - Pernikahan beda usia jauh merupakan hal yang umum terjadi di berbagai kebudayaan. Di Indonesia sendiri, pernikahan beda usia dengan rentang belasan bahkan puluhan tahun sering terjadi.

Tentu ada dampak positif dan negatif dari pernikahan beda usia jauh. Dampak positif dan negatif ini berkaitan dengan kondisi finansial hingga kedewasaan dalam membangun hubungan.

Belakangan ini isu soal pernikahan beda usia marak dibicarakan di media sosial menyusul kabar masalah rumah tangga Deddy Mahendra (Desta) dengan Natasha Rizky dan Dahlia Poland dengan Fandy Christian.

Dua pasangan selebriti itu sama-sama menikah dengan perbedaan usia yang jauh. Desta dan Natasha diketahui berbeda usia 16 tahun saat menikah, sedangkan Dahlia dan Fandy beda usia 12 tahun.

Tentu pernikahan Desta-Natasha dan Dahlia-Fandy hanyalah contoh kecil dari pernikahan beda usia jauh. Banyak pasangan lain yang memiliki pernikahan awet tanpa masalah meskipun berbeda usia jauh.

Kendati demikian, ini tidak menutup fakta bahwa kesenjangan usia antar pasangan dapat memengaruhi pernikahan. Dikutip dari Psycom, perbedaan usia pasangan bisa jadi bekerja dengan baik, atau sebaliknya justru menyebabkan masalah.

Dampak Positif Pernikahan Beda Usia Jauh

Pernikahan beda usia jauh secara umum memiliki sisi positif dari segi finansial dan pengalaman. Dikutip dari All The Difference, berikut beberapa dampak positif pernikahan beda usia jauh.

1. Finansial lebih stabil

Menikahi pasangan yang lebih tua cenderung lebih stabil secara finansial. Pasangan yang lebih tua biasanya telah memiliki karier atau sumber penghasilan yang lebih besar dibanding pasangannya.

Ini dapat membantu mengisi kebutuhan pernikahan dari aspek finansial

2. Lebih berpengalaman

Menikah dengan seseorang yang jarak usianya jauh lebih tua juga bisa menguntungkan dari segi pengalaman. Pasangan yang lebih berpengalaman cenderung lebih tau cara menghadapi krisis antar pasangan atau hal-hal lain yang memengaruhi pernikahan.

3. Memainkan peran ganda

Memiliki pasangan dengan usia yang jauh lebih muda atau lebih tua membuat seseorang memainkan peran ganda sekaligus.

Pasangan yang lebih tua tidak hanya dianggap sebagai suami atau istri, tetapi juga kakak atau orang tua. Sebaliknya, pasangan yang lebih muda juga memainkan peran sebagai adik, anak, bahkan sahabat.

Peran ganda ini memungkinkan pasangan saling membutuhkan satu sama lain sehingga mempererat hubungan mereka dalam jangka waktu lama.

4. Perspektif mengasuh anak lebih luas

Pernikahan dengan jarak usia jauh lebih mungkin melibatkan lintas generasi. Setiap generasi memiliki pola pengasuhan yang berbeda-beda.

Orang tua yang berasal dari dua generasi berbeda bisa memberikan perspektif pengasuhan yang lebih beragam dan luas. Ini memungkinkan pasangan menemukan lebih banyak alternatif pola asuh yang terbaik untuk anak.

Dampak Negatif Pernikahan Beda Usia Jauh

Selain dampak positif, pernikahan beda usia jauh juga bisa menimbulkan dampak negatif. Masih menurut All The Difference, berikut dampak negatif pernikahan beda usia jauh secara umum:

1. Risiko perceraian meningkat

Berdasarkan studi yang terbit di Social Science Research Network (SSRN) pada 2014 ditemukan bahwa pernikahan dengan perbedaan usia jauh lebih berisiko mengalami perceraian.

Menurut penelitian tersebut perbedaan usia 5 tahun meningkatkan kemungkinan pasangan bercerai sebesar 18 persen. Lalu, perbedaan 10 tahun berpeluang cerai lebih tinggi 39 persen.

Di sisi lain, pasangan yang menikah dengan perbedaan suai satu tahun hanya memiliki peluang cerai 3 persen.

2. Kesulitan berkomunikasi

Perbedaan perspektif antar pasangan yang berbeda usia jauh adalah masalah yang sering dilaporkan. Akibatnya, pasangan sering kali mengalami kesulitan berkomunikasi dan menimbulkan kesalahpahaman.

3. Risiko dominasi dan ketergantungan

Risiko dominasi dan ketergantungan juga merupakan masalah yang sering dialami pasangan dengan beda usia jauh.

Pasangan yang lebih tua cenderung merasa bertanggung jawab atas pasangannya yang lebih muda. Namun, dalam kasus yang ekstrem sikap ini dapat berkembang menjadi sifat dominator.

Hal ini menyebabkan pasangan yang lebih muda merasa terkekang.

Dari sisi pasangan yang lebih muda berisko kehilangan kemandirian atau bahkan ketergantungan pada pasangannya. Hal ini bisa jadi karena kesenjangan finansial, budaya, atau faktor lainnya.

4. Tingkat energi yang berbeda

Tingkat energi yang berbeda adalah faktor krusial dalam pernikahan beda usia jauh. Tingkat energi berbeda dapat memengaruhi pasangan dalam berbagai kasus, termasuk pengasuhan, hubungan seks, hingga pekerjaan.

Pasangan yang lebih tua mungkin sudah tidak mampu lagi mengasuh balita yang memiliki energi aktif. Akibatnya, pengasuhan hanya dibebankan kepada salah satu pasangan saja.

Masalah lain yang sering timbul adalah masa pensiun. Pasangan yang lebih tua biasanya akan pensiun mendahului pasangannya yang lebih muda. Hal ini menyebabkan lingkungan sosialnya menjadi terbatas selama bertahun-tahun.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora