Menuju konten utama

Airlangga Pastikan Impor Kedelai dari AS Tak Rugikan Petani RI

Selama ini, klaim Airlangga, kebutuhan kedelai domestik pun masih harus dipenuhi dari Brasil atau negara produsen kedelai lainnya.

Airlangga Pastikan Impor Kedelai dari AS Tak Rugikan Petani RI
Perajin menunjukkan kedelai untuk bahan baku tempe di kawasan Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara, Rabu (2/11/2022). Pemerintah melalui Perum Bulog akan mengimpor sebanyak 350.000 ton kedelai dari Amerika Serikat dan Argentina untuk menjaga kebutuhan bahan baku industri tahu-tempe dalam negeri dan menstabilkan harga kedelai di pasaran. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/rwa.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan pembelian kedelai (soya bean) dari Amerika Serikat (AS) tidak akan berdampak kepada petani kedelai di Tanah Air. Sebab, selama ini kebutuhan kedelai domestik pun masih harus dipenuhi dari Brasil atau negara produsen kedelai lainnya.

“Jadi, terhadap produk itu (kedelai), sekarang pun kita impor. Jadi, apakah itu dari Brazil atau tempat lain, jadi tidak ada perubahan terkait jumlah barang yang kita impor,” kata dia, dalam Konferensi Pers usai Sosialisasi Kebijakan Tarif Resiprokal Amerika Serikat (AS) dan Optimalisasi untuk Mendorong Perdagangan dan Investasi, di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2025).

Pun, dengan pembelian produk pertanian lainnya seperti gandum atau bahkan produk energi.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu menjelaskan, selama ini Indonesia memang masih memenuhi pasokan kedelai, gandum, kapas, minyak dan gas (migas), hingga pesawat dari luar negeri. Karena itu, pembelian produk senilai 34 miliar dolar AS oleh Indonesia pada dasarnya adalah reorientasi negara impor saja.

“Terkait dengan pembelian produk Amerika, sebetulnya pembelian ini kita sudah lakukan. Tetapi ada reorientasi negara, jadi energi kita beli dari berbagai negara. Namun, kita akan konsentrasikan juga sebagian ke Amerika. Demikian juga pembelian produk agrikultur, selama ini juga kita impor wheat, impor gandum, dan juga soya bean,” sambung Airlangga.

Dengan begitu, Airlangga pun memastikan tidak ada tambahan secara keseluruhan terhadap barang impor dari Washington. Namun demikian, baik pembelian berbagai produk dari Amerika Serikat maupun impor produk lainnya dari Washington dipastikan tak akan melemahkan daya saing industri nasional.

Pasalnya, upaya untuk mendapatkan tarif resiprokal lebih rendah dilakukan dengan mempertimbangkan daya saing industri.

“Ya, tentunya kita melihat seluruhnya industri itu harus berdaya saing. Kedua harus punya kapasitas, jadi jangan sampai kita punya tarif rendah tapi kapasitas ekspor kita terbatas,” tukas Airlangga.

Baca juga artikel terkait TARIF TRUMP atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra