Menuju konten utama

Beda Prinsip Fuji-Thoriq & Kelebihan Kekurangan Nikah Muda

Pasangan Youtuber Fuji-Thoriq putus akibat beda prinsip terkait pernikahan, ini kekurangan dan kelebihan nikah muda.

Beda Prinsip Fuji-Thoriq & Kelebihan Kekurangan Nikah Muda
Kebersamaan Thariq Halilintar dan Fuji di akun Instagram-nya. Instagram/Fuji An

tirto.id - Pasangan Youtuber Fuji AN dan Thariq Halilintar (Thoriq) belakangan ini kembali meramaikan media sosial. Ini menyusul pengumuman bahwa Fuji-Thoriq putus akibat beda prinsip.

Hal ini disampaikan langsung oleh Thoriq dalam wawancaranya dengan sang kakak Atta Halilintar dan kakak ipar Aurel Hermansyah melalui podcast yang diunggah di Youtube Need A Talk

"Bukan masalah keluarga atau apa. Intinya, soal prinsip," kata Thoriq, Senin (20/2/2023). Sebagian penggemar menilai bahwa perbedaan prinsip yang terjadi pada pasangan Fuji-Thoriq terkait dengan pernikahan.

Masih dalam podcast yang sama, Thoriq mengaku ingin menikah muda selama sudah siap dan memiliki pasangan. Hal ini diduga bertentangan dengan prinsip Fuji.

Data Nikah Muda di Indonesia

Nikah muda seperti yang diimpikan oleh Thoriq, cukup umum dilakukan oleh pasangan-pasangan di Indonesia. Sesuai dengan sebutannya, pernikahan bisa dikatakan nikah muda apabila dilakukan usia muda.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2022, masyarakat di Indonesia mayoritas melakukan nikah muda dengan persentase di atas 55 persen.

Sebanyak 33,76 persen masyarakat menikah di usia legal awal, yaitu 19-21 tahun, 19,24 persen menikah di rentang usia 16-18 tahun, dan 2,26 persen menikah di bawah usia 15 tahun.

Sementara itu, masyarakat yang menikah di usia 22-24 tahun ada sebanyak 27,04 persen dan yang menikah di usia 25 tahun ada 17,67 persen.

Usia pernikahan legal di Indonesia sendiri memang tergolong muda, yaitu 19 tahun. Namun menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meskipun usia tersebut legal, namun bukanlah yang ideal untuk menikah.

BKKBN menyarankan untuk menikah di usia yang ideal, yaitu minimal 25 tahun untuk laki-laki dan 21 tahun untuk perempuan. Usia ini ditentukan berdasarkan pertimbangan psikologis atau mental, kesiapan kandungan bagi wanita, dan finansial.

Kelebihan dan Kekurangan Nikah Muda

Pernikahan yang dilakukan di usia muda dapat memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dan kekurangan nikah muda ini tentu dapat dipertimbangkan oleh setiap pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.

Dikutip dari Bridestory, berikut ini beberapa kekurangan dan kelebihan nikah muda jika dilihat dari berbagai aspek:

1. Kelebihan nikah muda

  • Pasangan dapat hidup bersama di usia yang produktif dan energik. Ini memungkinkan pasangan lebih antusias dan optimis dalam berkomitmen pada satu sama lain.
  • Siap untuk belajar dan berproses bersama. Pernikahan di usia muda artinya menghabiskan waktu bersama lebih banyak, dengan demikian pasangan memiliki lebih banyak waktu untuk menjadi diri terbaik mereka bersama-sama.
  • Memperoleh dukungan teman dan keluarga. Pasangan muda cenderung masih memperoleh banyak dukungan dari orang-orang terdekat dari berbagai aspek. Memiliki kakek, nenek, paman, bibi yang banyak akan membentuk sistem pendukung yang sangat kuat bagi pasangan muda.
  • Membuahkan hasil yang sangat memuaskan jika berhasil dipertahankan hingga tua. Hal ini karena proses kebersamaan pasangan nikah muda yang lebih panjang sehingga mampu menciptakan ikatan kuat antar satu sama lain.

2. Kekurangan nikah muda

  • Keuangan belum stabil. Ini merupakan masalah yang paling banyak dialami oleh pasangan muda. Masalah ini dapat terjadi karena pernikahan sering dilakukan saat kondisi ekonomi pasangan belum stabil untuk menopang hidup.
  • Kurang dewasa dan berpengalaman dalam menghadapi konflik yang lebih rumit terkait keluarga dan pernikahan bersama. Usia muda juga dikaitkan dengan kontrol emosi yang belum baik sehingga rentan terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
  • Kesulitan menyeimbangkan waktu pribadi dengan keluarga. Pasangan muda cenderung energik dan masih ingin bermain serta mengeksplorasi hal-hal baru. Sayangnya hal ini tidak bisa dilakukan karena harus mengurus keluarga. Oleh karena itu, tidak sedikit pasangan muda yang harus merelakan waktu sekolah, bekerja, atau bahkan bermain mereka untuk berumah tangga.
  • Rentan stres dan depresi, tidak sedikit pasangan muda yang mengalami masalah mental akibat kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan rumah tangga di usia muda. Banyak kasus pasangan muda yang membandingkan kehidupan mereka dengan teman-teman sebayanya yang masih lajang. Ini kemudian memperburuk kondisi psikologis.

Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangan, pernikahan baik di usia muda maupun dewasa tetap memerlukan berbagai persiapan. Ini termasuk kesiapan mental, komitmen, serta finansial.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora