tirto.id - Menikah menjadi pilihan setiap individu untuk merajut sebuah keluarga. Kendati demikian, menikah tidak melulu soal cinta saja karena ada banyak faktor lain yang harus diperhatikan.
Salah satunya adalah kesiapan dalam mengasuh buah hati bagi mereka yang memutuskan untuk memiliki anak.
Sebelum memutuskan untuk menikah, ada baiknya setiap individu wajib untuk mempelajari ilmu parenting, apalagi jika nantinya ingin memiliki buah hati.
Ilmu parenting adalah ilmu mengenai mendidik, mengasuh, membimbing, dan mendampingi anak dengan baik dan benar. Membekali diri dengan pengetahuan seputar parenting mampu membantu para calon orang tua untuk menciptakan keluarga yang bahagia dengan anak-anak yang tumbuh cerdas dan sehat.
Alasan dan manfaat mempelajari ilmu parenting sebelum menikah
Ilmu parenting sebaiknya didalami jauh-jauh hari, bahkan sebelum menikah. Hal ini bukan tanpa alasan. Mempelajari ilmu parenting memiliki banyak manfaat. Melansir laman Siap Nikah, ada beberapa alasan dan manfaat mempelajari ilmu parenting sebelum menikah.
1. Memahami keterbatasan waktu setelah menikah
Banyaknya kegiatan yang diurus setelah menikah, menyebabkan para pasangan lupa untuk menyisihkan waktunya mempelajari ilmu parenting.
Misalnya saja keinginan menikmati masa-masa bulan madu, bekerja memenuhi kebutuhan keluarga, hingga mengujungi rumah sanak keluarga. Seringkali keinginan mempelajari parenting tertunda, untuk itu tidak ada salahnya mempelajarinya sebelum menikah.
2. Persiapan mental
Kesiapan mental orang tua dalam mendidik anak dapat dilihat dari pola pikir, sikap, dan tindakan.
Hal tersebut tentunya membutuhkan persiapan yang tidak tiba-tiba. Dengan mempelajari ilmu parenting sebelum menikah, dapat membantu pasangan untuk menyelesaikan masalah yang muncul, seperti munculnya perselisihan dengan anak, kesabaran untuk menjadi orang tua, hingga masalah yang muncul antara suami dan istri.
3. Anugerah anak bisa datang kapan saja
Kehamilan dapat menjadi sesuatu yang tidak dapat diprediksi, meski memang sebaiknya perempuan dan pasangannya tetap menyiapkan kapan waktu terbaik untuk hamil dan melahirkan.
Namun, kehamilan yang cepat dengan persiapan yang singkat dapat membuat para calon orang tua kewalahan.
Maka dari itu, penting bagi setiap pasangan untuk memahami ilmu parenting jauh-jauh hari. Hal tersebut bertujuan agar kelak sang anak tidak dibesarkan dengan cara asal-asalan.
4. Sebagai pendidik pertama dibutuhkan ilmu dan kerja keras dari awal
Memberikan pendidikan untuk anak harus diawali oleh pasangan yang baik. Ilmu parenting dapat membantu para calon orang tua untuk memahami berbagai pengetahuan, mulai dari cara mengasuh hingga mengontrol emosi anak.
Selain itu, penting untuk membuat kesepakatan bersama pasangan tentang pola asuh anak-anak nanti.
Tips mempelajari ilmu parenting sebelum menikah
Saat ini banyak pasangan yang hanya fokus dengan persiapan pernikahan, seperti dekorasi permikahan. Mereka tanpa sadar melupakan pentingnya persiapan pra nikah seperti mempelajari ilmu parenting.
Sudah seharusnya ilmu parenting seperti cara mengasuh, mendidik, dan membimbing anak dikuasai para calon pasangan.
Melansir laman Siap Nikah, ada beberapa hal yang perlu diperharikan ketika akan menikah khususnya soal parenting, di antaranya:
1. Menentukan tujuan parenting dengan pasangan
Pola asuh orang tua terhadap anaknya dapat membentuk kepribadian anak, mulai dari konsep diri hingga keterampilan anak dalam menyelesaikan masalah.
Tujuan pengasuhan perlu didiskusikan bersama pasangan agar memiliki pedoman dalam melakukan pengasujan sesuai kesepakatan bersama.
2. Mendidik anak sesuai dengan zamannya
Tidak dipungkiri gaya dan kebutuhan anak akan selalu mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan anak yang mengikuti zaman dapat membantu anak untuk bertahan sesuai dengan zamannya, sehingga menjadi generasi yang mandiri dan bermanfaat.
3. Menanamkan mindset bahwa anak adalah amanah
Setiap anak yang lahir di dunia merupakan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga sebaik-baiknya.
Setiap orang tua harus menerima kekurangan dan kelebihan anaknya, sehingga anak dapat tumbuh menjadi sosok yang lebih bahagia tanpa adanya tekanan dan emosi dalam jiwanya.
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari