Menuju konten utama

Kenali 7 Tanda Pernikahan Toxic dan Cara Menyikapinya

Tanda pernikahan toxic yang kerap terlihat di antaranya terjadi perselingkuhan hingga kurangnya komunikasi.

Kenali 7 Tanda Pernikahan Toxic dan Cara Menyikapinya
Ilustrasi Hubungan Racun. foto/istockphoto

tirto.id - Pernikahan adalah wujud komitmen dua orang individu untuk sepakat hidup bersama dalam suatu ikatan yang ditentukan oleh kebudayaan, dengan tujuan meraih kebahagiaan bersama.

Namun, fakta tak sedikit pernikahan toxic yang menghancurkan tujuan awal tersebut. Dilansir dari laman Oprah Daily, pernikahan toxic atau pernikahan beracun terjadi ketika muncul ketidakcocokan antar pasangan yang berujung pada pertengkaran, ketakutan, ketidaktenangan dan hilangnya rasa bahagia pada sebuah keluarga.

Sementara pada sebuah pernikahan yang sehat, pasangan suami istri akan berkomitmen pada tujuan untuk mencapai bahagia, serta muncul persahabatan yang tak luntur, juga ketenangan yang dirasakan masing-masing dalam kondisi apapun.

Memang tidak ada pernikahan yang selalu bahagia, sebab pasti akan muncul masalah yang memicu pasang surut dalam sebuah pernikahan. Namun pada pernikahan toxic, Anda mungkin mempertanyakan apakah Anda harus mengakhiri semuanya dengan bercerai untuk lepas dari masalah tersebut atau tidak.

7 tanda pernikahan toxic yang kerap terlihat

Guna mengenali ciri yang kerap terlihat pada sebuah pernikahan toxic, berikut ini beberapa hal yang bisa dirasakan oleh kedua pasangan:

1. Merasa insecure atau tidak aman

Ciri pertama dalam sebuah pernikahan toxic adalah Anda tidak merasa aman di dalamnya. Mungkin perasaan gugup dan gemetaran terjadi saat Anda mendengar langkah kakinya mendekat. Atau tekanan darah meningkat saat pasangan tidak segera membalas telepon atau Whatsapp Anda.

Bisa juga merasa trauma pada sebuah kesalahan yang sudah sangat sering dilakukan oleh pasangan, atau hal lain yang memicu rasa tidak aman lainnya pada hubungan pernikahan.

2. Selalu berargumentasi, kacau dan tidak stabil

Pernikahan yang selalu diwarnai adu argumentasi tidak sehat, penuh ejekan keras, saling serang kata-kata, permintaan maaf yang dibuat-buat, kacau serta tidak stabil adalah ciri lain dari beracunnya sebuah pernikahan.

Selain itu merasa seperti berjalan di sebuah hubungan yang rapuh, tidak tahu kapan dan apa yang Anda lakukan dapat membuat pasangan meledak emosinya. Penuh air mata dan merasa bahwa kesehatan mental Anda sedang tidak baik-baik saja, juga menjadi ciri dari pernikahan toxic.

Pasangan yang memiliki kebiasaan mengeluarkan kekasaran verbal, berbahaya bagi jiwa Anda dalam jangka panjang.

3. Pemikiran dan opini Anda dibatasi

Anda jarang diizinkan untuk mengeluarkan pendapat, beropini, menyuarakan kebutuhan dan perspektif Anda. Jika suatu ketika Anda berbicara, pasangan akan meremehkan, mengabaikan, mencemooh dan hal lain yang negatif.

Sementara dalam pernikahan yang sehat, pasangan akan selaras dengan pemikiran dan opini Anda, mempelajari dan memahami kebutuhan untuk dihargai. Mereka tidak akan mengabaikan perasaan dan pikiran pasangannya.

4. Tidak punya kendali untuk memberi keputusan

Jika Anda sama sekali tidak diberikan kendali atas keputusan apapun di rumah tangga itu, bahkan dari cara berpakaian, berbicara, siapa teman Anda semua diatur dan dikendalikan oleh pasangan, maka ini peringatan untuk waspada pada toxic-nya pernikahan. Dikte adalah ciri bahwa Anda ada di bawah kekuasaan pasangan yang posesif dan mengontrol.

5. Kurang komunikasi

Komunikasi dua arah sangat penting dalam hubungan apapun. Jika yang terjadi hanya komunikasi satu arah atau bahkan hilang maupun berkurang, maka ada sesuatu yang tidak beres. Jika salah satu menghindar untuk melakukan percakapan dengan alasan agar tidak bertengkar, itu juga bukan suatu hal yang sehat.

6. Perselingkuhan

Times of India menyebut bahwa selingkuh jadi salah satu faktor yang membuat pernikahan toxic dan hancur. Jika terjadi perselingkuhan pada salah satu pihak, segera atasi dan cari penyebab mengapa perselingkuhan bisa terjadi.

7. Masalah keuangan

Uang dapat menjadi pemicu stres yang besar dalam pernikahan, apalagi jika salah satu pihak menghabiskan uang lebih banyak dari yang lain untuk kepentingan pribadi, bukan untuk keluarga.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari