tirto.id - Menjadi orang tua merupakan sebuah pilihan sekaligus tanggung jawab terbesar dalam hidup seseorang.
Sebab, dengan menjadi orangtua, segala hal yang dilihat dan diperlakukan kepada sang anak kelak akan sangat menentukan arah hidup dan kepribadian mereka.
Parenting sendiri memiliki berbagai macam definisi. Dilansir dari laman Healthy Place, berikut adalah definisi-definisi dari parenting:
- Proses membesarkan seorang anak dari lahir hingga bisa mandiri di usia dewasa
- Memfasilitasi proses perkembangan anak dalam berbagai tahap
- Memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua dalam membesarkan anak
- Menyediakan lingkungan yang sehat bagi anak untuk memastikan perkembangan sosial dan edukasi mereka.
- Menyediakan kondisi finansial yang stabil di rumah
Menurut The American Psychological Association, terdapat 3 tujuan utama dari parenting, yaitu:
1. Menjaga anak tetap sehat dan aman
2. Mempersiapkan anak untuk menjadi mandiri di masa dewasa
3. Mengajarkan nilai-nilai yang sejalan dengan budaya yang dianut orang tua
Apa saja tipe-tipe parenting
Terdapat beberapa tipe parenting atau pola asuh yang bisa dipilih dan dilakukan oleh orang tua dalam mengasuh anak.
Masing-masing pola ini memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga tidak ada satu tipe pola asuh yang lebih baik dari yang lainnya.
Pemilihan tipe pola asuh ini disesuaikan dengan anak, orang tua, latar sosial dan budaya, serta faktor lainnya.
Dilansir dari laman Siap Nikah BKKBN, berikut adalah tipe-tipe pola asuh:
1.Authoritative
Pola asuh authoritative adalah pola asuh saat orang tua membuat peraturan dan batasan yang jelas dan konsisten.
Kelebihan dari pola asuh ini adalah berdampak positif pada kesehatan jasmani dan mental anak, tetapi pola asuh ini menuntut kesabaran yang tinggi bagi orang tua.
2.Authoritarian
Tipe pola asuh ini adalah pola asuh saat orang tua memberi peraturan yang ketat dan tak segan memberikan hukuman serta ekspektasi tinggi kepada anaknya.
Kelebihan pola asuh ini adalah anak bisa dididik menjadi disiplin, tetapi di sisi lain biasanya tidak terbentuk pola komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak.
3.Permissive
Tipe pola asuh ini adalah pola asuh ketika orang tua tidak menentukan batasan dan mengatur anak, termasuk dalam mengambil keputusan.
Kelebihannya adalah anak-anak tidak mengalami tekanan karena aturan yang ketat, tetapi kekurangannya adalah anak mungkin tidak terlalu diawasi sehingga berisiko mengalami berbagai masalah.
4. Attachment
Pola asuh ini merupakan pola asuh terikat yang memungkinkan orang tua memiliki kontak erat dengan anak, sehingga orang tua dapat menanggapi semua kebutuhan anak tanpa keraguan.
Kelebihan pola asuh ini adalah anak menjadi tidak ragu untuk menceritakan segala masalah dan kebutuhannya kepada orang tua, tetapi orang tua menjadi tidak bisa punya waktu untuk diri sendiri.
5. Helicopter
Tipe pola asuh ini merupakan orang tua yang cenderung mengontrol segala situasi. Mereka cenderung tidak percaya kepada kemampuan mengambil keputusan anak dan ingin selalu mengarahkan anaknya.
Kelebihannya adalah orang tua mampu dengan pasti mengarahkan masa depan anak, tetapi sang anak tidak mampu menjadi mandiri.
6. Free-Range
Pola asuh ini memberikan ruang ekspresi kepada anak, tetapi masih dalam pengawasan orang tua yang memberikan peraturan, konsekuensi dan tanggung jawab.
Kelebihannya anak dapat diajarkan tanggung jawab atas pilihannya sendiri, tetapi anak memiliki risiko untuk terluka.
7. Uninvolved/Neglectful
Pola asuh ini merupakan pola asuh saat orang tua tidak memiliki waktu untuk anaknya, bisa karena pekerjaan atau menjadi orang tua tunggal.
Dalam pola asuh ini orang tua tidak banyak terlibat dalam kehidupan anak secara emosi dan fisik. Pola asuh ini cenderung menghasilkan anak-anak yang tidak mampu mengontrol emosi mereka, mengalami depresi, sifat antisosial, dan kesulitan di bidang akademik.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari