Menuju konten utama

6 Alasan Anak Pendiam & Cara Menghadapinya

Artikel berikut akan menjelaskan mengenai kondisi anak yang tiba-tiba menjadi pendiam. Simak beberapa penyebab dan cara mengatasi anak pendiam.

6 Alasan Anak Pendiam & Cara Menghadapinya
Ilustrasi. 6 Alasan Anak Pendiam & Cara Menghadapinya. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Anak pendiam identik dengan anak yang sedikit bicara dan kurang aktif dalam hal interaksi sosial. Perilaku seperti ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari malu hingga adanya trauma.

Anak dengan sifat pendiam umumnya memang lebih sulit bergaul, tapi bukan berarti mereka tidak bisa berteman. Sifat pendiam pun sebenarnya bukanlah masalah besar, kecuali anak sampai menutup diri dari orang-orang sekitarnya, termasuk pada orang tuanya sendiri.

Tak hanya itu, orang tua juga perlu waspada ketika anak tiba-tiba jadi pendiam. Artinya, awalnya mereka tergolong aktif, ceria, dan suka bersosialisasi, tapi kemudian mendadak jadi pendiam dan menyendiri.

Jika Anda melihat perubahan perilaku yang cukup signifikan seperti ini, maka Anda harus mencari tahu penyebabnya agar lebih mudah mengatasinya.

6 Alasan Anak menjadi Pendiam

Terdapat beberapa hal yang menjadi alasan kenapa anak menjadi pribadi yang pendiam dan suka menyendiri, berikut beberapa di antaranya:

1. Introvert

Salah satu penyebab anak pendiam adalah karena faktor kepribadian. Anak dengan kepribadian introvertbiasanya memang cenderung pendiam, tidak seaktif anak lainnya, dan lebih suka menyendiri.

Anak introvert bukan berarti tidak mau atau tidak bisa berteman, tapi mereka mudah lelah ketika harus berinteraksi sosial, terutama dengan banyak orang. Oleh karena itu, anak introvert terkadang butuh waktu menyendiri untuk mengembalikan energinya.

Introvert bukanlah sesuatu yang negatif. Selama mendapat dukungan dari orang tua dan memiliki rasa percaya diri yang baik, anak introvert pun tetap bisa bersosialisasi dengan baik, bahkan mencapai banyak prestasi di masa depan.

2. Malu

Rasa malu juga bisa menjadi penyebab anak pendiam, bahkan termasuk hal yang cukup umum bagi anak kecil. Biasanya rasa malu ini muncul ketika anak-anak bertemu dengan orang baru sehingga lebih sulit dalam hal berinteraksi.

Rasa malu ini pun sebenarnya bukan sesuatu yang negatif, bahkan memiliki sisi positif tersendiri. Anak-anak yang pemalu umumnya tidak mudah terlibat dalam masalah dan lebih mudah mendengarkan perkataan/nasihat orang lain.

Meski demikian, orang tua tetap perlu memberikan bimbingan yang baik agar rasa malu tersebut tidak mendominasi dan tidak menghambat aktivitas si kecil.

3. Kurang Percaya Diri

Kenapa anak menjadi pendiam? Jawabannya bisa jadi karena mereka kurang percaya diri. Anak-anak yang tidak percaya diri biasanya ragu-ragu dengan kemampuannya atau takut melakukan kesalahan sehingga lebih memilih untuk diam.

Dalam hal interaksi sosial, anak yang kurang percaya diri kemungkinan takut salah bersikap atau salah bicara. Penyebabnya bisa jadi karena sebelumnya mereka pernah ditegur, dihakimi, atau mendapat kritikan yang tidak disampaikan dengan baik.

Sebagai contoh, seorang anak menyapa orang yang lebih tua dengan bahasa kasual, tapi langsung ditegur secara kasar oleh orang tuanya karena dianggap tidak sopan. Meski maksud orang tuanya baik, tapi caranya bisa membuat si anak merasa malu dan bersalah.

Hal seperti ini kemungkinan akan membuat si anak berpikir dua kali ketika hendak menyapa seseorang. Ia takut salah atau dikritik lagi sehingga cari aman dengan bersikap diam saja.

4. Kendala Komunikasi

Penyebab anak pendiam yang perlu mendapat perhatian khusus adalah kendala komunikasi. Sebagian anak mungkin memiliki hambatan dalam berbicara atau mengungkapkan isi pikirannya secara verbal sehingga susah menjalin interaksi dengan anak-anak lainnya.

Selain itu, anak-anak dengan kendala seperti ini biasanya juga susah memahami ucapan orang lain sehingga tidak terjalin komunikasi dua arah yang baik. Kesulitan tersebut bisa membuat si kecil merasa tersisih karena ia sulit mengerti dan dimengerti sehingga berujung jadi anak pendiam.

5. Pola Asuh Orang Tua

Salah satu penyebab anak menjadi pendiam dan suka menyendiri adalah pola asuh orang tua. Terkadang ada orang tua yang terlalu protektif sehingga sering melarang anak untuk bergaul atau menyuruh anak pilih-pilih teman.

Ada pula orang tua yang otoriter, sering melarang anaknya melakukan banyak hal, atau justru sering memarahi anaknya ketika melakukan kesalahan. Pola asuh seperti ini bisa membuat si kecil kurang percaya diri sehingga menjadi anak pendiam yang sulit bersosialisasi.

6. Bullying dan Trauma Psikis

Jika anak tiba-tiba jadi pendiam, padahal dulunya ia termasuk anak yang aktif dan ceria, bisa jadi ia sedang mengalami trauma psikis akibat perundungan atau bullying.

Bullying bisa melukai harga diri anak, membuatnya jadi tak percaya diri, dan merasa stres. Ironisnya, anak yang pernah menjadi korban bullying bisa mengalami trauma berkepanjangan yang akan berdampak pada keterampilan sosialnya.

Korban bullying umumnya lebih susah percaya pada orang lain. Saat bertemu dengan anak atau orang baru, mereka takut mendapat perlakuan kurang mengenakkan sehingga memilih untuk diam atau menarik diri dari pergaulan.

Tips Menghadapi Anak Pendiam

Anak pendiam bisa mengalami kesulitan ketika harus bergaul atau berinteraksi dengan anak seusianya. Sebagai orang tua, Anda bisa melakukan beberapa hal untuk membantu si kecil mengatasi masalahnya.

Berikut beberapa tips dan cara mengatasi anak pendiam yang bisa Anda coba:

1. Ciptakan Suasana Nyaman di Rumah

Tips pertama yang bisa dilakukan adalah memastikan bahwa anak merasa nyaman di rumah. Hindari pola asuh otoriter dan overprotective yang bisa mengurangi kepercayaan diri si kecil.

Ketika anak merasa nyaman dengan rumah dan orang tuanya, maka ia akan lebih mudah terbuka. Orang tua pun bisa lebih paham bagaimana perasaannya, apa yang membuatnya jadi pendiam, dan bisa lebih mudah memberikan nasihat/masukan.

2. Ajak Anak Mengobrol dan Jadilah Pendengar yang Baik

Sering-seringlah mengajak anak Anda mengobrol. Mengobrol dengan sang buah hati memiliki banyak dampak positif, mulai dari melatih keterampilan berbahasa hingga memperkuat ikatan antara anak dan orang tua.

Namun, hindari memaksa anak pendiam untuk bicara. Misalnya, anak Anda pulang sekolah dan Anda bertanya bagaimana sekolahnya. Ketika anak tidak menjawab atau menjawab seperlunya, Anda terus memberikan pertanyaan serupa yang mungkin bisa membuat anak merasa kesal.

Alih-alih memaksa, Anda bisa memancingnya dengan topik yang anak Anda sukai dan ketika anak berusaha menceritakan sesuatu, jadilah pendengar yang baik.

Tunjukkan sikap antusiasme terhadap ceritanya dan jangan menghakimi. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai sekaligus membuatnya lebih percaya diri untuk mengungkapkan isi pikirannya pada orang lain.

3. Ajak Bersosialisasi

Tips lainnya adalah sering-sering mengajak anak untuk bersosialisasi dengan orang lain. Anda bisa mengajak anak ke rumah saudara, mengundang anak tetangga ke rumah, atau mengajak si kecil bermain di playground.

Meski demikian, jangan pernah memaksa anak untuk melakukan interaksi dengan anak lainnya. Sebagai makhluk sosial, semua anak pastinya memiliki naluri untuk bersosialisasi, tapi anak pendiam mungkin akan butuh waktu lebih lama untuk berinteraksi dengan orang lain.

Sering bersosialisasi akan membuat anak terbiasa dengan banyak orang, mengurangi rasa malu untuk berinteraksi, dan dapat meningkatkan rasa percaya dirinya.

4. Fokus pada Kelebihannya

Sebagai orang tua, hindari melabeli dan menyebut anak dengan sesuatu yang terkesan negatif, misalnya menyebutnya nakal, pemalu, pendiam, pemarah, cengeng, dan lain sebagainya. Sebaliknya, tekankan pada anak bahwa menjadi pendiam bukanlah hal yang buruk dan itu bisa menjadi keunikannya.

Tak hanya itu, daripada fokus pada sifat pendiamnya, sebaiknya orang tua lebih fokus pada kelebihan anak. Misalnya, anak memiliki bakat dalam hal melukis, maka Anda bisa memberikan dukungan dan dorongan agar anak mengembangkan bakatnya.

Berikan apresiasi atau pujian ketika anak berhasil mencapai sesuatu. Hal ini bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri anak sehingga ia bisa mengembangkan kepribadian yang lebih baik lagi.

5. Berlatih Berkenalan

Anak pendiam biasanya lebih susah bergaul atau sulit memulai interaksi dengan orang lain. Salah satu tips untuk mengatasi masalah ini adalah mengajak anak bermain peran untuk melatihnya berkenalan dengan orang lain.

Anda bisa mengajarkan kata-kata apa yang harus diucapkan untuk berkenalan, misalnya menyebutkan kata sapaan, nama diri, bertanya nama lawan bicara, dan sebagainya. Dengan berlatih seperti ini, anak tidak akan canggung lagi saat bertemu dengan anak-anak lainnya.

6. Komunikasi dengan Guru di Sekolah

Di lingkungan sekolah, guru memiliki peran penting dalam hal mendidik anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menjalin komunikasi dengan pihak guru di sekolah. Lewat komunikasi yang baik, orang tua bisa paham kondisi anaknya di kelas, kesulitan apa yang dialami, dan dapat bekerja sama dengan guru untuk mengatasinya.

Baca juga artikel terkait KEPRIBADIAN atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno