Menuju konten utama

Airlangga Yakin Ekonomi Digital Indonesia Capai 600 M Dolar AS

Pertumbuhan ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital ASEAN yang secara business as usual senilai 1 triliun dolar AS menjadi 2 miliar dolar AS.

Airlangga Yakin Ekonomi Digital Indonesia Capai 600 M Dolar AS
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberi penjelasan saat mengikuti rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/6/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/YU

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai upaya Indonesia untuk meningkatkan ekonomi digital nasional melalui kerja sama Digital Economy Framework Agreement (DEFA) dengan negara-negara ASEAN dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sebelumnya 360 miliar dolar AS menjadi 600 miliar dolar AS.

Pertumbuhan ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital ASEAN yang secara business as usual senilai 1 triliun dolar AS menjadi 2 miliar dolar AS.

"DEFA Ini satu-satunya kerja sama ekonomi digital dari seluruh region di dunia. Dan ini menjadi percontohan juga di dalam pertemuan ministerial meeting di OECD. Jadi ini kita diakui juga di tingkat global. Dan dengan program ini diharapkan ekonomi ASEAN yang business as usual adalah USD1 triliun akan naik menjadi USD2 triliun. Jadi ekonomi digital Indonesia pada 2030 yang diperkirakan USD360 billion, itu akan naik menjadi USD600 billion," kata Airlangga dalam Opening Ceremony FEKDIxKKI, di Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Meski begitu, untuk bisa mendapatkan potensi ekonomi digital, beberapa syarat perlu dipenuhi Indonesia. Pertama terkait e-commerce lintas negara dan perdagangan, digital ID, mobilitas talenta digital, pembayaran digital (e-payment), e-invoicing dan digitalisasi yang aman.

Sementara itu, agar kontribusi ekonomi digital dapat mencapai 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 204, pemerintah juga telah meramu kebijakan Strategi Nasional Ekonomi Digital 2030 yang baru diluncurkan pada akhir tahun lalu. Sebagai informasi, kontribusi ekonomi digital saat ini baru mencapai 8 persen terhadap GDP.

"Langkah akselerasi digital fokus untuk inovasi dan investasi ke depan dengan dua hal. Pertama, hilirisasi dari semikonduktor," ungkap Airlangga.

Dalam hal ini Indonesia sudah dipilih oleh Amerika Serikat dalam Indo Pasific Economic Framework (IPEF) untuk menjadi tujuh negara yang menjadi prioritas sebagai negara penerima ITSI Fund, pendanaan khusus untuk semikonduktor.

Pada saat yang sama, Indonesia juga akan mengembangkan ekosistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Ketua Umum Partai Golkar itu menjelaskan, upaya ini dilakukan untuk peningkatan penelitian dan pengembangan (R&D).

"Dan juga tentunya menjadi masuk dalam beberapa kabupaten yang menjadi zona inovasi yang juga mengembangkan futuristik teknologi,” tambah dia.

Sementara itu, dengan pertumbuhan ekonomi digital saat ini, Indonesia telah mampu menempati peringkat kedua sebagai negara tujuan investasi terbesar di ASEAN, dengan perkiraan nilai investasi mencapai 21,97 miliar dolar AS.

Menurut Airlangga, posisi Indonesia ini didorong oleh industri e-commerce nasional yang mampu meraup 40 persen pangsa pasar di ASEAN, dengan nilai sekitar 77 miliar dolar AS pada 2023.

"Dan juga tentu bonus demografi yang sangat mempunyai kemampuan teknologi ini 53 persen [dari populasi]," imbuh Airlangga.

Baca juga artikel terkait EKONOMI DIGITAL atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Flash news
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Irfan Teguh Pribadi