Menuju konten utama

6 Bank Himbara Bakal Terima Suntikan Rp200 T dari Pemerintah

Purbaya memastikan suntikan dana tersebut sudah akan membanjiri 6 bank pelat merah besok, Jumat (11/9/2025).

6 Bank Himbara Bakal Terima Suntikan Rp200 T dari Pemerintah
Cek saldo dan tarik tunai di ATM Himbara kini dikenakan biaya. foto/Antaranews

tirto.id - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan dana segar sebesar Rp200 triliun yang sebelumnya mengendap di rekening pemerintah di Bank Indonesia (BI) akan disalurkan ke enam bank himpunan milik negara (Himbara).

Keenam bank tersebut antara lain, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri), PT Bank Syariah Indonesia Tbk, dan Bank Syariah Nasional (BSN) yang mayoritas sahamnya dikendalikan oleh BTN.

Tidak hanya itu, ia juga memastikan suntikan dana tersebut sudah akan membanjiri 6 bank pelat merah besok, Jumat (11/9/2025), setelah dirinya menandatangani Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait penyaluran dana tersebut malam ini.

“Besok sudah masuk ke enam bank, Himbara semua,” kata dia, saat ditemui awak media di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (11/9/2025).

Lebih lanjut, saat ditemui usai rapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Purbaya menjelaskan, setiap bank Himbara akan mendapatkan nominal yang berbeda atas dana segar yang disuntikkan pemerintah. Meski begitu, mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (DK LPS) itu enggan menjelaskan berapa besar porsi dana segar yang diterima oleh masing-masing bank.

“Nanti, nanti kita atur. Harusnya cepat, malam ini saya tandatangani (PMK). Besok udah masuk ke bank-bank itu,” ujarnya.

Sementara itu, untuk memastikan dana yang disuntikkan pemerintah digunakan untuk melonggarkan likuiditas bank, Purbaya mengaku sudah bicara dengan 6 bank pelat merah itu agar tidak membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Dengan demikian, dana segar yang ada dapat digunakan untuk memperluas realisasi penyaluran kredit Perseroan kepada masyarakat.

“Jadi orang pernah bilang juga seperti itu bahwa kredit nggak akan naik kalau ekonominya nggak maju, gitu kan? Sudah pernah kita balik. Kita kasih uang banyak, kredit tumbuh juga. Kenapa? Ketika uang-uang itu punya uang lebih, ada cost of capitalnya, kan? Kalau ditaruh di brankas, rugi dia. Misalnya nggak ditaruh di BI lagi ya, rugi dia kan? Dia akan terpaksa menyalurkan dalam bentuk kredit,” jelas dia.

Dengan penempatan dana ini, pemerintah seakan memberi bahan bakar supaya mekanisme pasar dapat berjalan. Dus, perbankan pun akan berpikir lebih keras untuk bagaimana caranya meningkatkan realisasi penyaluran kreditnya.

“Kan mereka pintar nih untuk mencari proyek-proyek yang bagus untuk menyalurkan dana itu supaya tidak mengalami negative carry, negative spread. Jadi, dengan cara itu, hampir pasti uang akan nyebar di sistem ekonomi dan ekonomi akan tumbuh lebih cepat. Kredit pasti akan tumbuh lebih cepat dari yang sekarang,” tutup Purbaya.

Baca juga artikel terkait PURBAYA YUDHI SADEWA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra