tirto.id - Setelah lebih kurang satu tahun menjalin hubungan, YouTuber tanah air Thariq Halilintar dan Fuji memutuskan mengakhiri hubungan karena ketidakcocokan prinsip.
Namun demikian, Thariq menjelaskan bahwa keputusan tersebut sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Kandasnya hubungan ini menyoal prinsip yang sudah dipegang Thariq maupun Fuji dari sejak kecil.
"Tapi, bukan masalah keluarga, ini soal prinsip yang nggak bisa di, ya gimana ya, kita dari kecil udah megang suatu prinsip gitu ya, dibesarkan dengan prinsip itu. Ketika prinsip itu dilanggar, mungkin harus ada pendewasaan dari masing-masing pihak kan," kata Thariq pada kanal YouTube Need A Talk.
Diduga Thariq mempunyai prinsip tidak ingin berlama-lama pacaran dan ketika sudah mendapatkan kecocokan, menikah muda adalah pilihan yang baik.
Terlepas dari prinsip nikah muda yang dipegang oleh seseorang, ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan nikah muda agar terwujud rumah tangga yang ideal.
Terlebih, dikutip laman resmi Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau (Kemenag Kepri) perceraian di Indonesia didominasi oleh pasangan muda, persentasenya mencapai angka 30,8 persen secara nasional.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Nikah Muda
Dilansir lamanSiap Nikah oleh BKKBN sebelum membangun rumah tangga, pasangan perlu mempertimbangkan beberapa hal termasuk usia, fisik, finansial, mental, dan kesiapan menjadi orang tua, berikut penjelasannya.
1. Siap Usia
Tidak ada patokan ideal usia menikah, karena semua orang mempunyai pertimbangan masing-masing.
Namun, menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1974, salah satu syarat menikah adalah mempelai berusia di atas 21 tahun. Apabila mempelai di bawah usia 21 tahun, maka untuk melangsungkan pernikahan diperlukan izin orang tua.
Usia 21 tahun dipilih menjadi usia minimal menurut hukum bukan tanpa alasan. Pertimbangannya adalah karena pada usia 21 tahun ke atas individu sudah matang secara biologis. Tubuh sudah berkembang dengan sempurna dan hormon juga sudah stabil.
2. Siap Fisik
Menikah bukan hanya tentang hubungan seksual suami istri. Lebih jauh lagi, menikah berarti membangun tim, dan hidup mandiri bersama pasangan.
Fisik harus sudah siap menerima tanggung jawab sebagai pasangan suami istri seperti nafkah, melakukan pekerjaan rumah, hingga mengasuh anak.
Oleh karena itu, sangat perlu memahami kondisi tubuh, sebelum menikah dianjutkan untuk jujur satu sama lain kepada pasangan mengenai riwayat kesehatan.
3. Siap Mental
Siap mental sangat diperlukan karena menjalani pernikahan tidak sama halnya dengan pacaran. Menyatukan dua kepala saja bukanlah pekara mudah, apalagi pernikahan juga menyatukan dua keluarga.
Akan sangat banyak tantangan, masalah, dan cobaan yang akan datang. Oleh karena itu, mental harus siap untuk mengatasi semua itu.
4. Siap Finansial
Siap finansial bukan berarti harus memiliki banyak tabungan dan aset. Tetapi, kemampuan untuk mandiri secara finansial, artinya dapat menghasilkan uang sendiri.
Jangan sampai ketika sudah menikah masih membebankan pekara finansial kepada orangtua dan keluarga.
5. Siap Menjadi Orang tua
Menikah bukan berarti harus memiliki anak atau harus segera memiliki anak. Namun, konsekuensi proses produksi adalah menjadi orang tua.
Menjadi orang tua adalah tugas yang tidak mudah, apalagi untuk menghasilkan anak yang bahagia dan berkualitas, suami dan istri harus saling bekerja sama.
Editor: Dhita Koesno